Prolog

534 38 4
                                    

Diruangan yang gelap itu terlihat sesak, bagaimana tidak jika di ruangan itu diisi oleh banyak orang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Diruangan yang gelap itu terlihat sesak, bagaimana tidak jika di ruangan itu diisi oleh banyak orang. Semua mata yang berada di ruangan tersebut melihat pada satu obyek yang dengan serius menerangkan sesuatu, tak ada yang berani menyela atau protes jika tidak maka maut akan mendekati mereka.

"oke aku disini mengumpulkan kalian karena suatu hal, ini tentang penculikan Eliza." Semua yang berada di ruangan tersebut terlihat berang sebab mereka tahu siapa Eliza dalam Hidup bos mereka.

"aku tahu kalian marah, sama dengan ku. Tapi kita tidak boleh gegabah!, karena musuh yang kita hadapi saat ini cukup tangguh." Wanita itu memperingati orang-orang tersebut, semuanya hanya diam dan patuh, tahu betul apa yang di ucapkan wanita yang menjadi bos-nya itu mempunyai insting yang sangat kuat terhadap seseorang.

"saat ini musuh kita ingin melakukan Barter(pertukaran), mereka ingin barang mereka dan Eliza akan mereka kembalikan. Tapi untuk saat ini kita tidak tahu barang apa yang mereka mau, sedangkan kita hanya mempunyai waktu 24 jam." Dia terlihat berpikir keras, mencoba mencari jalan keluarnya untuk menyelamatkan Eliza.

"Eliza" seru seseorang yang membuat perhatian wanita itu teralihkan. "maksudnya?"wanita itu mengerutkan keningnya di ikuti tatapan penasaran yang lain.

"ya, hanya Eliza yang tahu dimana barang itu berada sekarang" jawabnya dengan mantap. Seorang lelaki menyela "tapi saat Ini Eliza di culik bagaimana mungkin kita bisa mengetahui di mana barangnya. Dan, dari mana kau tahu kalau Eliza mengetahui dimana barang itu?" tanya lelaki itu penuh curiga.

"mudah saja, orang tua Eliza tidak tahu menahu tentang barang yang di maksud, dan mengapa hanya Eliza yang di culik? Sedangkan mereka bisa saja Menculik neneknya yang sedang sakit, mereka menculik orang yang tahu barang tersebut berada di mana tapi mereka kalah cepat dengan Eliza yang sudah menyembunyikan barang itu di tempat yang aman. Dan karena tidak mendapat apapun dari Eliza mereka menculik Eliza sebagai sandera dengan begitu memaksa orang yang memegang barang itu untuk menyerahkannya jika tidak ingin terjadi apapun dengan Eliza." Semuanya merenungkan dugaan Deni, ya Deni lah yang mengatakan itu semua.

"tapi dimana kita harus menemukan orang yang memegang barang itu? Kita menemukan jalan buntu!" ucap Oka,

"tidak jika kau menelusuri kembali jalanmu dan perhatikan ada jalan kecil yang telah kau abaikan, kau hanya terkecoh oleh jalan yang lebar yang terjangkau oleh mata." Jawab Deni yang berhasil membuat kerutan pada kening semua yang berada di ruangan itu.

***

Crystal menaiki tangga menuju kamar miliknya, disana masih ada Calysta yang masih menangis dan terus menyalahkan dirinya. Crystal sangatlah perasa, apa yang terjadi pada Eliza membuat dirinya juga merasa bersalah karena tidak bisa menjaga sahabatnya. Meskipun Eliza adalah gadis yang begitu kekanakan dan manja tapi Eliza adalah gadis yang sangat penyayang. Crystal sangat menyayangi Eliza seperti adiknya sendiri mengingat ia tidak mempunyai seorang adik.

"Crystal" Calysta membuyarkan lamunan Crystal. Crystal berjalan mendekati Calysta dan mengelus punggungnya. "ini salahku Crys!"ucap Calysta menyalahkan dirinya,lagi.

"sstt, ini bukan salahmu Cals". Ucap Crystal sambil terus mengusapkan tangannya di pundak Calysta. "cals aku mau tanya sesuatu.."tanya Crystal hati-hati. Untuk sesaat Calysta mengalihkan pandangannya pada Crystal. "apa?" "apa kamu tahu barang yang di maksud penculik itu?"

Calysta terlihat ragu mengucapkannya " itu.." Crystal mendengar dengan seksama. "itu..aku.."

***

"hey!, sekarang giliranmu!"ujar pria itu menyadarkan sahabatnya dari lamunan singkatnya. Mereka bertiga sedang bermain billiard. "ah, kalian saja yang main, aku bosan!" ujarnya sambil mengambil langkah menuju meja bar. Ia meneguk 1,2,3,4, minuman ber Alcohol tanpa henti.

"Angello!, kau ini kenapa?" tegur Leo yang langsung merebut gelas ke lima milik Angello. Angello ingin merebut kembali gelas tersebut tapi Leo sudah lebih dulu menyingkirkannya. "Aaaarrhhhgg..."Erang Angello. "Rey!, ni bocah kenapa?" tanya Leo pada Rey sebab ia tidak mendapat jawaban dari Angello.

Rey terlihat sedikit tersenyum sambil terus menyodok bola mengkilap itu "paling dia memikirkan tuan putrinya yang kabur" "Are you Serious?, Wow, seorang Angello Steven Heaber memikirkan seorang Gadis yang menjadi musuhnya?" ujar Leo. Sedangkan Angello hanya diam sambil menyembunyikan kepalanya di atas menja bar.

"kau tahu Lele?, dia itu jatuh cinta dengan si Ratu Scorpion itu, hanya saja dia masih di beratkan oleh dendamnya sendiri."ucap Rey lagi. Leo mencoba mencerna perkataan Rey "heh namaku Leo bukan Lele"bantahnya marah, sedangkan Rey hanya tertawa.

"tapi El, kalo kamu suka sama si ratu Scorpion itu, bagaimana dengan dendammu itu?" tanya Leo. Angello terlihat gusar sambil memijit kepalanya. Rey terus menyodokkan bola mengkilap itu dan berucap "jelas dia akan lebih mementingkan egonya Lele".

***

"wait...jadi dugaan si ipar aku itu benar?" ucap Crystal kagum terhadap kehebatan Deni. Deni memang sangat jeli melihat seseorang dan dia sangatlah peka terhadap apapun yang dirasanya mulai menjanggal dan benar saja dugaannya tentang Eliza.

"aku bakal ngelakuin apapun demi Eliza kembali"ujar Calysta memohon.

"bukan Cuma kamu yang mengharapkan Eliza kembali tapi Scorpion mengharapkan dia kembali juga".

***

Terus ikuti setiap Episodenya, kita akan tahu berhasilkah Crystal menolong Eliza dan membawanya kembali? Dan bagaimana Angello akan memilih antara perasaan istimewanya terhadap Crystal atau dendamnya terhadap Crystal yang saat ini di sebut sebagai Queen Scorpion!

Jangan lupa para Reader kuyy yang Cantik dan ganteng untuk memberikan warna pada bintangnya ya!, dan comment nya juga! 😍😍😘😘

Alergic to SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang