Pesona Tak Tertahankan

150 20 0
                                    

Calysta dan Eliza melompat kaget saat mendengar teriakan kencang Crystal, untung saja kamarnya kedap suara jika tidak pasti penghuni asrama akan menyerbu kamarnya mencari sebab suara teriakan itu.

Calysta membalik kotak yang terbalik akibat dibanting oleh Crystal. Calysta menebak bahwa di dalam kotak tersebut adalah serangga yang sengaja dimasukkan Angello untuk mengerjai Crystal, buktinya mengapa Crystal sampai histeris begini?. Benda di dalamnya menggelinding keluar, berkilau dan bentuknya bulat.

Calysta dan Eliza mengerutkan dahinya, mereka kira yang di dalam kotak tersebut serangga atau hewan kecil menjijikkan lainnya tapi ternyata bukan.

“koin?” tanya Eliza yang mengangkat koin perak tersebut di depan wajahnya.

“Buang!” teriak Crystal lagi.

Eliza dengan refleks membanting koin itu lagi hingga terpental-pental tinggi di lantai “buang! iya buang!” latah Eliza, Eliza menepuk jidatnya latahnya kambuh.

“Crys, gue kaget tau, latah kan jadinya” ucap Eliza.

Calysta tertawa di tempatnya melihat Eliza memarahi Crystal.

“ini hanya koin Crys!, tidak menakutkan dan tidak juga special” ucap Calysta.

Crystal terdiam di atas tempat tidurnya ‘spesial?’.

“jelaskan dari mana kau membawa mobilku?”  tanya Angello dengan wajah yang acak-acakan.

Crystal mengernyit saat mencium bau rokok dari nafas Angello. “kau merokok?” tanya Crystal, Angello tidak membalas pertanyaan Crystal ia hanya terus menatap Crystal dengan  muka merah.

“dasar ya laki-laki tiap ada masalah pelariannya rokok, gak sayang tuh paru-paru?” Crystal mengomel di hadapan Angelo.

“baik-baik, aku hanya ke Cafe,

tadi suntuk di rumahmu yang besar ini. Puas?” Jelas Crystal saat melihat tatapan tanya Angello pada dirinya.

“kau pikir di gedung Apartement ini tidak punya Cafe dan Restoran?, kau bisa ke Cafe tanpa pergi dari gedung ini!” Ucap Angello.

“aku ke Cafe favorit ku!” kilah Crystal. Angello tak berkomentar apapun lagi, ia sangat lelah berdebat dengan Crystal.

Crystal melirik pintu serambi yang terbuka, hawa dingin terasa langsung menusuk tulang-tulang Crystal yang dengan refleks mengusap kedua bahunya.

“berapa lama kau di luar sana tadi?” tanya Crystal pada Angello. Angello hanya diam saja dan terus menatap Crystal dengan bersedekap dada.

“apa pedulimu?”

“ck!” Crystal berdecak, ia melangkah ke arah Serambi dan menutupnya lalu melangkah menuju Angello dan menarik tangannya, Angello mau tak mau mengikuti langkah cepat Crystal menuju ruang tengah. Crystal mendudukkan Angello di sofa.

“Buka bajumu” perintah Crystal sambil memainkan telunjuknya.

Angello dibuat kaget dengan perintah Crystal yang membuat pikirannya lari kemana-mana. Crystal menyentil jidat Angello lantaran tidak cepat mematuhi perintahnya. “cepat!, dan hilangkan pikiran jorok itu dari kepalamu!”

“gak!” Angello menggelengkan kepalanya sambil terus mempertahankan bajunya yang ingin di buka Crystal.

“bandel amat sih?!, buka nggak?” omel Crystal yang masih mencoba menarik-narik ujung Shirt Angello.

“Crys, jangan gila deh, gue masih ting-ting tahu!” ucap Angello dengan cepat melompat ke belakang Sofa.

“ting-ting, teng-teng, emang gue pikir?, cepetan sini buka baju lo!” omel Crystal lagi. Angello tetap masih enggan mematuhi perintah Crystal.

Alergic to SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang