BAB 5

17.5K 1.7K 74
                                    


Malam ini, mami memberikan kesempatan khusus kepada Jean untuk memasak makan malam. Begitu pun yang lain. Mba Yana, mba Hana dan mba Nina hanya sesekali membantunya untuk mengupas bawang, wortel dan beberapa keperluan lainnya.

"Udah, mba. Mba istirahat saja." Usul Jean pada ketiga wanita yang masih setia menunggunya hingga selesai memasak

"Nggak papa, kok, Je." Ujar mba Hana maklum

"Jean jadi nggak enak nih. Hehehe..." ujar Jean sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal

"Udah, lanjutin aja masaknya. Si Gaga udah uring-uringan tuh dari tadi." Kata mba Nina sambil memainkan daun bayam yang masih terikat.

Jean terkekeh mendengar ucapan mba Nina. Ia pun membiarkan ketiganya untuk menemaninya memasak.

***

Jean meletakkan semangkuk sayur bening diatas meja makan. Disana sudah ada mami, mas Bagas, mas Radit, mas Vino dan para istrinya.

"Je, kamu tolong panggil mas Gaga, Raka sama cucu-cucuku yang unyu dong." Pinta mami pada Jean. Jean pun mengangguk menyanggupi.

Ganesa, Raka dan cucu-cucu unyu mami sedang berada di ruangan khusus untuk anak-anak yang terletak dilantai dua. Jean melangkahkan kakinya menuju lantai dua, dari jauh Jean sudah bisa mendengar kebisingan dari ruangan itu.

Cklek

Saat Jean membuka pintu, semua kegiatan dalam ruangan itu pun terhenti.

"Umm, ha-hai..." sapa Jean canggung, karena semua mata tiba-tiba tertuju padanya

"Maasss, dia siapa?" tanya salah satu anak perempuan yang sedang bergelayut manja pada lengan Ganesa.

"She is my wife."

"Your wife?" tanya bocah laki-laki yang sedang bermain mobil-mobilan

"Ya. Dia aunty baru kalian."

"Aunty baru?" Setelah melontarkan pertanyaan itu, tiba-tiba semua bocah-bocah itu berlarian menghampiri Jean dan kemudian jadilah aksi rebutan pelukan dari aunty baru. Bahkan salah satu bocah yang Jean belum tahu namanya mulai mendorong salah satu bocah perempuan, bocah perempuan itu pun terjatuh dan mulai menangis. Jean kewalahan, bahkan mereka semua berebutan ingin mencium pipi Jean.

"Mas, bantuin mba Jean tuh, dia kewalahan ngadepin monster-monster." Usul Raka.

Ganesa dengan sigap mengangkat tubuh kecil bocah perempuan yang terjatuh tadi. "Yerin, are you okay?" tanya Ganesa sedikit cemas. Sementara yang di tanya hanya mengangguk satu kali dengan mata berair dan wajah memerah. Yerin kemudian memeluk leher Ganesa dengan manja. "It's Okay. Nanti uncle beliin mainan baru." Bujuk Ganesa

Setelah membujuk Yerin agar tidak menangis lagi, barulah Ganesa berusaha menghentikan keganasan anak-anak masnya itu. "Hey... heyyy... stop!"

Tiba-tiba semua monster kecil itu berhenti berebutan pelukan dan ciuman dari aunty barunya ketika mendengar suara Ganesa.

"Kalian mau peluk dan cium dari aunty baru kan?" semua mengangguk.

"Kalau begitu, kalian antri. Satu-satu. Mulai dari Zio, Kafka, Selin, Nata, Ragil, Safa, dan Yerin." Ujar Ganesa sambil mengatur barisan keponakan-keponakannya itu.

"Nah, kalian sekarang boleh minta peluk sama aunty baru." Setelah mengeluarkan titahnya, barulah semuanya meminta jatah peluk cium oleh aunty barunya. Ganesa pun tersenyum sumringah, namun senyumannya itu menghilang ketika ia melihat Raka ikutan mengantri dibelakang Yerin.

J E A N [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang