3 - Pendekatan Diri

3.3K 432 48
                                    

Cahaya mentari menelunsup lewat celah gorden, (Name) membuka sebelah matanya lalu ia duduk dan berjalan ke arah jendela dan membuka tirai gorden berwarna putih itu. (Name) mengulas senyuman ia menikmati sinar mentari yang menyengat tubuhnya. 

"(Name)! Sarapan sudah siap nanodayo!"

"Iya! Aku akan turun nanti!"

Sesuai yang diinginkan (Name), Shintaro selalu membangunkan (Name) tetapi ia tidak masuk ke dalam kamar (Name) sebab ia tidak mau menggendong (Name) yang akan menjadi bahan ledekan saudaranya yang lain.

Kini (Name) sudah membersihkan dirinya dan memakai pakaian santainya. Lalu ia mulai menuruni tangga dan pergi ke arah meja makan untuk sarapan bersama keluarga barunya.

"Ohayou, (Name)-cchi!"

"Ohayou, Ryou-nii!" jawab (Name) riang dan duduk dikursi sebelah Seijuuro.

"Ohayou, Sei-nii!" sapa (Name) kepada kakak tertuanya.

"Ohayou, (Name)," jawab Seijuuro singkat dan (Name) tidak memasalahkan perihal itu.

Sang ibu datang lalu saat iris hitamnya menangkap sosok (Name) ia mulai berbicara pada (Name). "(Name)-chan maaf, ya. Otou-san belum pulang, dia akan pulang 5 hari lagi."

"Tidak apa-apa okaa-san! Aku mengerti, kok!" ucap (Name) menanggapi.

"Dan untuk kalian apakah kalian tidak keberatan jika kalian menemani (Name) berbelanja untuk keperluan sekolah besok?"

Tetsuya yang pertama menjawab. "Tentu saja tidak. Dengan senang hati akan kami lakukan," disusul anggukan dan persetujuan dari saudara yang lainnya.

"Belanja? Besok sekolah?" ulang (Name) dengan raut yang meminta penjelasan dan sumpit yang mengapit makanan.

"Iya, (Name)-chin, kita akan membeli buku, pensil, bolpoin, tas dan yang lainnya untuk persiapan sekolah besok~" jawab Atsushi menjelaskan kepada (Name).

(Name) menelan makanannya lalu menyimpan sumpit di mangkuk dan lagi (Name) bertanya. "Bagaimana dengan seragam sekolahku?"

"Kalau itu sudah diatur, tenang saja (Name)!" ujar Daiki.

(Name) menunjukkan senyuman senangnya lalu dengan cepat ia memakan sarapannya. Hingga Shintaro menegurnya untuk makan pelan-pelan. Setelah acara sarapan itu selesai. Setelah menyelesaikan sarapan pagi, (Name) beesma keenam kakaknya pergi ke toko alat tulis untuk melengkapi kebutuhan (Name) sekolah.

"Oh, di mana aku akan mengambil seragamku?" tanya (Name).

"Ah iya, Daiki, Atsushi kalian ambil seragam (Name) dan temui kami di taman."

"Kenapa aku dengan titan itu?!" Atsushi sudah berjalan menjauh dan pergi sesuai apa yang disuruh Seijuuro.

"Kau hanya tinggal mengambilnya itu tidak sulit nanodayo."

Daiki mendengus kesal lalu menyusul Atsushi yang sudah jauh sepuluh meter dari tempatnya.

"Sepertinya Dai nii-chan tidak suka disuruh?" tebak (Name) melihat Daiki yang mengomel sepanjang jalan.

"Sifatnya memang sudah seperti itu dari lahir, (Name)-chan," jawab Tetsuya.

"Begitu pula kulitnya ssu." Ryouta menahan tawa mengucapkan kalimatnya itu yang jika ada Daiki bersamanya maka habislah dia dipukul Daiki.

Mereka akhirnya sampai di taman dan (Name) menikmati es krim yang dibelikan oleh kakak tercinta― Seijuuro.

"Yo! Kami datang."

Daiki dan Atshusi datang dengan sekantong plastik yang sudah ditebak seragam milik (Name).

"Dai nii-chan, Atsushi nii-chan datang!" seru (Name) riang.

𝐊𝐢𝐬𝐞𝐤𝐢 𝐁𝐫𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫𝐬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang