Maaf lama Up-nya....
***
TIK!
TOK!
TIK!
TIK!
TOK!
Suara detak jam begitu nyaring terdengar dikeheningan ruangan yang steril itu, tak banyak yang berada disana. Hanya beberapa kepala yang dengan setia masih memandangi seseorang yang terbaring tak sadarkan diri dan berharap mata itu terbuka demi memuasakan kelegaan mereka.
Gadis itu baru saja lolos dari malaikat mautnya, atau mungkin hanya sedikit saja sabit kematian malaikat maut merobek dirinya hingga berbaring tak sadarkan diri. Eliza, ya Eliza, dia baru saja terselamatkan dari mautnya. Kejadian itu begitu mengerikan bila diingat ia akan jatuh dari ketinggian 20m atau 65 kaki 7,402inci, membayangkannya saja akan membuat orang pingsan apalagi dengan mengalaminya.
Jika kalian berpikir bahwa aku atau anak buahku yang menemukan Eliza itu benar, tapi soal menyelamatkan Eliza itu Rey yang melakukannya. Aku ingat betul saat Rey melompat menangkap Tubuh Eliza yang terjun bebas dari wahana permainan mngerikan itu, tapi sebelum itu rupanya Deni menemukan Eliza juga lebih dulu soalnya ia telah mempersiapkan kasur angin tepat dimana Rey dan Eliza jatuh terpental akibat kasur empuk itu yang entah Deni dapat dari mana. untung saja tak ada luka yang serius hanya saja mungkin kejadian di Mall itu akan menyimpan trauma yang mendalam seperti halnya diriku.
Aku sedikit curiga pada Rey, aku tahu sangat tidak sopan mencurigai seseorang yang sudah menyelamatkan nyawa Eliza, namun sangat ganjil jika ini hanya diumpamakan sebagai kebetulan saja apalagi dia adalah teman dari Angello si pangeran narsis itu.
Saat orang tua Eliza tahu Eliza sudah ditemukan mereka langsung membawa Eliza ke RS, ibunya Eliza bisa dibilang hampir tiap jam dia pingsan karena Eliza yang tak kunjung sadarkan diri sedangkan Rey masih setia menemani Eliza disampingnya.
"Rey pulang gih Gue ada kok buat jagain Eliza, dan makasih juga udah nyelamatin Eliza." Ucap Calysta meyakinkan, dan tampaknya Rey mengerti dengan perkataan Calysta.
Rey mengambil jaketnya yang tersampir di kursi yang ia duduki tadi, ia menatap aku sebentar sambil lalu. Aku tidak mengerti dengan tatapannya itu, emangnya aku punya hutang?.
Aku masih bertanya-tanya bagaimana Rey menemukan Eliza lebih dulu daripada kami?. aku tahu bagaimana Rey begitu tertarik oleh Eliza tapi aku tidak menyangka akan sejauh ini.
"Crys.."
"kalau Eliza bangun nanti dan tanyain tentang barang yang dia titip ke aku gimana?, aku mesti jawab apa?" tanya Calysta yang meatap sendu Eliza yang tak sadarkan diri.
Aku sejenak menghela nafas, ini hal yang cukup sulit sih. Ucapku dalam hati.
"udah tenang aja biar aku yang bereskan masalah itu." Aku sebenarnya sangat geram dengan penculik Eliza itu, sudah dikasih yang dia minta malah mau membunuh Eliza juga, awas saja kalau aku menemukannya akan kujadikan perkedel!.
***
Author Pov_
"dari mana Rey?" tanya Angello tajam.
"gak dari mana-mana kok" ucap Rey sekenanya.
"ehm.. gue mending masuk kamar maen game yah dahhh!!" Leo memilih kabur ke kamar Angello daripada harus menyaksikan perang dunia ke-tiga antara Angello dan Rey.
"uhh, serem amat tuh dua orang, mending gue menghindar daripada kena batunya!, ah telpon Calysta ah!"
Tuuuut...
"yah nggak nyambung pula!" ucapnya frustasi.
Angello dan Rey hanya saling menatap tanpa ada suara yang keluar, mereka seperti bicara dari mata ke mata #ceilehh awas lo berdua Homo#
"oke lo jelasin lo dari mana?" tanya Angello, sedangkan Rey terlihat berpikir dengan memegang dagunya. " besok aja yah El gue ngantuk, Hoooammm" ujarnya sambil mempraktikkan gaya kantuknya.
"dasar Rey kampret!"
***
Beberapa Minggu Kemudian....
