Pacar

192 12 4
                                    

"Tak mudah mencintai dalam diam, memang terasa menyakitkan, tapi ada hal lain yang membuat indah.....
Meski tanpa ucapan, hanya tatapan yang seolah menerjemahkan rasa yang tersimpan, sebab kita tahu adakalanya cinta hadir bukan untuk bersama, tapi untuk merelakan."

***

Tok tok tok

Tara mendengar suara seseorang mengetuk pintu kamarnya, Tara menyuruh seseorang dibalik pintu itu masuk.

"Masuk aja Kak! Kak, Gifar udah disuruh pulang kan?" teriak Tara dari dalam kamar.

Seseorang membuka pintu kamar Tara dengan sangat perlahan, Tara melihat orang itu dan dia pun terkejut karena yang membuka pintu itu adalah Gifar. Tara hanya diam tidak mengeluarkan kata-kata apapun karena tadi Gifar pasti mendengar jika Tara menyuruh Kakaknya untuk mengusir Gifar.

Gifar berjalan menghampiri Tara dan duduk di kursi dekat meja belajar Tara. "Kenapa lo gak sekolah?" tanya Gifar dengan wajah datarnya.

"Lo gak lihat apa gue lagi sakit gini?" Tara bertanya balik dengan nada jengkelnya.

"Emangnya gak boleh, kalau gue nanya langsung sama pacar gue sendiri?" tanya Gifar lagi dan membuat Tara malu, mungkin Tara merasa malu karena baru sekarang dia mempunyai pacar.

"Mmm, gak gitu juga Far." jawab Tara dengan nada suara yang ragu-ragu.

"Kenapa jawabnya kok ragu gitu? Gak suka gue datang kesini?" pertanyaan Gifar membuat pipi Tara berubah warna menjadi kemerahan, bukan karena kesal tetapi karena dia malu sudah ketahuan ingin mengusir Gifar dari rumahnya.

"Maksud gue, gue gak mau ngerepotin lo aja." jawab Tara dengan apa yang ada di fikirannya sekarang.

"Emangnya gue datang kesini bikin gue repot?"

"Enggak juga sih." Tara mengalah karena Gifar terus saja melawannya.

"Gimana keadaan lo sekarang? Udah baikan atau masih demam?"

"Ya gitu deh."

Gifar beranjak dari kursinya dan mendekatkan dirinya pada Tara, dia menempelkan punggung tangannya pada kening Tara untuk memeriksa suhu badan Tara. "Badan lo masih panas Ra, besok lo jangan sekolah dulu ya biar gak tambah sakit."

"Tapi nanti gue ketinggalan pelajaran lagi."

"Nanti gue pinjemin buku catatan gue biar lo bisa nyalin, yang penting sekarang lo harus pulih dulu dari penyakit lo!"

"Iya iya, udahkan nengokin gue? sekarang mending lo pulang!"

"Jadi ngusir lagi nih ceritanya?" goda Gifar.

"Bukan ngusir cuman nyuruh balik doang."

"Kamu kok gitu sih?"

"Ih apaan sih lo kok kamu aku jadinya?" Tara bergidik geli karena Gifar berkata 'kamu' tadi.

"Emang gak boleh ngomong gitu sama pacar sendiri?" lagi-lagi Gifar menyebut kata 'pacar', Tara pun mulai bingung harus menjawab apa. Akhirnya dia tidak menjawab pertanyaan Gifar dan mulai asik membaca novel yang baru dia beli beberapa hari yang lalu.

"Gue balik ya?"

"Kenapa balik?"

"Kan tadi lo yang nyuruh gue balik, sekarang lo nanya kenapa gue mau balik. Dasar labil!"

"Jadi ceritanya lo ngambek?"

"Enggak juga sih."

"Ya udah kalau lo mau balik, balik aja sana!" jawab Tara cuek.

"Kok gitu sih sama pacar sendiri?"

"Emang gak boleh kaya gini sama pacar sendiri?"

"Gak boleh, ih geli gue denger kata 'pacar' terus hahaha."

"Kan emang kenyataannya kita pacaran."

"Tapi gue sendiri geli ngedenger kata pacar."

"Emang sebelumnya lo belum pernah pacaran?" tanya Gifar.

"Belum." jawab Tara singkat.

"Masa cewek kaya lo belum pernah pacaran sih?"

"Lo gak percaya sama gue?"

"Ya gue aneh aja gitu lo kan cantik, baik, pinter, ya pokoknya perfectlah."

"Gue pernah sih hampir jadian tapi keburu ditikung sahabat gue sendiri." Tara mulai mengungkit-ngungkit tentang masa lalunya pada Gifar.

"Jadi gue first love lo?"

"Maybe." Tara mengedikkan bahunya.

"Gue balik dulu ya."

"Emangnya lo mau kemana?"

"Gue mau pergi ke rumah Bayu dulu ada urusan sebentar."

"Ouh ya udah deh, hati-hati ya di jalannya, makasih udah nengokin gue."

"Gak usah bilang makasih kali, kan gue pacar lo."

"Far gak usah sebut-sebut kata pacar deh geli gue dengernya."

"Iya udah gue balik ya."

"Iya, bye."

"Bye." Gifar membuka pintu kamar Tara dan berlalu dari hadapan Tara yang masih memperhatikan punggung Gifar yang mulai menghilang dari balik pintu.

*** The Same Wound ? ***

Hai guys,gw telat update dikarenakan lagi asik liburan hehehehe,gw minta maaf banget yaaaa.

Sorry kalau makin kesini cerita gw makin garing,karena gw idenya lagi gak ngalir nih. Sorry juga kalau di part ini pendek bangetttt.

Jangan lupa tinggalin jejak vommentnya ya guys,kalau mau spam coment juga boleh kok karena itu bikin gw tambah semangat lanjutin ceritanya.

Salam dari author :*

The Same Wound ? [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang