18

8 2 0
                                    

~Budayakan vote ya,chinguu^^~
.
.
.
.
.
.
.
"Happy Reading^^~
.
.
.
.
.
.
#Flashback On

"ah jadi nama bayinya jeon jungkook. Dia tampan ya seperti aku"

Ujar jin tersenyum ke papahnya.

"Aish emang ya anak papi Jinho ini percaya diri sekali" ujar papahnya jungkook. 

"Pokonya kalau sudah besar nanti, dia akan aku ajak main terus"

Papah jungkook dan papah jin tertawa bersama melihat tingkah jin yang seolah-olah mengajak main baby jeon.

#Flashback off

Di sisi lain. 

Malam yang sunyi ditemani beberapa kaleng soju. Aku menyatu bersama suara air yang hampir kehilangan suara.

'Alra dan taehyung segera menikah'
Ucapan itu terus terngiang-ngiang diotakku.

5 menit yang lalu

"Hallo Kookie~ya?"

"Ada apa Hyung?"

"Kebiasaan! Kau tidak membalas sapaanku"

"apakah kau hari ini menemui doktermu?"

"Tentu,  tadi siang aku bertemu"

"Ada apa?"

"Hmm.. Begini apa kau masih tergila-gila dengan Alra?"

"maksud hyung?"

"Ah eh"

Jin sedikit kikuk dengan jawabannya.

"Alra dan taehyung segera menikah"

Aku terdiam.

Aku tertohok dengan nafasku sendiri. 

Apa benar ini yang dinamakan cinta bertepuk sebelah tangan.  Bahkan aku melangkah saja belum. 

Tapi ini kenyataan yang harus aku terima.

"terus kenapa?"

"ya aku memberi tau saja.  Kau dan alra kan dekat.  Dan juga dengan"

Suara jin Hyung langsung dipotong.

"Aku tidak pernah dekat dengannya"

"jangan berbicara begitu. Tae bilang dia akan melangsungkan pernikahan akhir bulan ini"

Jawaban yang benar-benar membuatku harus berhenti melangkah. Untuk sekedar satu kali melangkahpun aku tak bisa. Apa sebegitu kecilkah peluangku?

"oh begitu. Baguslah semoga lancar"

"kau tidak akan hadir?"

"liat nanti kondisiku bagaimana. Kau tau kan aku tidak benar-benar sehat?"

"hmm baiklah.  Jaga dirimu baik-baik kooki~ya"

Aku langsung memutuskan sambungan telefon.

Aku kehilangan akal sekarang. 

Aku ingin sembuh dan menikah dengannya. 

Itu rencanaku. 

Tapi apa? 

Ini tidak sesuai harapanku. 

Satu tetes demi tetes membasahi pipiku.

Aku berdiri dengan kedua kaki yang bahkan menopangku saja kurasa tak sanggup. 

"Aku akan akhiri ini"

Lalu aku berjalan ke atas jembatan sungai han.

Dan menelfon seseorang. 

Layar telefon tercantum nama Alra. 

Kau bahkan tak mengangkat telefonku alra~ya. Apakah harus berakhir seperti ini?

Aku tidak ingin menghancurkan kebahagianmu lagi. 

Selamat tinggal alra~ya.

Jungkook memutuskan mengakhirinya dengan melompat dari jembatan sungai han. 

Alra pov

"AAAAAAA"

Teriakan Alra menggema seisi apartemen.

"Ada apa alra~ya"

"aku bermimpi jungkook sudah tidak ada,tae"

Taehyung berpikir sejenak.

"itu hanya mimpi buruk Alra. Dia akan baik-baik saja.  Sekarang kamu tidur ya. Siapin tenaga buat besok perjalanan"

"Tapi tae"

"udah ya, aku disini temenin kamu. Tenang aja"

10 menit kemudian

Alra bersatu dalam mimpinya kembali.

Author pov

Taehyung tak kunjung memejamkan matanya. 

Sejenak dia berpikir untuk menghubungi Hyungnya. 

"Jin?"

"MWO?!"

galak banget si ni emak-emak. 

"Kau tidak lihat ini jam berapa? Apa kau tak punya jam. Apa perlu ku beri tau?"

"tidak hyung"

"lalu ada apa kau menelfon pagi-pagi begini?"

"aku punya firasat yang kurang baik"

"hm memangnya ada apa?"

"Alra tadi terbangun bermimpi Jungkook sudah tidak ada"

Lama tidak ada jawaban.

"Hyung?"

"hm tae,  apa aku salah?"

"Salah apa?"

"tadi aku memberi tau kalau kau dan alra akan segera menikah"

"Hyung, kenapa kau tak beri tau aku dulu? Kau tau kan. Jungkook itu sakit dan pasti dia stress mendengar kabar ini. Aishhhh"

Taehyung mengacak rambutnya frustasi.

"aku juga tidak tau alamat apartemennya. Aku harus bagaimana?"

"yasudah kalau gitu besok kita cari tau"

"tapikan kau besok pergi ke indonesia?"

"bisa dicancel. Bagaimanapun kita harus bertemu dengannya. Aku tidak mau mimpi alra jadi kenyataan"

"yasudah kalau begitu"

Tutt

Telfon terputus
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Next

DANGEROUS BOY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang