BAB 18

11.8K 1.2K 48
                                    




Hari ini Ganesa sudah diperbolehkan untuk pulang, dengan syarat ia masih harus beristirahat penuh selama tiga hari. Setelah itu, barulah ia diizinkan untuk kembali menjalankan rutinitasnya seperti biasa.

Jean membantu Ganesa berdiri, sementara mas Vano dan mbak Nina yang kebetulan sedang free hari ini bertugas menjemput mereka berdua. Semua perlengkapan yang sempat dibawa Raka ke rumah sakit sudah dibawa oleh mas Vano ke mobil.

"Udah nggak usah dipegangin, Je. Aku masih bisa kok." Tolak Ganesa saat Jean masih setia memapahnya menuju parkiran.

"Nggak papa kok, Mas. Nggak usah bawel. Nanti jatuh gimana?"

Ganesa tersenyum tipis dan akhirnya membiarkan Jean memapahnya hingga ia terduduk di kursi penumpang. Jean pun ikut masuk dan duduk tepat di samping Ganesa.

"Udah?" tanya mas Vano saat akan menancap gas. Jean pun mengangguk sebagai balasan.

Selama di perjalanan menuju rumah, tak ada yang bersuara, masing-masing disibukkan dengan pikirannya. Hingga dering telpon Jean berbunyi nyaring memecah kesunyian.

Jean melirik layar LCD ponselnya dan menemukan nama ibunya di sana. Oh, iya. Jean sampai lupa mengabari ibunya kalau suaminya kemarin tengah mengalami kecelakaan dan sempat dirawat di rumah sakit. Buru-buru Jean men-dial panggilan itu.

"Halo, Assalamualaikum, Bu," Sapa Jean terlebih dulu.

"Waalaikumsalam, Nak. Lagi apa? Besok jadi datang kemari kan?"

Jean meringis pelan. "Bu, sepertinya... minggu ini Jean tidak bisa datang. Soalnya kemarin Mas Gaga kecelakaan," ujar Jean dengan nada pelan.

"Innalillah. Kok baru bilang sekarang, Nak?"

"Maaf, Bu. Baru sempat bilang. Soalnya kemarin Jean sibuk ngurus Mas Gaga, sampai lupa ngabari Ibu. Maaf ya, Bu."

"Iya, Nak. Lalu Mas-nya gimana? Udah baikan? Nggak parah kan lukanya?"

"Hmm, iya, Bu. Alhamdulillah tidak terlalu parah. Mas Gaga cuma disuruh isitirahat biar cepat pulih."

"Ya sudah. Ndak papa. Kesininya nanti saja kalau Mas-nya sudah pulih."

"Iya, Bu."

"Ya udah. Sudah dulu ya, Nak. Ada Mbak Fio ini dateng."

"Oh iya, Bu. Salam sama Mbak Fio ya."

"Iya. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Jean mengakhiri panggilan ibunya dan segera menaruh benda pipih itu ke dalam tasnya. Ganesa yang sedikit penasaran karena namanya sempat disebut-sebut pun akhirnya mengajukan pertanyaan pada Jean.

"Siapa, Je?"

"Ibu, Mas. Aku lupa ngasi tau kalo Mas kecelakaan kemarin." Ganesa kemudian mengangguk pelan sebagai respon.

***

Mobil mas Vano memasuki pekarangan rumahnya, terlihat mami yang sedang menunggu di teras rumah dengan muka semringah. Menjemput anaknya yang akhirnya sudah diizinkan pulang oleh sang dokter. Bagaimana pun, rindunya sudah lebih berat dari rindu Dilan sepertinya. Pasalnya, selama Ganesa dirawat, mami hanya datang sekitar dua kali saja menjenguk Ganesa. Itu pun karena mas Bagas yang memaksa agar mami tidak usah terlalu khawatir karena kondisi Ganesa tidak separah yang dipikirkan.

Setelah memasukkan mobilnya ke dalam car port, mas Vano membantu Ganesa keluar dari dalam mobil yang langsung ditolak oleh Ganesa.

"Nggak udah, Mas. Aku masih bisa kok," tolak Ganesa halus.

J E A N [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang