14

29 4 0
                                    

Jinan dan Seunghyun kembali tepat waktu. Sekarang mereka tengah berjalan ke arah lift.

"Oppa, Jika kau terus ikut bersamaku mencari makanan-makanan enak di Seoul, aku akan sangat senang." Ucap Jinan dengan semangat sambil menoleh kearah Seunghyun.

"Wae? Apa karena aku tampan jadi kau senang di temani olehku?" tanya Seunghyun percaya diri.

"Anniyo. Karena aku akan terus di bayarkan olehmu dan aku tidak perlu mengeluarkan uang hehe. " ucap Jinan sambil menyengir.

"Aishh, Jinja? Itu sih kau yang akan senang, dan aku yang tidak senang. Bagaimana jika uangku habis karena terus membayarkan semua makananmu? Makan mu kan sangat banyak Jinan-ah" Ucap Seunghyun sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Mwoya? Uangmu tidak akan habis oppa hanya untuk membelikan aku makan. Lagipula makan ku tak sebanyak itu." ucap Jinan melipat tangannya di depan dada.

"Uang ku memang tidak akan habis jika hanya membelikanmu makanan tapi uang jatah lukisanku akan berkurang. Uh, sungguh kasihan lukisan dan prabot ku. Anniyo aku tidak mau membelikanmu makan lagi! " ucap Seunghyun.

"Wae oppa?? Wae? Kau kejam!" ucap Jinan lalu meninggalkan Seunghyun menaiki lift dan dengan cepat menutup liftnya.

"Ya!" teriak Seunghyun saat pintu mulai tertutup dan Jinan meledeknya dengan menjulurkan lidahnya.

"Ya! Gadis itu." ucap Seunghyun kesal namun setelahnya Seunghyun terkekeh mengingat kelakuan gadis itu tadi.

Jinan berjalan keluar dari lift dan berpapasan dengan Jiyong.

Jinan membungkuk kaku sambil menyapa Jiyong, entah kenapa Jinan merasa gugup padahal ia tidak melakukan hal yang salah.

"Tak perlu sekaku itu Jinan-ah." Ucap Jiyong sambil menatap Jinan.

"Eoh, aku tidak kaku. Bukan kah kau yang terlihat kaku? Seingat ku, kau tidak pernah memanggilku Jinan-ah, jadi siapa disini yang kaku." ucap Jinan.

"Ah, akhirnya kau kembali."ucap Jiyong sambil tersenyum.

"Mwoya? Ah iya, aku baru saja kembali dari mencari makan bersama Seunghyun oppa." ucap Jinan.

Jiyong menghilangkan senyumnya dari wajahnya.

"Anniyo, bukan itu. Sedari pagi kau bukan Jinanku. Kau dingin, bahkan terkesan cuek." ucap Jiyong.

"Mwoya? Jinanku. Biar ku beritahu, aku tidak pernah menjadi milikmu jadi jangan taruh kepemilikanmu di belakang namaku." ucap Jinan lalu pergi meninggalkan Jiyong yang tersenyum tipis disana.

"belum" gumam Jiyong.

Jiyong berbalik dan mengejar Jinan menyamakan langkahnya dengan gadis itu. Sedangkan Jinan menoleh kearah laki laki yang telah bersisihan dengannya sekarang.

"Jiyong-ssi, apa aku boleh bertanya sesuatu?" tanya Jinan.

"Kau sedang bertanya." pernyataan Jiyong membuat Jinan mencebik.

"Ck, aku kan hanya ingin basa-basi agar terkesan sopan." ucap Jinan.

"Arraseo kau boleh bertanya setelah memanggilku oppa." ucap Jiyong.

"Mwoya? Kau sangat ingin dipanggil oppa huh? Bukan kah banyak adik-adik manismu yang memanggilmu oppa? Kau mau aku menjadi adik manismu? " Tanya Jinan bertubi-tubi.

"aku tidak ingin menjadikanmu adik manisku dan kau benar-benar tidak manis, kau tau? Aku hanya merasa tidak adil karena kau memanggil hyung-hyung ku dengan sebutan itu. Dan kau banmal padaku, itu tak adil. " ucap Jiyong.

Fool- K.J.YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang