HAI,HAI,HAI, maaf sekali lagi untuk para readers, maaf beribu maaf karena Updatenya moloooorrr...kalian tahu kan penyakit yang menyerang para Author itu adalah Moody, kalau moodnya sedang baik maka kapasitas daya menulisnya sangat penuh, tapi saat moodnya jelek dia akan mengalami penurunan daya hingga 0% yang artinya males ngetik dsb.
dan tanpa banyak Cincong, ini chapter yang kalian tunggu-tunggu.
Sejumlah orang terlihat tengah berkerumun untuk mendiskusikan sesuatu seperti akan ada hal besar yang mereka rencanakan. Satu persatu mulai berpencar entah apa yang akan mereka lakukan tetapi, tidak ada seorang-pun dikeramaian itu yang curiga, mungkinkah karena strategi yang mereka buat?.
Mall itu begitu besar mungkin jika ada seorang bocah yang kehilangan ibunya dia tidak akan pernah bisa bertemu saking banknya orang berlalu lalang di tempat Elite tersebut.
"cukup pintar untuk sebuah pertukaran barang!" Crystal menyeringai. Ia begitu takjub dengan otak si penyandra untuk melakukan barter di sebuah Mall besar, dan yang pasti sipenyandra telah membuat rencana tersebut dengan sangat matang, benar-benar matang!. Si penyandra tahu jika mereka melakukan Barter di keramaian tanpa mengikut sertakan oknum polisi pastilah sangat mudah, tapi jika sebaliknya itu akan menyulitkan.
Sebenarnya Crystal juga sangat tidak suka berhubungan dengan oknum kepolisian menurutnya kepolisian sangatlah merepotkan!. Terutama pada sirine mobilnya, bukannya menangkap penjahat malah penjahatnya kabur jika mendengar sirine tersebut.
Anak buah Crystal mulai berpencar untuk memeriksa keadaan. Deni menuju bagian wahana permainan tempat itu dipilihnya sebab ada kemungkinan Eliza disandera di sana, bayangkan saja Mall yang sangat besar ini sebagiannya diisi dengan wahana permainan yang pastinya akan lebih banyak orang disana.
Disisi lain Crystal bersama dengan Calysta menelusuri Mall. Tiba-tiba I phone milik Eliza yang digang oleh Calysta berdering, Crystal dan Calysta saling bertaatapan.
"ini, yang menculik Eliza" Ucap Calysta sambil menunjuk nomor yang tertera.
"kamu yakin?" tanya Crystal meyakinkan. Crystal memberikan kode kepada Calysta untuk menjawab telpon tersebut.
" kalian harus membawa barang tersebut ke latai paling bawah tanpa polisi bersama kalian"
Setelah itu bunyi jeda panjang yang terdengar tanda panggilan tersebut usai. Lagi-lagi Crystal berdecak kagum terhadap si penculik ini, bagaimana mereka tahu kalau Crystal dan anak buahnya telah berada di Mall?. Entahlah. Tetapi Crystal tetap saja memerintahkan kepada anak buahnya untuk segera menuju Besmant.
Sesampainya di Besmant Calysta, Crystal dan anak buahnya tak mendapatkan apapun, Crystal memerintahkan anak buahnya untuk berpencar mencari keberadaan Eliza. Saat pencarian berlangsung dering telpon menghentikan aktivitas mereka, Crystal meberikan kode kepada Calysta untuk menjawabnya.
"dengar baik-baik!, simpan barang yang kalian bawa di dalam mini van yang berada disana dan setelah itu tinggalkan!, jangan coba-coba melawan kalau kalian tidak mau teman kalian selamat"
Tutttt.....
Sambungan tepon terputus. Crystal dan Calysta mencari keberadaan Van tersebut, setelah hampir lima menit menelusuri Besmant mereka menemukan mini Van itu di ujung pintu masuk Besmant sangat jauh dengan mobol-mobil lainnya.
"ini gak papa Crys?" tanya Calysta ragu, ia merasa bersalah pada Eliza karena sudah mengingkari janjinya, tetapi ini juga demi keselamatan Eliza.
"gak, cepat simpan aja barangnya di dalam setelah itu kita pergi cari Eliza."
Sebenarnya Calysta sedikit tidak rela, sebab barang tersebut sudah di amanatkan untuk dia jaga, malah sebaliknya.
Setelah Crystal dan Calysta meninggalkan Bastman tersebut handphone milik Eliza kembali berdering.