Aku Eliza juga Calysta kembali ke Asrama, well yeah, kita kembali ke Heaber Univercity. Sebenarnya ini adalah pertimbangan yang berat bagi kami bertiga, apalagi Eliza yang beru saja pulih dan yah sesuatu yang dinamakan trauma langsung memenuhi otaknya. Kami maksudnya aku ingin mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi di Sekolah ini.
Pasti begitu banyak pertanyaan dibenak kalian mengama aku ingin kembali?, aku hanya penasaran pada satu hal, akan ku ceritakan.
Flash back On_
Calysta mengis tersedu-sedu di dalam kamar milikku, ia sangat menyesali kehilangan Eliza. Saat rapat tadi aku terpikir oleh perkataan Deni yang mengatakan bahwa Calystalah yang tahu keberadaan barang milik Eliza.
"Cals..aku mau tanya sesuatu.."
"apa?" tanya Calysta dengan mata yang sembab
"apa kamu tahu barang yang dimaksud penculik itu?" tanyaku pelan, aku tidak ingin membuat jiwanya lebih terguncang.
Calysta terlihat ragu mengucapkannya " itu.." Crystal mendengar dengan seksama. "itu..aku.."
"aku yang menyimpannya, tapi untuk apa?"
"bisa aku lihat?" ucapku, ia nampak sedikit ragu memberikannya.
Calysta mengeluarkan kotak kayu dari tasnya, entahlah aku tidak tahu apa isi dari kotak itu tapi yang jelas ini membuat semuanya menjadi sulit.
"sebenarnya kotak itu sudah lama ada padaku, aku tidak tahu mengapa Eliza memberikan kotak itu padaku, aku pernah bertanya padanya tapi ia hanya menjawab 'simpan saja, kalau kotaknya di tanganku nanti bisa hilang' katanya"
Aku mengerti apa yang Eliza katakan pada Calysta bukanlah sebuah kecemasan semata tapi ia tahu betul jika kotak itu ada padanya pati akan hilang dalam artian direbut orang.
Aku membawa kotak itu ke ruanganku dan membuka apa isinya. Hal pertama yang aku lakukan adalah mengerutkan dahiku, aku bertanya-tanya apa benda semacam ini diperebutkan sampai harus mngorbankan nyawa seseorang?!. Astaga!.
***
"dengar baik-baik!, simpan barang yang kalian bawa di dalam mini van yang berada disana dan setelah itu tinggalkan!, jangan coba-coba melawan kalau kalian tidak mau teman kalian selamat"
Tutttt.....
Sambungan tepon terputus. Aku dan Calysta mencari keberadaan Van tersebut, setelah hampir lima menit menelusuri Besmant kami menemukan mini Van itu di ujung pintu masuk Besmant, sangat jauh dengan mobol-mobil lainnya.
"ini gak papa Crys?" tanya Calysta ragu, ia merasa bersalah pada Eliza karena sudah mengingkari janjinya, tetapi ini juga demi keselamatan Eliza.
"gak, cepat simpan aja barangnya di dalam setelah itu kita pergi cari Eliza." Maaf Calysta tapi barang yang kau simpan itu palsu dan yang asli ada padaku. ("Kau tenang saja kau tidak mengingkari janjimu pada Eliza. Aku juga sudah memasang alat pelacak bagian dalam mobil van tadi jadi pergilah sejauh mana kau membawa barang itu. Aku ingin lihat dimana sarang tikus itu berada")
Sebenarnya Calysta sedikit tidak rela, sebab barang tersebut sudah di amanatkan untuk dia jaga, malah sebaliknya.
Setelah Aku dan Calysta meninggalkan Bastman tersebut handphone milik Eliza kembali berdering.
Mereka pikir aku sebodoh itu?, maaf-maaf saja aku juga bisa bermain kucing-kucingan seperti ini, dan yang menjadi kucing disini adalah Aku!, dan kalian para tikus hanya mendapat keju Busuk!.
Flash Back Of_
Ini adalah misi pertama kami : mencari tahu kebenaran Heaber!.
"Girls!, siap ke sekolah?"
"siap!"
"siap!"
"LETS GOOO!"
"LET'S BEGIN!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Alergic to School
Teen Fictionsebelum baca cerita ini kalian harus baca Trouble Maker Girl in Heaber. soalnya Cerita ini adalah lanjutan dari TMGIH atau Klik link di bawah https://my.w.tt/MvhubU1gD3 @@@ Crystal dan gengnya berhasil menemukan Eliza, tapi si penculik berhasil kabu...