Flag 2.1

803 108 1
                                    

(Name) mengembuskan napas sesaat sebelum membuka pintu apartemen. Dan ia tersentak saat mendapati sesosok berkulit gelap duduk bersandar di tangga apatonya.

.

Kuroko no Basket Fanfiction Indonesia

The Story of Aomine Daiki
Oleh AomineRin1410

Kuroko no Basket milik Fujimaki Tadatoshi

Sebuah cerita kolaborasi bersama seluruh member @sebutkan pengguna

.

Flag 2.1
Stalker Mesum

“Oh, pergilah!” (Surname) berseru jengah setelah mengembuskan napas kasar.

Gadis itu menoleh ke belakang dan mendapati sosok yang tengah sembunyi di balik tiang. Bersikap seolah sedang mengamati iklan sedot WC dan orang hilang yang tertempel di tubuh si tiang.

“Aku tidak mengikutimu, kok!” sosok itu berujar, setengah berteriak karena jarak.

(Name) mendengus malas, “Terserah,” gumamnya jengah kemudian kembali melangkah.

Aomine menghentikan tingkah konyolnya kemudian melangkah mengikuti (Name).

Sudah sejak kemarin ia mengikuti gadis itu. Tugas konyol itu ia sendiri yang menggagasnya. Tak ada seorangpun yang tahu kecuali ‘dia’. Sepulang sekolah ia berhasil mengikuti (Name) dengan usaha setengah mati.

Setidaknya ia bisa berkamuflase dengan kondisi gelap semalam. Namun mengingat hari mulai terang metode itu tak berguna lagi. Ditambah ia yang dengan sembrono malah nyantai di undakan apato objek stalkerannya.

'Kan buka topeng namanya!

Ketika tiba sekolah masih sepi. Jangankan mendapati seorang, petugas administrasi saja belum terlihat di loby.

Bagi Aomine yang terbiasa berangkat mepet mendapati Perguruan Touou sepi adalah hal baru baginya.

Namun berbeda dengan (Name), gadis itu seolah telah maklum dengan kondisi yang begitu suram ini. Jelas saja, itu karena ia terbiasa berangkat pagi.

“Namamu (Surname), 'kan?!” seru Aomine.

(Name) menoleh, jengah, “Sekali lagi kukatakan padamu, ya, Aomine! Jangan mengikutiku!” ia berseru dengan menekankan dua kata terakhir dan berlari menjauhi Aomine.

Aomine mendecih pelan. Rasa penasarannya tak terpuaskan hanya dengan mengetahui letak tempat tinggal (Name) dan menyadari gadis itu kelewat sederhana. Ia butuh sesuatu yang menjelaskan mengapa (Name) begitu takut akan bola. Khususnya basket. Sebagai pebasket, tentu saja ia merasa tersakiti jika bola basket yang secara nalar adalah sahabat sejatinya diajuhi tanpa alasan jelas.

Benar-benar sifat alamiah yang tak jelas, memang. Dibela-belain menguntit gadis hanya karena sebuah bola basket. Benar-benar Aomine Daiki sekali.

.

(Name) mengembuskan napas yang tersengal. Lari dari lorong hingga ke gymnasium ternyata melelahkan juga, mengingat ia bukan tipe yang memiliki stamina berlebih. Ia bersandar di dinding terdekat dan masih menstabilkan ritme jantung yang mengganda.

Keringat diusap kasar. Gadis itu menoleh ke arahnya datang tadi dan mengamati gedung gymnasium saat mendapati sepi.

Senyum muramnya terkembang. Ia kemudian melangkah masuk ke gymnasium yang biasa dipakai untuk olahraga indoor itu. Minggu lalu ia sempat terkena serangan dadakan di sini. Ia masih ingat, Aomine yang melihat itu.

The Story of Aomine Daiki [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang