Cassandra Roberts
Aku tak pernah berfikir akan hidup lagi setelah peristiwa mengerikan itu. Melihat cahaya saja sudah cukup membuatku bahagia, namun ternyata tuhan memberikan anugrah lebih padaku. Aku bisa menjalani hidup lagi, dapat tertawa setidaknya ini dapat dikatakan normal kan?.
Mungkin aku bukanlah gadis yang menarik, bisa dikatakan aku masuk dalam kategori gadis aneh. Aku lebih suka sendirian, bahkan aku lebih suka menjauh dari dari orang-orang yang peduli padaku. Dan aku sangat menjauhi untuk membangun hubungan dengan seorang pria, karena satu-satunya pria yang pernah kutemui adalah seseorang yang benar-benar brengsek.
Aku menatap malas pada ponselku yang mulai berdering ini waktunya makan siang dan waktunya ibu atau ayahku menelfonku. Mereka hampir selalu melakukan itu semenjak aku memutuskan untuk tinggal sendirian. Aku tahu mereka melakukan ini karena menyanyangiku, tetapi aku sudah dewasakan? Bukankah mereka memperlakukanku seperti remaja ingusan?
"Ya mom?" jawabku langsung pada dering pertama.
"Aku sedang makan dan aku baik-baik saja"
"...."
"Tentu menganggu" jawabku ketus tanpa basa-basi. Ibuku adalah tipikal orang tua yang benar-benar protektif.
"...."
"Tidak apa-apa. Bisakah aku menutup terlfon ini sekarang?"
"..."
"Aku juga menyanyangimu mom, sampai jumpa"
Aku menghembuskan nafas lega diakhir perbincangan kami. "Siapa ibumu?" tanya Camryn yang duduk disampingku. Aku mengangguk singkat. Kemudian ia kembali sibuk dengan smartphonenya. Camryn Lively adalah sahabtku sejak kami kecil dulu kami bertetangga. Namun sebuah kebakaran yang membuat rumah camryn lenyap membuat kami terpisah. Akan tetapi hal itu bukanlah penghalang untuk hubungan persahabatan kami. Sampai akhirnya kami berteman sampai saat ini.Camryn adalah satu-satunya sahabat yang kumiliki.
"Kau akan ikut kan cass?" tanya camryn tiba-tiba memecah perhatianku. "Maksudmu?"
"Astaga cassie aku kan sudah katakan minggu lalu. Perayaan hari jadiku yang kedua bersama alex, kau ikut kan?" tanyanya dengan seringai lebar.
Ah Alex Rudolf pacar Camryn. Aku tidak terlalu mengenal pria itu hanya beberapa kali kami bertemu. Namun satu hal yang kutahu pria itu benar-benar mencintai sahabatku.
"Entahlah cam" jawabku acuh tak acuh. "Kau tahukan aku tidak terlalu suka keramaian" "Oh ayolah cassie ini adalah moment penting bagiku dan kau sahabatku harus hadir" ujarnya bersikeras. " Jika kau tidak datang aku tidak akan bicara denganmu lagi". Aku hanya tersenyum mendengar ucapan Camryn, terkadang sifatnya memang masih seperti anak kecil. Namun inilah yang terkadang menghiburku camryn yang bertingkah lucu. Aku tertawa, "Astaga...ataga aku pergi aku pergi" jawabku menyerah. Sontak ia bersorak bahagia dan memeluku.
***
"Apakah kau sudah selesai bos?" suara serak itu tiba-tiba menggema memenuhi sebuah ruangan luas yang terlihat begitu nyaman itu. Matthew cukup terkejut saat tiba-tiba dengan seenaknya sahabatnya Alex masuk. "Kau harusnya mengetuk pintu dulu" gerutunya kesal. "Maafkan aku bos, aku sudah mengetuk beberapa kali tapi kau terlihat serius sekali" Matthew menghelas nafas lelah, yah besok merupakan salah satu hari penting untuk perusahaannya. Well Matthew menjalankan sebuah perusahaan otomotif. Besok adalah peluncuran produk barunya, dia benar-benar ingin semuanya sempurna makanya ia benar-benar serius membaca laporan yang baru saja diberikan oleh Luna, Sekertarisnya.
"Oh tenanglah bos semua akan sukses besok aku jamin itu" ujar Alex dengan yakin seraya menyeringai lebar. "Berhenti memanggilku bos" gerutu Matthew sebal. "Kau ini sahabatku"
KAMU SEDANG MEMBACA
Her Healer (Completed)
RomansaCassandra Roberts memiliki masa lalu yang gelap dan kelam. Bayang-bayang gelap masa lalu membuatnya sulit dan takut untuk mengambil langkah kedepan. Ia hampir menolak seluruh hubungan yang pernah ditawarkan padanya ia lebih memilih untuk hidup sendi...