Mistletoe (Mini S) [END]

❄ 10

(PLAY THE MEDIA 👆)
Mainkan sampai end part

🙋🙋👆 Dont Forget To vote 💙💙
-----------------------------------------------------------
• A Series of Christmas Story •
... Chanyeol & Kyungsoo ...
|Chansoo|
|EXO|
----------------------------------------------------------

Kyungsoo's POV
.
.
.

Biarkan aku berpikir...

Mengapa kau tak membiarkanku berpikir...

Mengapa kau membuatku semakin tak mampu masuk ke dalam kata amnesia...

Waktu yang terus berlalu tak membuat genggaman tangan kami terlepas. Beralih dari cengkrama di atas meja berubah menjadi mengisi waktu selama perjalanan pulang. Tak urung chanyeol melepaskan genggaman kami sedari tadi, membiarkan peluh manis yang tak lengket terus bertukar di telapak tangan kami. Namun semua impas jika di selingi dengan keheningan seperti ini, dan membiarkan jantung yang berbicara.

Jangan lupakan aliran darah yang semakin melaju menyebar dan kembali masuk ke dalam jantung..

Memunculkan beberapa ketukan dengan tempo yang cukup cepat, sama seperti tempo kedipan mata yang salah tingkah saat menatap sosok namja tinggi ini. Katakan saja Sinterklas tengah murah hati dan tersenyum puas melihat hadiahnya ini.

".. Kita sudah sampai.."

Lirihan yang memecahkan lamunan pun seketika membuat kekecewaan menyeruak. Menoleh ku ke arah dimana wajahnya menunggu. Perlahan sentuhan kulit kami pun terlepas dengan sendirinya tanpa ada satupun yang menginginkannya.

Jika aku boleh berharap begitu..

Pancaran dari dua bola mata nya pun seakan mencoba untuk menelanjangi diriku yang hanya mampu terdiam seribu bahasa. Bagaikan seorang yeoja yang mendapatkan cincin berlian di tengah tumpukan salju tanpa tau siapa pemiliknya, hingga muncullah seorang pangeran yang mengatakan siapapun penemu cincin itu, dialah sang permaisuri.

"... Khamsa hamnida.. Sudah menemaniku..."

Bisiknya yang sekali lagi menunjukkan single lesung pipit kiri hingga membuat tatapanku tak bisa lepas walau dipaksa.

"aku.. Bisa menemanimu....kapan saja..."

Tak kusangka aku pemberani...

Sesaat kukira diriku pengecut..

Meneguk kasar tenggorokanku akibat kalimat sialan yang lolos begitu saja tanpa izinku. Pasrah jika dia menilai betapa murah diriku mengatakan hal ini. Hei! Bukankah aku sudah memutuskan untuk memilihnya? Lalu apalagi yang ku takutkan selain terus maju demi mencapai keinginan yang belum tentu akan muncul di kesempatan berikutnya. Perlahan dirinya pun mendekat dan membiarkan diriku shock saat punggung tangannya mengelus pipiku. Kelembutan yang selama ini kubayangkan melalui mimpi, dalam sekejap ingin kuhentikan agar rasa ini tidak hilang. Tatapan matanya yang membunuh setiap nafas, hanya mampu kutampung sedikit demi sedikit walau penuh kepasrahan.

Kumohon...

Tenanglah...

Kau berdetak seperti ini hanya akan membuat diriku melayang di dalam pelukan Sinterklas. Tersenyum dirinya yang masih saja puas melihatku berdiri dalam gugup.