"Ra, kok mata lo kenapa bengkak kaya orang habis nangis gitu." tanya Gifar cemas karena melihat pacarnya seperti habis menangis saat memasuki kelasnya.
"Gak gue gapapa." ujar Tara sambil duduk di bangkunya.
"Beneran lo gapapa?"
"Bener Far." jawab Tara memastikan.
Di sebelah Gifar sudah ada Bayu yang diam-diam memperhatikan Alana yang matanya juga tampak bengkak sama seperti Tara, beberapa detik kemudian Bayu berjalan menuju ke samping Alana.
"Lo juga habis nangis ya Al?" Alana mendongakkan wajahnya yang sejak tadi menunduk.
"Hmm enggak kok."
"Gak usah bohong, kelihatan kali dari mata lo yang bengkak itu kalau lo habis nangis."
"Iya, gue habis nangis." akhirnya Alana menjawab jujur.
"Kenapa lo nangis?"
"Bukan urusan lo."
"Jadi gue gak boleh tau?" Bayu mengangkat sebelah alisnya.
"Buat apa lo tau?"
"Gak boleh gue care sama lo?"
"Pasti itu cuman sebatas care sesama teman Alana, pokoknya lo gak boleh blushing." runtuk Alana dalam hati.
***
Tara, Deani, dan Alana sudah berada di kamar Sari yang akan segera berangkat ke Amerika. Mereka semua membantu Sari mempersiapkan segalanya dengan berat hati, karena mereka masih belum merelakan sahabatnya yang akan meninggalkan mereka itu.
"Sar, nanti lo harus tetep aktif ya di grup kita." ucap Deani.
"Iya gue bakal aktif terus kok, kalian tenang aja nanti gue bakal sering-sering video call sama kalian kok." balas Sari.
Tara mengusap air matanya yang mulai menetes lagi. "Gue masih belum rela buat lo tinggalin Sar."
"Ih lo jangan nangis lagi dong Ra, nanti kalau gue liburan gue bakal ke sini kok, tenang aja oke." Sari berusaha menenangkan Tara.
"Kenapa sih bokap nyokap lo gak ngeizinin lo tinggal sama eyang lo aja?" Alana mulai meneteskan air matanya kembali.
"Kalian jangan pada nangis terus dong, gue kan jadi ikut sedih lagi." ujar Sari.
"Sar nanti kita tinggal bertiga dong di sini kalau lo pergi." Deani mulai membuat suasana menjadi kembali hening lagi, lagi-lagi air mata menetes dari mata mereka. Perpisahan ini begitu membuat mereka bersedih, karena tanpa salah satu dari mereka, persahabatan mereka pasti seperti ada yang kurang.
Sari dan Deani sangatlah dekat seperti Tara dan Alana, jadi yang sangat terpukul sekarang adalah Deani. Dia sangat merasakan kehilangan sahabat terdekatnya, walaupun memang mereka semua sama-sama dekat.
"Sari cepat turun kita mau berangkat sekarang!" suara Ibu Sari membuat Alana, Tara, dan Deani memeluk Sari, mereka berpelukan seperti waktu di kantin sekolah.
"Sar, ayo kita turun, biar barang-barang lo nanti kita bantuin bawain."ujar Tara yang mulai bisa menenangkan dirinya.
"Ya udah ayo kita semua bantuin Sari." tambah Deani yang sudah turun dari ranjang Sari.
Setelah membereskan semuanya dan membawanya ke bawah. Tara, Alana, dan Deani satu persatu menyalami orang tua Sari.
"Om, Tante, Sari, hati-hati ya." ucap Tara setelah mencium tangan Ibu Sari.
"Iya makasih ya kalian semua udah mau jadi sahabat Sari selama ini." jawab Ibu Sari.
"Iya sama-sama tante." balas mereka bersamaan.
Sari menghampiri sahabat-sahabatnya sebelum dia benar-benar meninggalkan mereka semua. "Makasih ya buat kenangan yang selama ini yang udah kita bikin bareng-bareng, gue gak akan pernah ngelupain itu semua." Sari menjatuhkan air matanya lagi.
"Iya Sar sama-sama, makasih juga ya." Deani memeluk Sari dengan sangat erat.
"Al, kok lo diem aja sih?" tanya Sari yang melihat Alana dari tadi diam saja.
Dengan sangat cepat Alana memeluk Sari. "Gue gak ikhlas lo pergi Sar." ucap Alana masih memeluk Sari.
"Biasa aja Al, gak usah nangis terus." Sari mengelus punggung Alana yang masih terus memeluknya itu.
"Sar, lo hati-hati ya nanti di sana jaga kesehatan, terus jangan lupa cari pacar yang ganteng ya, kan di sana pasti ganteng-ganteng hehe." Tara sengaja berbicara seperti itu karena ingin mencairkan suasana.
"Hahaha bisa aja lo Ra, nanti gue bawain cogan satu buat lo. Eh, tapi nanti Gifar mau lo kemanain?" balas Sari sambil tertawa.
"Gifar mah gimana nanti aja Sar."
"Jahat banget lo Ra." ucap Alana.
"Gue berangkat ya, soalnya nanti ketinggalan pesawat kalau gue telat."
"Bye Sar, jaga diri lo baik-baik ya Sar di sana." teriak Deani pada Sari yang mulai berjalan menjauh menuju mobilnya.
"Iya, kalian juga ya." Sari melambaikan tangannya dan menaiki mobil.
*** The Same Wound ? ***
Salam dari author ❤❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
The Same Wound ? [COMPLETED]
Teen FictionCinta adalah sebuah kata yang sangat mudah untuk di ucapkan, tetapi cinta adalah sesuatu yang sangat sulit untuk dideskripsikan.