19 - Malam yang Panjang

997 176 10
                                    

(Name) bingung dengan perkataan Kagami saat pulang tadi. Apa maksudnya bahwa Fuyuki sedang memanfaatkannya dan melukainya? Kagami sendiri tidak menjelaskan secara rinci kenapa dia bilang begitu, dan menyuruh (Name) memikirkannya.

"Aishh, apa maksudnya, sih?"

Sejauh ini (Name) tidak pernah bertemu orang jahat― atau orang yang melukainya, dan (Name) pikir tidak mungkin Fuyuki akan melakukan hal buruk kepadanya.

Suara ketukan pintu membuat (Name) sedikit terkejut. "Masuklah."

"(Name)-chan belum tidur?" ternyata Tetsuya, yang datang ke kamarnya.

"Belum, Tetsu-nii. Aku masih bingung." (Name) menenggelamkan separuh wajahnya pada bantal.

"Bingung kenapa?" Tetsuya mendekati ranjang (Name) lalu duduk di sisi ranjangnya.

"Eum.." apakah (Name) harus memberitahu pada kakaknya soal perkataan Kagami? Takutnya, Kagami diancam lagi dengan keenam kakaknya.

"(Name)-chan?"

"O-oh, tidak apa-apa. Tetsu-nii ada perlu apa kemari?" tanya (Name) balik.

"Hanya mengecek kalau (Name)-chan sudah tidur atau belum, dan bolehkah kalau nii-san bertanya?"

"Tentu saja boleh."

"Apa (Name)-chan akhir-akhir ini sering mimpi buruk?"

Mendengar pertanyaan Tetsuya, membuat (Name) sedikit tertegu, kenapa Tetsuya bisa tahu?

"Y-ya, malam-malam sebelumnya aku sering bermimpi buruk, kenapa Tetsu-nii bertanya hal itu?"

"Nii-san sering mendengar dari kamar (Name)-chan suara teriakan, jadi nii-san bertanya."

(Name) membenarkan posisinya menjadi duduk, lalu tiba-tiba air matanya mengalir begitu saja dan menangis secara tiba-tiba.

"(Name)-chan? Kenapa kau menangis?" Tetsuya mencoba menenangkan (Name), ia sendiri kebingungan kenapa (Name) memdadak menangis.

"Tetsu-nii, mimpi yang kualami, selalu sama. Dan aku benar-benar takut," ucap (Name) disela-sela tangisannya.

Tetsuya memeluk (Name) dan mengusap rambutnya pelan. "Cup, cup, jangan menangis. Itu hanya mimpi (Name)-chan."

"Tapi seperti nyata bagiku, Tetsu-nii," jawab (Name).

Tetsuya mengusap pelan air mata (Name), "bagaimana kalau malam ini (Name)-chan tidur dengan okaa-san? Hari ini otou-san tidak akan pulang, bagaimana?"

"Apa okaa-san mau?"

"Tentu saja mau, ya?"

(Name) mengangguk, lalu ia dan Tetsuya membawa bantal dan guling dari kamar (Name) dan pergi menuju kamar ibu.

×××

"Jadi memang (Name) yang berteriak, ya?"

"Hufft, aku kira ada hantu di rumah kita ssu."

"Ck, jangan mengada-ada. Hantu itu tidak ada," bantah Daiki.

"Dan satu lagi, (Name)-chan sepertinya sangat ketakutan dengan mimpi buruk yang dialaminya. Jadi aku menyuruhnya untuk tidur bersama okaa-san malam ini."

"Apa (Name) memberitahu seperti apa mimpi buruknya nanodayo?" tanya Shintaro.

"Tidak, aku lupa bertanya karena saking paniknya (Name)-chan tiba-tiba menangis karena mimpi itu."

"(Name)-chin menangis?" Tetsuya mengangguk, membenarkan pertanyaan Atsushi.

"Kemarin malam aku mendengar percakapan otou-san dan okaa-san."

"Apa yang mereka bicarakan Sei?"

"Tentang (Name). Tapi otou-san tidak jadi menceritakannya."

Mereka terdiam beberapa saat, tak ada yang berbicara. Dalam pikiran masing-masing, mereka berasumsi bahwa ayah angkat mereka menyembunyikan sesuatu tentang (Name).

"Ngomong-ngomong." Daiki membuka suaranya, "apa kita akan terus-menerus mengejar (Name)? Maksudku, dia adalah adik kita."

"Memangnya kenapa? (Name)-cchi bukan adik kandung kita ssu?" Ryouta berkata seolah-olah dia tidak bisa menerima perkataan Daiki, yang memberikan sinyal untuk berhenti.

"Sebenarnya perasaan kita ini terlarang pada (Name) walaupun bukan saudara kandung, jadi aku akan berhenti nanodayo," tegas Shintaro.

"Sei-chin bagaimana denganmu?"

Mereka menunggu jawaban dari kakak tertua di sini. Setelah mendengarnya benar-benar membuat mereka tidak percaya. Untuk pertama kalinya dalam hidup Seijuuro..

"Aku menyerah, seperti yang dikatakan Shintaro, ini terlarang. Cukup dengan melindunginya dan kasih sayang saja, karena aku bukanlah lelaki yang pantas  untuk (Name)."

.. mengakui kekalahannya.

"Sei-cchi yakin?"

Seijuuro menatap Ryouta lalu mengangguk mantap. Ryouta juga harus berhenti. Dia tahu kalau ini salah, tetapi kenapa rasa yang ini sulit untuk hilang?

"Jika kalian berhenti aku juga. Aku akan ikut bahagia jika (Name)-cchi bahagia ssu."

Tetsuya juga, dia harus berhenti. Apapun alasannya dia harus berhenti.

"Baiklah, kita sepakat untuk mengunci perasaan yang sesungguhnya!" ucap Daiki lantang.

×××

23.47 AM

Mata Kagami masih terbuka lebar, ia tidak merasa mengantuk malam ini. Dan dia sedikit pusing karena didalam pikirannya ia mendapat petunjuk soal 'Gadis Aneh' atau sebut saja Fuyuki Mia.

"Aku harus mengawasi gadis itu, aku tidak ingin (Name) terluka!"

Kagami melirik ke jam dindingnya dan sekarang ia harus segera tidur supaya dia tidak terlambat untuk datang ke sekolah dan melanjutkan perlombaan basket besok.

"Aku tidak bisa tidur."

Antara terlalu memikirkan (Name) dan rasa tidak sabarnya untuk berlomba besok.

"Cepatlah tidur, kau akan terlambat nanti."

"Ck, diamlah aku juga ingin tidur ini." Kagami menyembunyikan dirinya dibawah selimut.

"Besok aku akan menonton pertandinganmu, aku penasaran dengan kemampuan basketmu."

"Ya, ya, kau menyuruhku tidur bukan? Jadi biarkan aku menutup mataku, tahu!"

Himuro tertawa mendengar sepupunya seperti itu. Sikapnya masih saja sama. Himuro menutup pintu kamarnya lalu pergi ke ruang tamu untuk mematikan televisi yang menyala.

Sebelum ia mematikan televisnya, ia melihat berita terbaru malam ini.

"Pembunuhan."

つづく






































Huhuhuhu, telat lagi :(

yumiapink♡

𝐊𝐢𝐬𝐞𝐤𝐢 𝐁𝐫𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫𝐬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang