Go
Reading
Jangan lupa tinggalkan satu bintang❤
✏✏✏✏
"Mari kita akhiri saja semuanya"
Seorang cewek berkacamata dan rambutnya yang dikuncir dua menegang seketika itu juga.
Ia memilih menulikan pendengaranya dan tetap duduk tenang menatap novel yang sedang ia pegang, matanya bergerak ke berbagai kata yang tersusun rapi di novel itu sedang fikiranya berkelana jauh ke penghujung samudra.
Cowok itu menghela nafasnya berat "Lula" panggilnya,
Cewek yang bernama Lula mendongakan matanya, ia menatap cowok itu dengan lengkungan diwajahnya yang mengembang cantik.
Lula membenarkan letak kacamata yang mulai merosot dari hidungnya "Iya ka Leo?"
Lagi lagi cowok itu menghela nafasnya berat. Ia benar benar menyayangi Lula tapi ia juga tak bisa menjalin hubungan dengan Lula seperti sekarang.
Lula semakin melengkungkan bibirnya "Duduk dulu ka. Kaka mau minum apa? Nanti Lula yang bu-"
"Stoped La!" sentak Leo tanpa sadar. Ia sedang berada pada mood yang benar benar membuat dirinya sendiri merasa bimbang dan Lula menambah fikiranya.
"Berhenti tersenyum manis kearahku! Berhenti berpura pura seolah kamu baik baik saja, aku benci melihat kamu yang munafik seperti itu, Lula!"
Lula semakin melebarkan senyumanya dan membuat deretan gigi putihnya terlihat "Kaka kenapa? Lula tidak berpura pura, Lula memang ba-"
"GW BILANG BERHENTI!" ia menggeram marah dan menatap mata Lula yang juga sedang menatapnya terkejut.
Lula terkejut, benar benar terkejut. Selama ini, dia tak pernah melihat Leo-nya semarah itu. Tapi sekarang, Leo-nya benar benar mengerikan. Benar kata orang, jika marahnya orang yang diam lebih menakutkan daripada orang yang pecicilan.
Lula menatap mata Leo takut, ia benar benar ketakutan sekarang. Senyuman dibibirnya pun menghilang seiring dengan langkah kakinya yang perlahan memberi jarak dengan Leo-nya itu.
"Kaka k-"
"GW BILANG BERHENTI SAMPAI SINI! GW BILANG KITA MEMANG TIDAK DITAKDIRKAN BERSAMA! GW BILANG, BERHENTI UNTUK MEMBOHONGI HATI LO! LO GA PERLU MUNAFIK SEPERTI INI! LO WANITA YANG PANTAS UNTUK BAHAGIA! KENAPA LO TERUS TERUSAN TERSENYUM KE ORANG YANG BAHKAN UDAH NYAKITIN LO! LO BEGO LA LO BEGO!"
"Arghhhh!" Leo menggeram, ia mengacak rambutnya frustasi. Teriakanya berhasil membuat Lula berada dipojok perpustakaan kecil yang dimilikinya di istana nan megah ini.
"Apa salah Lula? Apa yang membuat kaka semarah ini dengan Lula?"
"Lo jatuh cinta ke orang yang salah. Lo ga seharusnya jatuh cinta sama cowok brengsek kaya gw La. Tolong berhenti berpura pura seakan lo baik baik aja setiap saat ataupun setiap detik hidup lo. Lo harus dapetin cowok yang bisa buat lo selalu senyum. Lo ga boleh jadi cewek lemah yang selalu nerima nasib lo yang menyedihkan seperti ini. Lo bisa dapetin temen yang banyak kalo lo mau, lo pinter, lo cantik La. Lo ga bisa selalu gantungin bahagia lo sama orang kaya gw. Lo harus move dari gw La, gw yakin Lo bisa"
Lula masih terpaku ditempat, ia sudah lebih tenang ketika Leo memelankan suaranya. Lula yakin jika tadi, Leo tak sadar telah membentaknya.
"Apa salahnya kalau Lula sayang sama kaka? Apakah jika Lula sayang Kaka, dunia akan hancur ka? Hati kan gaada yang tau, kalo Lula sayang dan nyaman-nya sama kaka, apa yang bisa Lula lakukan ka?"
Lula tersenyum lagi, kali ini senyum yang menyiratkan banyak makna. Sedih. Kecewa. Ketakutan. Kesepian. Senang dan. Sakit.
"Bahkan cuman kaka yang tau jika Lula sering pake topeng Lula. Entah semuanya tidak tau atau bahkan tau tapi tidak peduli dengan keadaan Lula. Tapi, bukankah topeng itu membuat Lula jadi cewek kuat seperti apa yang tadi kaka tuturkan? Setidaknya semua orang tau jika seorang Lula benar benar hidup dengan segala kebahagiaan yang melekat, walaupun nyatanya nol besar" Lula menelan salivanya susah payah. Ia benar benar terluka dengan apa yang bahkan keluar dari bibir mungilnya sendiri.
"Ka Leo ternyata sangat peka terhadap Lula" Lula tertawa hambar. Ia menatap Leo lagi, masih dengan senyum yang menyiratkan banyak makna "Bukankah itu tandanya jika kaka benar benar sayang sama Lula?"
Tidak ada jawaban, Leo masih menatap mata Lula yang mulai berair. Leo mendengarkan saja keluh kesah cewek yang berdiri sedikit jauh darinya.
"Kenapa harus move ke yang lain, saat hati saja masih nyangkut di hati orang yang lama? Kenapa harus memaksakan hati untuk pindah padahal yang lama saja masih terlihat sangat menyayangi? Kenapa Lula tidak boleh tersenyum ke orang yang menyakiti Lula ka?"
Lula diajari untuk jadi orang yang tidak pendendam, tapi saat kaka mengatakan dengan tersirat jika Lula harus membenci orang yang menyakiti Lula. Lula akan lakuin itu, tapi resikonya, kaka juga akan Lula benci karena telah membuat perasaan Lula hancur berkeping keping" setetes air mata terjun dari mata Lula dengan bebas diikuti dengan yang lainya. Lula masih saja tersenyum walaupun air matanya berjatuhan di pipinya
Lula mengangguk "benar kata kaka. Nasib Lula benar benar menyedihkan, tapi apa yang harus Lula lakukan untuk menghadapi nasib Lula yang menyedihkan ini selain menerimanya? Lula bahkan ga bisa nentang takdir, apa Lula harus berusaha agar takdir yang indah selalu bersama Lula disini? Lula ga bisa ngelakuin itu ka. itu terlalu sulit untuk Lula jangkau"
"Lula bahkan tidak bisa menyalahkan takdir, karena takdir yang membuat Lula bertemu dengan laki laki sebaik ka Leo."
"Saat Lula menangis karena Ayah dan Bunda memutuskan untuk cerai dan meninggalkan Lula yang masih kelas X di rumah besar ini, saat itu juga kaka menghampiri Lula dan mengatakan semua akan baik baik saja, kaka selalu ada saat Lula sedang sedih. Apa salah jika Lula menggantungkan bahagia Lula pada kaka?"
"Apa kaka akan pergi layaknya Ayah dan Bunda yang memilih meninggalkan Lula sendiri disini?"
Masih tidak ada jawaban dari Leo, ia seolah dibungkam dengan 10 burger sekaligus yang berada di mulutnya
Lula mengangguk, menganggap jika diam Leo artinya 'ya' atas pertanyaan yang ia ajukan.
Lula menghapus air matanya dengan kasar, ia masih saja tersenyum walaupun dadanya terasa benar benar sesak dan membuatnya sulit bernafas.
"Baiklah. Lakukan apa saja yang menurut kaka benar, karena pada dasarnya 'takdir Lula selalu menyedihkan', ditinggal kedua orang tua, teman dan sekarang. Ditinggal orang yang Lula sayang dan cinta"
Lula menampilkan deret gigi putihnya kearah Leo, ia mengulurkan tanganya yang jauh dari Leo "Kalau mau pergi, tolong berikan kunci hati Lula, Lula akan menutup rapat hati Lula dan akan membuang kuncinya ke cakrawala agar tidak ada yang bisa membukanya dan berlaku manis kearah Lula"
Lula menurunkan tanganya, senyumanya pudar sekarang "Pergilah sejauh mungkin, jangan datang dan mengetuk pintu hati Lula lagi. Karena pintu hati Lula tidak akan terbuka untuk orang yang sudah membuat Lula sakit. Seperti apa yang dituturkan laki laki yang sudah menyakiti hati Lula"
Lula pergi dari ruangan itu, meninggalkan rasa bersalah yang sangat amat besar terhadap Leo. Leo tak mengira jika ia telah membuat Lula benar benar kecewa terhadapnya.
Tapi bukankah semuanya akan berakhir pada waktunya? Dan inilah waktu untuk mengakhiri kisah sedih Lula dan Leo. Kisah yang hanya memiliki secuil kebahagiaan dan banyak kesedihan.
☝☝☝☝
Terpanjang selama aku menulis di wattpad😂 wkakakaka😂
Jangan lupa tinggalkan jejak❤