25 - Keluarga

1.1K 168 8
                                    

Lima hari setelah insiden..

"Kau mau menjenguk (Name) atau piknik?"

"Menjenguk (Name) lah!"

"Lalu, kenapa kau banyak membawa makanan? Porsi makan (Name) tidak sebanyak dirimu!"

Kagami memasang wajah datar mendengar perkataan Himuro, sedangkan Himuro hanya tertawa melihat reaksi Kagami.

"Kau akan ikut tidak?" tanya Kagami.

"Tidak, aku harus pergi ke Amerika lagi. Titip salamku pada (Name), ya?" Himuro sudah membawa dua koper dan siap untuk pergi.

"Baiklah, berhati-hatilah, Himuro, jaga baik-baik dirimu," ucap Kagami tanpa melihat ke arah Himuro.

"Ya, kuharap jika aku kembali ke sini, kau dan (Name) sudah menjadi kekasih."

Wajah Kagami sulit dideskripsikan seperti apa, tetapi perkataannya membuat Himuro terkejut.

"Tentu saja."

×××

"Jika kau tidak bisa bermain game, menyingkirlah. Kau membuat malu dirimu, Ryouta!"

"Hei, aku bukannya tidak bisa, aku 'kan baru pertama kali memainkannya ssu!"

"(Name)-chin juga sama, tapi langsung handal."

"Berhenti mengejengkku ssu!"

(Name) tertawa melihat saudaranya mengejek Ryouta. Memang, Ryouta itu sasaran enak dan gampang diejek.

"Okaa-chan, kapan aku pulang dari rumah sakit?" (Name) bertanya pada ibunya yang tengah mengupas buah-buahan.

"Dua hari lagi sayang, bersabar, ya?" jawab ibu sambil tersenyum.

"Kau belum seratus persen pulih, jadi jangan merengek mau pulang terus nanodayo," jelas Shintaro.

"Shin-nii aku tidak tahan hanya duduk diranjang dan makan bubur rumah sakit, lebih enak masakan Atsushi-nii!"

Atsushi mendekati (Name), "kalau begitu, setelah pulang aku akan memasak banyak makanan untuk, (Name)-chin~"

Knock! Knock!

"Biar aku yang membuka pintunya ssu!" Ryouta beranjak dari tempat duduknya lalu membukakan pintu.

"Wah, Kagami-cchi membawa banyak makanan!"

"Hey, kau menghalangi jalan, kouhai."

Kagami terkejut mendengar suara Seijuuro di belakangnya yang juga ada Tetsuya. Sejak kapan mereka―?!!

"Kagami-kun? Masuklah kemari!" ajak ibu melihat Kagami yang masih berdiri atau lebih tepatnya menghalangi di depan pintu.

"Kau yang memasak sendiri?" tanya Daiki.

"Iya, aku sengaja berbelanja banyak dan memasaknya untuk semua orang di sini," jawab Kagami sambil menggaruk belakang kepalanya.

"Kagami-kun baik sekali!" ucap (Name) sambil tersenyum pada Kagami.

Kagami membalasnya dengan sedikit kekehan, lalu Seijuuro berjalan ke arah (Name) dan meletakkan tangannya di dahi (Name).

"Bagaimana keadaanmu, (Name)?"

"Baik, Sei-nii! Eh, mata Sei-nii kembali jadi merah!"

"Hmm, aku kembali."

Seijuuro melihat (Name) tersenyum dan dia menceritakan apa saja yang terjadi hari ini. Seijuuro lega akhirnya (Name) kembali ke dirinya yang asli, Seijuuro bahkan hampir menyerah dengan perubahan sikap (Name) yang berbeda.

×××

"Aku hanya ingin hidup."

"(Name) buka mulutmu, kau belum makan, sayang."

(Name) menggelengkan kepalanya lalu tiba-tiba ia menangis keras.

Kejadian itu terus berulang hingga hari ketiga di Rumah Sakit, sifat (Name) kembali normal.

Dokter serta bantuan dari keluarga mencoba apapun supaya (Name) kembali sehat, dan melupakan semua rasa sakit yang ia rasakan.

Setelah dirasa kesadaran (Name) kembali pulih, ayah bertanya pada (Name) soal masa lalunya jauh pada saat dia di Panti Asuhan.

(Name) menceritakan tentang ayahnya yang menjadi pemabuk, dan ibunya yang mulai mengalami stress melihat keadaan suami dan ekonomi keluarga yang menurun. Pada saat ibunya stress, ia melampiaskannya dengan menyakiti (Name).

Hingga pada titik akhir, ibunya menyerah dengan kehidupan dan memilih mati. Ibu (Name) memyalakan pemantik api dan melemparnya ke sofa.

Pada saat itu (Name) tidak berfikir untuk meyelamatkan orangtuanya, atas perlakuan itu membuat (Name) mementingkan dirinya dan keluar dari rumah.

"Tenang, (Name). Kami keluargamu. Kami menyayangimu dan mencintaimu, kami tidak akan menyakitimu."

Setelah ayah berkata seperti itu, (Name) menampilkan senyum kecilnya.

×××

"Psstt.."

"Apa?" Kagami berbalik melihat Seijuuro di sampingnya.

"Ikut aku keluar sebentar. Ada yang ingin aku bicarakan."

Kagami mengangguk lalu mengikuti arah Seijuuro, dan mereka sampai di depan halaman Rumah Sakit.

"Jadi, hal apa yang ingin dibicarakan, senpai?"

"Bisakah kau menjaga, (Name)?"

"Apa?"

"Bisakah kau selalu bersama (Name)?" ulang Seijuuro lebih jelas.

"Oh-eh, tentu saja aku bisa. Apapun itu untuk (Name), aku bisa," jawab Kagami dengan gelagapan.

"Bagus, kami mempercayaimu untuk menjaga (Name). Ingat, jika kau menggoresnya satu senti saja, aku tidak akan memberi restu padamu!" Tegas Seijuuro.

Kagami masih mencerna perkataan Seijuuro. Ia memang agak lambat dalam berpikir.

"Tunggu, senpai, kau mengizinkanku untuk menjadi kekasih, (Name)?" tanya Kagami, memang bodoh ia memanyakannya namun ini untuk memastikan saja.

Seijuuro melihat wajah Kagami lalu ia menganggukkan kepalanya dan pergi kembali masuk ke kamar rawat (Name).

"Senpai! Terima kasih!" Kagami berteriak senang.

"Akhirnya, (Name) menjadi milikku."

つづく





























ada part extra buat kalian yang pengen liat Kagami sama (Name) jadi couple ter-uwu ♡

next update: 17 March

yumiapink♡

𝐊𝐢𝐬𝐞𝐤𝐢 𝐁𝐫𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫𝐬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang