1 - First Meet

6.3K 608 114
                                    

"Huu gerah sekali ssu!"

Ryouta mengibasi tangannya ke wajah, musim panas yang mereka lewati benar-benar tidak menyenangkan, ditambah suhu tinggi dan tidak ada rencana liburan. Apalagi ia dengan kelima saudaranya mempunyai tugas. Tentu bukan hal yang susah untuk 3 saudaranya yang pintar.

"Tetsu nyalakan kipas anginnya!"

"Listriknya mati."

"Hah?!"

"Sudah bertambah penderitaan kita~" Atsushi mengambil sebatang pocky lalu memakannya.

"Tidak mungkin okaa-san lupa membayar tagihan listrik nanodayo."

"Tentu saja tidak. Ini hanya pemadaman listrik biasa."

Pada akhirnya mereka semua berebutan kipas yang hanya ada 4 di rumah yang mereka tinggali. Ryouta dan Daiki mau tak mau harus menggunakan kipas tradisional; tangan. "Kapan okaa-san pulang?"

"Entahlah, okaa-san hanya menitip pesan 'jaga baik-baik diri di rumah jangan ribut', begitulah pesannya."

Mereka bukan saudara kandung, mereka diadopsi di tempat panti yang berbeda. Alasan mengapa sang ibu mengadopsi adalah sebab pasangan suami istri itu tidak bisa memiliki buah hati. Sebuah pukulan telak mengenai hati pasangan itu. Dengan mengadopsi keenam putranya mampu melenyapkan kesedihan yang bersarang.

"Atsushi minta cemilanmu yang ada dikulkas, ya?" tawar Daiki yang merebahkan badannya di lantai.

"Tidak boleh! Itu untukku saja!"

"Yang benar saja!? Minta sedikitlah!"

"Tidak!"

"Listriknya nyala ssu!"

Perdebatan antara gozilla dan titan terhenti saat Ryouta berkata listrik menyala, otomatis mereka menyalakan kipas angin untuk mendinginkan suhu di ruang mereka berkumpul.

"Apa kalian sudah mengerjakan tugas nanodayo?" kini Shintaro bertanya pada mereka.

"Aku belum semuanya ssu!"

"Itu bisa dikerjakan nanti."

"Aku sudah selesai~"

"Tinggal 2 mata pelajaran lagi yang belum ku selesaikan."

"Daiki apa kau belum mengerjakannya sama sekali?" Seijuuro memandang tajam pada Daiki yang kini tengah menikmati angin.

"Tidak, aku bisa mengerjakannya nanti."

Shintaro menjitak kepala Daiki. "Kerjakan sekarang atau okaa-san bisa marah nanodayo."

"Iya-iya nanti malam akan kukerjakan." Daiki mengelus kepalanya yang terkena jitakan saudaranya itu.

"Tadaima!"

Seruan yang terlontar dari bibir wanita yang sudah menginjak kepala tiga bergema di rumah sederhana nan besar itu membuat Kiseki bersaudara buru-buru ke ruang tamu untuk melihat sang ibu.

"Okaa--??"

Kalimat Ryouta terhenti saat irisnya melihat seorang gadis di samping sang ibu. Gadis itu menatap keenam lelaki di hadapannya dengan tatapan kagum. Sang ibu yang seolah mengerti dengan keadaan ini menepuk pundak sang gadis lalu senyumnya mengembang.

"Nah, mereka adalah kakak-kakakmu! Dan untuk kalian ini adalah adik perempuan kalian!"

Adik? Ah, mereka tidak pernah lupa akan keinginan saat musim dingin diumur mereka yang keenam tahun. Ryouta yang pertama berteriak girang lalu berjalan ke arah gadis itu dan memberikan senyuman sebagai tanda awal sebuah hubungan.

𝐊𝐢𝐬𝐞𝐤𝐢 𝐁𝐫𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫𝐬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang