Eliza

85 9 0
                                    

Jangan lupa putar musik vidio di multi media ok!
________________________________________

Crystal mengobati luka Angello, sesekali Angello meringis sakit saat luka dalam di pipi dan kupingnya terkena antiseptik.

"Maaf.." Crystal memulai obrolannya.

Angello menangkap pergelangan tangan Crystal yang sedang mengobati lukanya.

"Asal kau tahu, luka ini tak sebanding dengan rasa bersalahku akibat ke salahfahaman kita di masa lalu". Angello berucap lembut sambil menatap kedua mata Crystal. Crystal menundukkan pandangannya menyembunyi kan rasa malunya dari Angello.

Crystal melepas pegangan Angello di tangannya "lepas tuan narsis!, kau tidak ingin lukamu sembuh hah?" Ucap Crystal yang mencoba menyembunyikan rasa malunya itu.

Crystal tak sengaja menekan-nekan luka Angello sedikit lebih keras hingga Angello berteriak kesakitan. "Adu, duh!" Ringis Angello.

"Eh, Sorry-sorry!" Crystal begitu menyesal.

"Hahaha, kamu kalau galak jadi tambah imut" ucap Angello.

Wajah Crystal memerah seperti tomat sebab tak tahan dengan gombalan Angello.

***

Rey, Calysta dan Leo sedang berada di ruang keamanan CCTv. Mereka berhasil mendapatkan lokasi Eliza dan Randy yang sedang tersesat di lorong tak berujung itu.

Calysta melihat Eliza yang berjalan kesana kemari mencari jalan keluar, sedangkan Randy terlihat marah-marah sambil terus berlari mencari jalan keluar di lorong itu.

"Bagaimana ini?, Eliza terjebak di lorong itu, bagaimana jika dia bertemu dengan Randy lagi?" Tanya Calysta dengan cemas.

Rey melangkah ke arah lemari baja itu dan mengeluarkan sesuatu dari dalam, sebuah gulungan besar Rey keluarkan dan menggelarnya di meja besar yang berada di tengah ruangan itu. Calysta mengangguk mengerti dan baru tahu fungsi sebenarnya dari meja itu sekarang.

"Mereka sepertinya tidak akan bertemu, coba lihat ini" ucap Rey.

Calysta dan Leo maju memperhatikan peta seperti labirin itu. Dari balik gulungan peta itu ternyata ada cahaya yang menunjukkan titik merah tanda adanya sesuatu yang bergerak di dalam lorong labirin itu.

Calysta tak tahu titik yang mana yang mewakili Eliza tapi jika dilihat dari jarak mereka ternyata Eliza dan Randy telah terpisah sangat jauh.

"Mereka berjauhan jadi tidak mungkin bertemu kan Rey?" Ucap Leo.

"Ya, mereka berjauhan, dan sepertinya Eliza mengetahui arah jalan keluarnya meski beberapa kali ia mendapatkan jalan buntu" ucap Rey takjub.

Calysta tak heran lagi, sebab dari yang Calysta ingat Eliza dan Crystal dulu pernah tersesat di sana.

Calysta menyilangkan tangannya. "Wajar saja dia sedikit tahu, soalnya Eliza pernah terjebak di sana bersama Crystal waktu pertama kali masuk ke sekolah ini, dan asal kalian tahu saja!, Eliza memiliki IQ diatas Rata-rata"

Rey dan Leo menatap tak percaya kepada Calysta, sedangkan Calysta tak setuju ditatap seperti itu.

"Wait!, kalau Eliza pernah terjebak dan tahu arah sedikit it's ok, itu wajar. Tapi kamu bilang Eliza IQ nya diatas atas  rata-rata, sepertinya nggak deh!" Ucap Leo tidak percaya, bagaimana Leo mempercayai Eliza adalah orang yang jenius jika kelakuannya abnormal begitu.

"Ya aku setuju dengan perkataan Leo" ucap Rey menyetujui perkataan Leo

Calysta diam tak berkutik, apa dayanya dia diserang oleh dua orang. Ini juga salah Eliza yang bertingkah pecicilan jadi tak ada yang percaya dengannya.

***

Randy sudah seperti orang gila yang menembak kesana kemari, Randy sudah kesal dengan labirin itu, ia sudah cukup lama menelusuri lorong itu tapi ia merasa sudah melewatinya berulang kali.

"Arrgghh, sial!" Umpatnya.

Randy benar-benar kesal dengan Eliza yang menjebaknya menuju labirin itu. Amunisinya telah habis, dan energinya juga semakin berkurang akibat terlalu lama berkeliling di labirin itu dan akhirnya Randy memutuskan untuk beristirahat sejenak.

***

"Hahh..hahh.hahh…hahh…"

Eliza baru saja lolos dari labirin tak berujung itu, keringatnya bercucuran sampai membasahi baju yang dipakainya.

Rasa lapar yang tak ditahannya membuat perutnya seperti dipelintir, sedikit-sedikit kesadarannya mulai hilang dan penglihatannya menggelap.

"ELIZA!!" Calysta berteriak dengan sangat kencang saat melihat rekaman CCTV yang menunjukkan Eliza pingsan setelah keluar dari labirin tersebut.

Tanpa pikir panjang Rey berlari keluar dari ruangan CCTV dan menyusul Eliza. Calysta dan Leo menyusul Rey ke tempat Eliza berada.

TBC❤❤
Baca juga cerita mami lainnya!!

Alergic to SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang