Sejeong berjalan terseok-seok dari arah kelas menuju kantin untuk membeli minuman. Badannya terasa sakit —terlebih hidungnya— sejak bangun dari UKS tadi. Didalam, Guanlin dan Jaehwan sudah meminta maaf atas apa yang telah terjadi pada Sejeong tadi pagi."Bu, teh angetnya satu." Sejeong memesan dengan suara serak. Setelah pesanannya siap, ia kemudian duduk dan meminum tehnya pelan.
Sejeong tertunduk lemah sembari memijat tulang hidungnya. Gadis 17 tahun itu akhirnya meletakkan kepalanya dimeja dan akan memejamkan matanya kalau saja tidak ada seseorang yang tiba-tiba duduk didepannya.
"Aku denger, kamu suka cakwe," kata orang itu hangat sambil menyodorkan sepiring cakwe potong lengkap dengan sausnya. Sejeong mendongakkan kepalanya pelan, "Iya, makasih ya," lalu meletakkan kepalanya lagi dan memejamkan matanya hingga benar-benar terlelap.
-----
"Sejeong ga apa-apa?" tanya Jinyoung langsung saat melihat Daniel masuk kelas dalam keadaan lusuh. Yang ditanyai hanya mengangguk pelan lalu duduk ke bangkunya, membuka buku dan ikut mendengarkan sisa pelajaran."Woi Niel, itu tangan lo berdarah," bisik Hayoung. Daniel lalu melihat tangannya dan mengangguk sebagai tanda terima kasih karena telah diingatkan.
"Abis gebukin siapa lagi?" tanya Seongwoo dengan nada menggoda. Sudah lama sejak ia melihat tangan Daniel berdarah karna kesalahannya di masa lalu. Ia kemudian menyodorkan tisu, memintanya untuk membersihkan lukanya barang hanya mengelap. Daniel hanya menghela napas panjang. Disatu sisi, ia ingin membolos jam pelajaran Pak Suho untuk menemani Sejeong. Namun, disisi lain, ia sudah lelah dihukum dan hukuman Pak Suho biasanya tak main-main. Daniel terlalu sibuk.
Laki-laki bergigi kelinci itu akhirnya menyerah pada egonya dan memilih mengikuti sistem, duduk diam mendengarkan guru menerangkan.
--------
Secepat kecepatan suara merambat di udara, Daniel berlari begitu mendengar bel berbunyi menuju ruang UKS.
Brakkk
Dokter UKS terperangah melihat pintu ruangannya dibanting keras. Setelah mencari-cari, Daniel memiringkan kepalanya heran,
Sejeong kemana? Tadi, ia terlihat terlalu lemah bahkan untuk berjalan sekalipun.
Daniel keluar setelah meminta maaf karena bantingan pintunya. Ia kemudian berjalan perlahan menuju ruang kelas kekasihnya, lalu terhenti,
Terhenti karena melihat pemandangan yang begitu asing di matanya.
Sejeong terlelap diatas meja kantin. Disampingnya ada Jaehwan, sosok yang membuat tangan Daniel yang darahnya belum kering mengepal kembali. Jas orang itu pun melekat pada punggung dan bahu Sejeong.
"Ga tau malu ya lo?" Ucap Daniel sarkas sambil mencengkram bahu Jaehwan, "Masih kurang lo ngerepotin dia? Bosen idup mas?" lanjutnya.
Jaehwan berbalik, "Lepasin," ia menghentakkan bahunya hingga cengkraman Daniel terlepas, "Kata orang-orang ini pacar lo? Beda banget ya? Kok bisa cewek kaya Sejeong mau sama sampah masyarakat kaya lo!"
Daniel terdiam.
"Gue harap lo bisa jaga dia baik-baik deh. Kalo ngga, gue siap gantiin lo," ucap Jaehwan lalu berdiri, bersiap pergi dari kantin.
"Punya hak apa lo ngomong gitu sama gue?" potong Daniel melihat Jaehwan yang akan melenggang pergi, "Emang lo siapa? Gue kenal lo? Sejeong kenal lo? Gausah sok deh orang asing!" Daniel berkaca-kaca memandang Jaehwan pergi seolah tak mengindahkan peringatannya. Ia kemudian duduk disamping Sejeong, menunggu ia bangun.
Ditengah lamunannya, Daniel tersadar karena teriakan Seongwoo menggelegar di seluruh kantin.
"Woi kang mamat! Pacaran mulu dah, gak makan lo?"
"Ah si Ong kaya gatau aja, Daniel mah asal liat senyumnya Sejeong 4 hari 3 malem puasa mah kecil," sahut Jihoon lalu berjalan ke arah Daniel dan Sejeong, "Gila, nyenyak banget yak. Kantin rame begini dia kaga kebangun."
"Orang cantik mah bebas," Jinyoung menimpali lalu duduk di meja sebelah Daniel dan Sejeong, memakan nasi goreng dengan bonca*be level 30 favoritnya.
"Daewik kemana?" tanya Daniel menyadari sahabatnya menghilang.
Seongwoo menoleh "Noh," dan tampaklah Daehwi menggoda para adek kelas yang sedang jajan di kantin, "Dia gapapa?" tanyanya sambil melirik ke arah Sejeong.
Daniel kembali terdiam memandangi kekasihnya.
"Yeu diajak ngomong malah diem aja. Belum ngopi ya lo makanya diem diem bae?" ucap Seongwoo kesal. Jinyoung tersedak karena tertawa hingga Jihoon yang terjungkal mendengar kerecehan Seongwoo. Daniel hanya tersenyum tipis, seakan candaan Seongwoo membuat kegelisahannya pergi walaupun hanya sedikit.
*****
Vote&Comment juseyoo❤
KAMU SEDANG MEMBACA
caravan || •kdn×ksj✔
FanficC O M P L E T E D - [ T R O U V A I L L E ] Kalo kata Sejeong, Kang Daniel itu kaya jalan menuju surga. Lempeng, lurus dan bercahaya, tapi berlubang. Lubangnya banyak banget, udah ngerokok jutek pula. Kebalikannya, si Daniel bilang kalo Sejeong itu...