"sesuai pejanjian serahkan Eliza sekarang!" ancam Calysta geram, ia sudah sangat lelah bermain kucing-kucingan seperti ini.
" oke saya akan kembalikan Eliza, dengar baik-baik kata-kata ini, dan segera temukan. Sebelum temanmu kehilangan raganya" suara itu terdengar kejam, ia seperti tersenyum jahat dibalik benda persegi itu.
Crystal tidak banyak bicara, sepertinya ia lebih memilih menyimak dan fokus terhadap suara tersebut. Crystal memang tidak banyak membuang teaga dengan berteriak di depan muka si penculik, ia lebih memilih bermain cantik.
"temukan dia ditempat yang ramai tetapi sepi baginya...tutt.." satu kalimat tersebut cukup membuat Calysta dan Crystal bingung
"halo?, hei, HEII..DIMANA ELIZA, DIMANA DIA!!!hik..hik..hik..", seketika itu juga Calysta histeris ia bahkan menangis karena tidak mengetahui keberadaan Eliza.
"sudah cals!, kamu harus tenang!", Crystal mengguncang tubuh Calysta agar bisa berfikir dengan tenang bukannya histeris yang membuatnya lebih kebingungan.
"gue mau ELIZA CRYS!!!" Calysta mencengkeram balik kerah baju Crystal.
Sedalam itukah...
Persaudaraan mereka...
Padahal mereka bukan saudara...
Crystal merasa iri dalam hatinya sedalam itu persaudaraan mereka, apa hanya dia yang tidak memiliki cemistry yang kuat. Kakaknya? Entahlah ia memang sangat menyayangi kakankya tapi itu sebelum ia dikecewakan.
Calysta terlihat bolak balik serta menjambak rambutnya, ia juga terlihat berbicara ngawur.
"Eliza.. Eliza pasti dia sangat kesepian.." Crystal mendengar apa yang Calysta katakan dan seketika ia mengetahui sesuatu.
"itu dia!, Calysta wahana bermain dimana?" tanya Crystal yang gemas dengan kelinglungan Calysta.
"hah?,oh,lantai tiga, kita mau maen?, kan Eliza belum ketemu, hiks,hhiks" Calysta terlihat seperti orang plinplan sekarang, Crystal takut jika Eliza tidak ditemukan segera Calysta akan benar-benar gila!
"tunjukin aja jalannya!"
****
"eh, Rey tadi kemana sih?" tanya Angello setelah mandi menyegarkan badannya dari Alcohol semalam. Sedangkan Leo terlihat asyik bermain Playstation, ia hanya menjawab sekenanya pertanyaan Angello. Angello begitu kesal diabaikan akhirnya dengan tega ia mematikan layar Tv tersebut.
"NOOOOO!!!! GUA MAU MENANG ELL!" teriak Leo histeris, gamenya hampir selesai dan Angello merusaknya.
"suruh siapa abaikan pertanyaan gue?" jawab Angello cuek sambil mengeringkan rambut cepaknya dengan handuk kering.
"dasar tukang sensi!" kesal Leo beralih dengan membanting tubuhnya ke reanjang Angello yang empuk.
"trus Rey kemana?"
"ohh, gak tau, katanya keluar sebentar beli camilan gitu" Angello menaikkan alisnya
"Are You Sure?, sepagi ini?" Angello kembali menatapnya tajam.
" yaa...gak usah gitu mata lo, ntar lompat baru tau rasa!, gue juga gak boong kali emang dia bilang mau beli camilan ke gue!" Anggelo terlihat sedikit ragu atas jawaban Leo, bukannya dia tidak percaya tapi Angello tahu betul jika ada sesuatu yang disembunyikan dua orang tengik itu.
🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗
Makasih udah baca guys! Maaf masih Php kalian karena Eliza belum ditemukan😁, tunggu next partnya ya😊. Jangan bosan-bosan nongkrong di lapak ini yah. Jangan lupa 🌟🌟
Dan krissannya
KAMU SEDANG MEMBACA
Alergic to School
Ficção Adolescentesebelum baca cerita ini kalian harus baca Trouble Maker Girl in Heaber. soalnya Cerita ini adalah lanjutan dari TMGIH atau Klik link di bawah https://my.w.tt/MvhubU1gD3 @@@ Crystal dan gengnya berhasil menemukan Eliza, tapi si penculik berhasil kabu...