"Cinta tidak harus memiliki, tapi cukup menjaga dan tidak menyakiti orang yang kita cintai."
***
"Dek, buruan berangkat entar gue telat!" teriak Kak Mila dari lantai bawah. Kak Mila sudah menunggu Tara dari kurang lebih satu jam yang lalu, hari ini Tara akan camping.
Tara turun dari lantai dua sambil kesusahan membawa koper dan tas lainnya, "Aduh, susah banget sih ini bawa barang-barangnya," keluh Tara seraya menuruni tangga.
"Dek, lo tuh mau camping atau mau pindahan sih?" Kak Mila tertawa melihat barang bawaan Tara yang banyak sekali itu.
Tara tidak menggubris pertanyaan Kakaknya, dia masih sibuk dengan semua barang bawaannya. "Gini nih, punya Kakak bisanya malah ngetawain. Bantuin kek bawain barang-barangnya!"
"Udah cepetan berangkat!"
***
"Anak-anak hari ini kita akan berangkat ke tempat perkemahan, apakah kalian sudah siap?" tanya pembina pramuka tersebut.
"Siap Pak," jawab mereka bersamaan.
Setelah mendengar berbagai pengumuman tadi, mereka langsung berangkat menggunakan bus yang sudah disiapkan, satu kelas di sediakan satu bus. Karena Tara dan Gifar satu kelas jadi mereka satu bus. Tara melihat ke kanan dan ke kiri mencari bangku yang kosong. Saat sedang sibuk mencari bangku Tara melihat Alana duduk dengan Bayu, padahal Tara sudah janjian dengan Alana jika mereka akan duduk bersama.
"Al, kok lo duduk sama Bayu sih? Kan kita kemarin udah janjian mau duduk bareng," tanya Tara pada Alana yang sedang asik berbicara dengan Bayu.
Mendengar seseorang menyebut namanya Alana melihat pada pemilik suara tersebut, sebelum menjawab Alana tersenyum sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Gimana ya Ra? Soalnya gue diajakin Bayu duduk bareng."
"Tapi sekarang gue duduk sama siapa dong?" protes Tara dengan nada bicara sedikit kesal.
Alana hanya menaik-turunkan bahunya, sedangkan Tara kembali berjalan mencari tempat duduk yang kosong. Sampai pada bangku terakhir, Tara melihat Gifar duduk sendiri dan sedang mendengarkan musik menggunakan earphonenya.
Terpaksa Tara harus duduk dengan Gifar, Tara langsung duduk di samping Gifar tanpa izin terlebih dahulu. Gifar yang menyadari jika ada seseorang yang duduk di sampingnya langsung menengok dan menatap tajam seseorang itu.
Gifar melepaskan earphonenya, "Gak sopan banget, langsung duduk tanpa minta izin dulu!"
Tara pun menatap Gifar, "Suka-suka gue dong!" Tara tidak kalah nyolot dibanding Gifar.
"Bilang aja pengen duduk di sebelah mantan!" tembak Gifar dengan tampang so kepedeannya.
Tara menatap Gifar sambil bergidik geli, "Pede banget sih lo!" bentak Tara.
Selama perjalanan menuju tempat perkemahan Tara mendengarkan musik sambil melihat updatean terbaru di sosmednya, mata Tara mengantuk dan akhirnya ia tertidur di bahu Gifar. Gifar yang tengah asik dengan handphonenya lantas merasa sedikit risih, namun di balik rasa risih itu ia menyukai keadaan seperti ini.
"Gue kangen saat-saat kaya gini Ra," bisik Gifar sambil membenarkan kepala Tara agar lebih nyaman, tapi tetap pada posisi yang sama yaitu bersandar di bahu Gifar. Gifar terus memandangi Tara, ia benar-benar merindukan Tara-nya. Tara yang dulu ia kenal, Tara yang membuat hari-harinya lebih berharga, dan Tara yang selalu ada disisinya. Lama-kelamaan Gifarpun ikut tertidur karena rasa kantuk yang tidak bisa terlawankan lagi.
"Woy bangun udah nyampe," teriak Alana yang melihat Tara dan Gifar masih saja tertidur.
Tara membuka matanya dan menyadari jika dirinya tertidur di bahu Gifar, Tara menjauhkan dirinya dari bahu Gifar. "Kok gue bisa tidur di bahu dia sih?" tanya Tara pada Alana.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Same Wound ? [COMPLETED]
Teen FictionCinta adalah sebuah kata yang sangat mudah untuk di ucapkan, tetapi cinta adalah sesuatu yang sangat sulit untuk dideskripsikan.