Zikra dan Tara sedang berjalan di pameran, Tara terlihat sangat bahagia karena Zikra begitu baik padanya. Jadi Zikra tidaklah sama seperti apa yang Tara fikirkan dulu, walaupun Zikra memang kakak kelas Tara tapi dia tidak pernah memanggil Zikra dengan sebutan seperti adik kelas memanggil kakak kelasnya. Tara juga sudah sangat dekat dengan Zikra, bahkan orang lain yang melihat mereka akan berfikiran kalau mereka itu berpacaran, padahal nyatanya mereka hanyalah sahabat. Zikra memang masih menyukai Tara tapi baginya jika tidak bisa melindungi Tara dengan status sebagai pacar kenapa tidak dengan status sahabat saja.
"Ra, lo suka es cream gak?" tanya Zikra pada Tara yang sedang asik melihat keramaian sekitar.
"Suka kok, emang kenapa?"
"Di sana ada yang jualan es cream mending kita ke sana yuk!" ajak Zikra sambil menunjuk penjual es cream yang tidak jauh dari tempat mereka berdiri sekarang.
"Oke, gue juga emang lagi pengen es cream."
Tanpa sengaja Zikra menggandeng tangan Tara, yang digandeng hanya melihat tangannya dengan tampang bingung, setelah Zikra menyadari jika tangannya menggandeng tangan Tara, dia langsung melepaskan tangannya begitu saja. "Sorry Ra, gue gak sengaja."
"Gapapa kali, nyantai aja kan kita sahabat." jawab Tara sambil menepuk bahu Zikra.
"sebatas sahabat ya Ra, gak bisa lebih." batin Zikra.
"Mau ngelamun atau mau beli es cream?" tanya Tara sambil melambai-lambaikan tangannya ke depan wajah Zikra karena Zikra tampak sedang melamun.
"Eh iya, lo jalan duluan deh."
Setelah Tara mendapatkan es creamnya dia duduk di kursi yang ada di dekat sana, Zikra pun duduk di sebelah Tara.
"Eh Zik, coba deh lo lihat es cream gue." suruh Tara.
"Ada apanya emang? Coba sini gue lihat." tanya Zikra sambil mendekatkan wajahnya ke es cream yang sedang Tara pegang.
"Tara lo jail banget ya!" ujar Zikra sambil tertawa dan membersihkan wajahnya dengan sapu tangan yang dia bawa, Tara membohongi Zikra ketika Zikra mendekatkan wajahnya ke es cream Tara, Tara malah sengaja mencolekkan es creamnya ke wajah Zikra sehingga wajah Zikra dilumuri es cream milik Tara.
"Muka lo lucu Zik hahaha." jawab Tara sambil tertawa puas.
"Awas ya lo gue bales." Zikra mengejar Tara yang berlari karena takut Zikra akan membalasnya.
Gifar sedang berjalan-jalan di pameran yang sama dengan pameran yang sedang Tara dan Zikra kunjungi, Gifar melihat Tara dan Zikra sedang berkejar-kejaran di dekat penjual es cream. "Ternyata sekarang lo udah bahagia sama Zikra. Mungkin dengan adanya Zikra di sisi lo, lo bisa ngelupain gue dengan mudah Ra." batin Gifar, setelah melihat kejadian itu Gifar segera pulang ke rumahnya karena, dia tidak ingin Tara mengetahui jika dia juga berada di sana malam itu.
Hari itu Tara sangat bahagia, Zikra bisa menghibur hatinya yang masih sakit karena apa yang di lakukan Gifar beberapa hari yang lalu saat di kantin. Mungkin jika Tara di acuhkan begitu saja oleh Gifar dia tidak apa-apa,tapi perkataan Gifar waktu itu membuat Tara berfikir apakah sebegitu rendahnya dia di mata Gifar hanya karena dia ingin mengetahui apa sebenarnya yang membuat cowok itu seperti sekarang ini.
***
Seorang guru yang bernama Bu Tati masuk ke kelas X Ipa 2,semua murid langsung hening saat guru itu masuk ke kelas.
"Assalamualaikum.""Wa'alaikumsalam."
"Anak-anak sekarang kita akan bagi kelompok untuk tugas berikutnya." Bu Tati langsung memilih satu persatu anggota kelompok, dan sekarang giliran Tara yang namanya di sebut, "Tara kamu sekelompok dengan Alana, Bayu, dan Gifar." ucap Ibu itu.
"Bu saya mau masuk kelompok lain saja." protes Gifar karena tidak mau sekelompok dengan Tara.
"Tidak ada yang boleh protes, kelompok ini tidak bisa di ubah-ubah lagi, apakah sudah jelas?"
"Jelas Buuu." jawab semua murid bersamaan.
"Kenapa gue harus sekelompok sama si Tara sih, kalau kaya gini kan bisa gagal ngejauhinnya." batin Gifar.
"Aduh kalau gue sekelompok sama si Gifar bisa-bisa gue bakal di cuekin atau malah dia bakal ngelakuin kaya apa yang dia lakuin ke gue waktu di kantin itu, apalagi pasti sekarang bakal sering kerja kelompok bareng lagi. Mati gue kalau udah kaya gini." Tara sudah resah karena dia sekelompok dengan Gifar, dan dia juga sudah berfikiran yang tidak-tidak.
"Anak-anak mari kita lanjutkan materi yang kemarin." suara Bu Tati membuat Tara dan Gifar sadar dari lamunannya masing-masing.
*** The Same Wound ? ***Sorry updatenya pendek hehe, mending pendek tapi update atau mending panjang tapi lama updatenya?
Jangan lupa vommentsnya
See you next part, salam dari author❤❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
The Same Wound ? [COMPLETED]
Ficção AdolescenteCinta adalah sebuah kata yang sangat mudah untuk di ucapkan, tetapi cinta adalah sesuatu yang sangat sulit untuk dideskripsikan.