Bagian 16

3.5K 146 1
                                    

Kau terlihat buruk man" kata Alex pagi itu dikantornya. Saat ini ia tengah berada diruangan Matthew.

Well Matthew memang terlihat tidak sesempurna biasanya . Pria itu terlihat lebih berantakan dan kusut. Janggut-janggut lebat mulai tumbuh diantara dagunya dan dia biarkan seperti itu semenjak lima hari lalu. Semenjak kepergian Cassandra. Bahkan hampir semua karyawan kantornya dapat melihat jelas perbedaan jelas yang merubah penampilan bosnya itu, banyak gosip yang beredar diantara mereka kenapa bos tampan mereka itu bisa sampai jadi seperti ini.

Memang Cassandra akan kembali, namun saat mengingat bagaimana kondisi tempat Cassandra pergi dan kesalah pahamnnya. Matthew selalu merasa gugup dan khawatir. Ia tidak pernah bisa tidur nyenyak akhir-akhir ini, ia selalu mengalami insomia parah karena terlalu khawatir. Memikirkan Cassandra berada ditempat yang berbahaya benar-benar mengancaukan pikirannya. Apalagi ia sangat merindukan kekasihnya itu sampai rasanya dadanya terasa sesak. Matthew tidak pernah membayangkan ia akan merasakan kegelisahan sampai seperti taraf ini karena ia mencintai seseorang.

Apalagi saat Matthew tahu bahwa keputusan akhir Cassandra untuk pergi adalah karena berita kencan romantsinya dengan Helena itu. Camryn telah menceritakan semuanya, rencana Cassandra untuk hidupnya kedepan. Camryn juga mengatakan bahwa jika Matthew tidak menyetujuinya untuk berangkat maka kemungkinan besar wanita itu juga tidak akan berangkat.  Jika sampai Cassandra kenapa-napa Matthew mugkin tidak akan menerima ini dengan mudah.

Matthew mengangkat bahu tidak peduli, "Tidak seburuk yang kurasakan disini" Matthew menunjuk dadanya. Alex tersenyum prihatin.
"Harunya kau istirahat. Kau harus menyiapkan tenagamu untuk membujuk Cassandra jika dia kembali nanti"

Matthew hanya tersenyum pahit.

****

Hari kedelapan kepergian Cassandra, Matthew merasa lebih gugup lagi. Dua hari lagi Cassandra kembali. Segala skenario untuk menjelaskan semua permasalahan sudah terbayang dikepalanya namun ia masih belum menemukan satu yang tepat.

Malam itu Matthew begitu kelelahan akibat terlalu menforsir dirinya sendiri, well dengan menyibukan diri setidaknya pikirannya akan teralih sebentar.

Matthew baru pulang sampai hampir tengah malam, pria itu tidak sempat untuk mandi atau berganti pakaian. Begitu sampai dikamarnya ia langsung tertidur diatas kasurnya. Kali ini tubuhnya benar-benar tumbang. Karena itu ia bisa memejamkan matanya sebentar.

Pukul enam pagi Matthew mendengar ponselnya meraung-raung dari dalam saku celananya. Matthew tidak menghiraukan bunyi ponsel itu sampai kali keempat. Pria itu sudah siap untuk menghujani siapapun yang menelfonnya saat itu dengan segala umpatan kasarnya.

"Bukankah ini terlalu pagi untuk menganggu orang tidur" Bukannya mengatakan hallo, namun kata-kata yang langsung keluar dari mulut Matthew.

"Maafkan aku sudah menganggu waktu tidur mu anak muda" begitu mendengar suara berat dan serak itu, Matthew langsung terduduk tegap. Well ini, William ayah Cassandra.

"Maaf Will aku benar-benar kurang tidur akhir-akhir ini" ujar Matthew mohon maklum. William berdeham, "Aku mengerti".

Baru empat hari yang lalu Matthew harus mengalami introgasi panjang yang dilakukan oleh Linda dan William. Menyakinkan dua orang tua Cassandra sama susahnya dengan.menyakinkan putri mereka. Matthew sampai harus melakukan video call dengan Helena dan tunangannya david untuk benar-benar membuktikan bahwa mereka tidak memiliki hubungan apapun.

Syukurlah sehari setelah itu Helena membuat klarifikasi melalui sebuah reality show bahwa Matthew dan Helena hanyalah sebatas teman lama.

"Kenapa kau menelfonku sepagi ini will?"
Tanya Matthew dengan suara serak.

"Cassie mengalami kecelakaan"

Dan dibangunkan secara paksa dipagi buta tidak lebih buruk dari ini.

***

"Bagaimana keadaan Cassie will?" tanya Matthew begitu ia tiba dirumah orangtua Cassandra.

William menggeleng lemah, "Mereka belum bisa memastikan. Mereka hanya memberitahu bahwa mobil yang Cassie tumpangi terperosok ke...jurang"
William mencoba menyelesaikan kata-katanya dengan susah payah. Matthew hanya mematung disamping pria paruh baya itu.

Rasa takut, cemas,dan sesak tiba-tiba menyelimuti tubuh dan pikirannya. Mereka masih belum bisa memastikan apa yang terjadi pada Cassandra. Bahkan saat ini mereka tidak tahu apakah Cassandra sedang berjuang dalam hidup atau mati. Matthew tidak dapat membayangkan lagi. Pikirannya kacau.

"Kurasa aku harus kesana" kata-kata itulah yang pertama Matthew ucapkan begitu ia memiliki kesadarannya kembali. Keinginan untuk menyusul Cassandra, menyelamatkan wanita itu begitu besar tumbuh dalam diri Matthew. Will menghela nafas panjang, 
"Kita tidak bisa kesana"

"Apa maksudmu dengan tidak bisa--"

Kata-kata Matthew terinterupsi saat ponsel William bergetar. 
"Hallo" pria paruh baya itu berdiri , kemudian bicara. Terlihat begitu serius dan intens. Matthew dapat menebak kemungkinan itu dari otoritas setempat yang menangani kecelkaan ini.

Terlhat sedikit gurat kelegaan dalam wajah William, "Mereka sudah menemukan Cassie"

"Oh terimakasih tuhan. Bagaimana keadaannya?" suara Matthew kembali intens. Pria itu menahan nafasnya saat menunggu jawaban William. 
"Aku masih belum tahu." Ucap William berbohong

"Bagaiama bisa kau tid--"

"Cassie akan dibawa kesini segera, aku akan mengurus semuanya. Yang bisa kita lakukan sekarang hanyalah menunggu"

Matthew masih ingin menanyakan banyak hal pada William namun sebelum ia dapat bertanya pria paruh baya itu cepat-cepat meninggalkan tempat itu.

Jauh dilubuk hatinya Matthew tahu bahwa William berbohong padanya dan ini berarti bahwa keadaan Cassandra tidak cukup baik namun pria itu mencoba menepisnya jauh-jauh. Sekarang yang ia dapat lakukan adalah menunggu dan berdoa. Demi apapun Tuhan aku rela menyerahkan segalanya yang aku miliki agar Cassandra bisa kembali, batin Pria itu terus memanjatkan doa.

****

Apapun yang coba disembunyikan William terjawab sudah saat Cassandra akhirnya sampai dibandara J.F Kenedy New York. Kondisi Cassandra memang tidak baik, bahkan kritis.

Saat jatuh terguling kedalam jurang kaki bagian paha Cassandra tersayat kayu tajam ditambah dengan tulangnya yang patah. Wanita itu hampir mati karena hampir saja kehabisan darah, namun untungnya tim penyelamat datang disaat yang tepat.

Linda terus menangis saat melihat kondisi putrinya. Matthew hanya bisa tertunduk lesu didepan ruangan ICU itu. Dokter sedang menangani Cassandra didalam.

Setelah empat jam berlalu akhirnya Dokter keluar juga.
"Bagaimana keadaan putriku dokter?" Tanya William.
"Miss Roberts sudah mengalami masa kritisny sir. Operasi dikakinya juga berjalan lancar. Dia stabil sekarang"

Linda, William dan Matthew menghembuskan nafas lega. Kemudian dokter itu tersenyum dan menatap Matthew. "Dan untunglah kandungan Miss Roberts kuat sehingga kehamilannya dapat bertahan" ucap dokter itu seraya menepuk pundak Matthew.

Mendengar ucapan Dokter itu tiga orang dewasa itu langsung shock. Matthew menatap dokter itu dengan tidak percaya.
"Kandungan? Maksudmu putriku hamil dokter" tanya William masih dengan keterkejutannya.

Her Healer (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang