13

24 9 0
                                    

~Budayakan vote ya,chinguu^^~
.
.
.
.
.
.
.
"Happy Reading^^~
.
.
.
.
.
.
At Rumah Sakit Mansae

Hyemi Pov

Perkenalkan aku adalah Hyemi anak tunggal dari pemilik Rumah Sakit Mansae. Dalam keluargaku telah mengalir darah jiwa penolong atau bisa disebut seorang ahli dokter. Keluargaku sangat pandai dalam ilmu kesehatan.

Maka dari itu aku pergi ke LA. Disana aku berusaha mencapai cita-citaku sebagai dokter dengan meninggalkan orang-orang tersayangku di Seoul.

Mereka adalah Jin Hyung, dan Kim Taehyung.

Sekedar mengulik kehidupan masa laluku. Dulu aku pernah melaksanakan kencan singkat dengan Ex-namjachinguku, Kim Taehyung.

Aku sadar kami adalah sahabat sejak memulai sekolah di SMA Minguk.
Kami selalu sekelas, tidak pernah terpisah hingga 3 tahun.

Hingga pada akhirnya, Ayahku berkata aku harus menempuh pendidikan kedokteran di LA.

Aku sedih.

Tentu saja.

Aku akan meninggalkan hyung kesayanganku, Jin Hyung. Aku sudah nyaman memanggilnya Hyung walaupun hanya berbeda beberapa bulan saja kelahiranku dengannya. Dia Hyung yang paling mengerti diriku. Dan dia adalah salah satu orang yang pertama tau bahwa aku akan ke LA.

Bagaimana nasib Kim Taehyung?

Ah, aku lupa. Dia bahkan baru beberapa hari melaksanakan kencan denganku.

Biar kujelaskan.

Kenapa kami kencan(?).

Aku disini hanya orang bodoh.

Aku terlalu hanyut dengan sikap hangatnya. Sampai aku memendam rasa cintaku kepadanya.

"Hye-ya~ kencanlah denganku"

Sebuah ajakan yang sangat-sangat membuatku senang. Seperti ada popcorn yang meletup-letup di jantungku.

Tapi aku menghapus segera semua pikiran itu.

Ketika Taehyung bilang.

"sejenak saja agar aku bisa melupakannya, Hye-ya~"

Aku menerima tawarannya.

Aku tau saat itu aku mengambil langkah salah. Dengan mengorbankan perasaanku.

Dia tidak benar-benar mecintaiku. Dia hanya kesepian. Dan butuh sosok kekasih yang selalu memberikan perhatian. Karena aku sahabat lamanya. Aku tau jelas apa yang ia alami selama ini. Dia tenggelam dalam kenangan kisah cintanya bersama gadis bernama Alra itu.

Aku menghargainya.

Tapi apa yang kudapatkan.

Justru sikap dingin yang terlihat canggung.

Aku paham bahwa ini bukan diri Taehyung sebenarnya.

Tapi dulu dengan bodohnya aku membiarkannya seperti itu.

Hingga akhirnya aku mengajaknya bertemu.

Tempat biasa yang selalu kami kunjungi Banana's Resto.

Kami duduk bersebrangan.

Hingga sebuah ucapan memecahkan kesunyian.

"Maaf, aku tidak bisa. Hye-ya~ ada apa dengan diriku?"

Aku mengernyit meneliti setiap ucapan yang ia katakan.

"yang kita lakukan sia-sia saja. Kita hanya seorang sahabat. Dan akan selalu cocok seperti ini."

Dia meneruskan kalimatnya.

"ini membuatku tak nyaman. Dan aku tahu kau juga"

Kau memang sahabatku tae. Kau selalu mengerti apa yang kurasakan. Tapi kali ini kau tidak mengerti arti pertemuan ini. Dan setiap kalimat yang kau ucapakan membuat hatiku sakit. Kau tidak tau itu tae.

"Lupakan itu semuanya,tae-ya~. Aku baik-baik saja. Dari awal tujuanku aku hanya ingin membuatmu merasa lebih baik. Tapi maafkan aku tak bisa melakukannya"

Aku berbohong.

Tentu saja.

Aku memendung air mata yang sejak tadi ingin ku keluarkan. Aku tidak mau Taehyung melihatku menangis. Aku tidak mau.

"Jadi kau tidak usah merasa bersalah. Apapun itu alasannya. Kau akan tetap menjadi sahabatku. Benarkan itu Taehyung?"lanjutku.

Dia tersenyum getir mendengar jawabanku.

Aku memutar otak untuk mengatakan tujuan kami dari awal bertemu. Aku tau akan seperti ini akhirnya. Tapi masih saja tidak siap. Entah mengapa?

"Tae, aku akan pergi ke LA"

Dia menegang. Dia terdiam akibat ucapanku.

"kau bercanda bukan?"

Dia tidak mempercayaiku.

"Aku serius kali ini, Tae. Tolong dengarkan aku. Aku akan kembali ke Seoul aku berjanji akan menemui kau dan Jin Hyung setelah aku menyelesaikan studiku dan menjadi dokter"

Terlihat ia menunduk dan meneteskan buliran air mata.

Aku harus kuat.

"Lihatlah dirimu. Kau laki-laki sudah dewasa pula. Layaknya anak kecil yang masih menonton kartun Pororo. Kau menangis tersedu-sedu seperti itu"

Lalu dia berdiri dan menarikku ke sebuah taman yang tidak jauh dari Banana's Resto.

Dia memelukku.

Aku paham betul. Di balik topeng ksatrianya. Dia sering menyembunyikan tangisan ini.

"Kajimaa, hye-ya~. Bukankah kita pernah berjanji kau, Jin Hyung akan selalu bersamaku"

"Aish kau ini tae. Aku hanya pergi sebentar, bukan selamanya"

"Tapi kau harus berjanji. Dan kau harus membayar tangisanku ini dengan sebuah gelar kedokteran. Kau mengerti?"ujarnya.

"ah aku benar-benar tidak siap" dengusnya.

Aku terkekeh.

"tentu saja. Aku tidak akan mengecewakanmu dan Jin Hyung"

Tapi dibalik itu semua. Semoga aku bisa melupakan rasa cintaku padamu tae.

Tapi apa?

Aku malah masih merasakan degupan kencang. Hanya dengan melihat wajahnya sebal seperti itu.

Aku tidak mau usaha yang kulakukan sia-sia. Membuang jauh-jauh perasaan ini di LA.

Lucu sekali.

Terkekeh dalam lamunanku.

Hingga sebuah ketukan menyadarkanku.

Tok

Tokkk tokk~

"iya, masuklah" jawabku.

"Selamat datang pasien pertamaku." ucapku ramah.

"Dengan Tn.Jungkook?" aku menoleh mengikuti arah pasienku datang.

Keheningan menyelimuti pertemuan ini.

"lama tak berjumpa, Hye-ya? Rupanya kau sudah menjadi dokter sukses"

Sebuah sunginggan terlihat jelas di wajahnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Next

DANGEROUS BOY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang