Nyonya Aomine mengernyit saat mendengar bunyi ribut dari kamar putranya di pagi buat yang dingin itu.
“Apa dia main sabun lagi?” pikir wanita baya itu.
Kurok no Basket Fanfiction Indonesia
The Story of Aomine Daiki
Oleh AomineRin1410Kuroko no Basket milik Fujimaki Tadatoshi
Sebuah cerita kolaborasi bersama seluruh member Kurobas_Is_Life
Flag 2.6
Sebuah Perekat(Name) membalik lembaran novel dan hampir terhentak saat sebuah boneka lebah berbalut bulu lembut diletakkan di depan novelnya, menghalangi pandang. Gadis itu mendongak.
“Ini milikku, tapi aku benci lebah, kau ambil saja,” ujar orang yang tak lain adalah Aomine Daiki itu. Berdiri menjulang di depan bangku (Name).
(Name) masih mengernyit.
Aomine mendecak, kemudian merenggut tangan (Name) lalu meletakkan boneka lebah itu du sana, “Agar kau selalu ingat padaku,” ujarnya dengan senyum.
Samar Aomine bisa mendengar gumaman “Terima kasih,” (Name) yang kelewat lirih saat ia berjalan ke bangkunya.
.
Aomine mendongak saat (Name) meletakkan kotak bekal putih-bitu ke atas mejanya. Alis si pemuda mengernyit.
“Sebagai ganti bonekamu,” ujar (Name) dengan wajah yang meneleng ke luar kelas.
Aomine menyerimgai saat samar melihat telinga (Name) yang perlahan memerah, agaknya terbakar rasa malu.
Didorongnya kotak bekal itu pelan menjauh, “Aku tidak menjual boneka itu. Kau makan sendiri saja,” ujar pemuda itu dengan seringai.
“Aku tidak lapar,” (Name) mengelak dengan raut kesal setelah refleks menoleh pada Aomine.
“Aku tidak butuh makan,” tolak Aomine, santai.
(Name) mendecak pelan, “Kau mak---
Ucapan gadis itu terpotong oleh orkes meriah dadakan dari para cacing di perutnya. Perlahan wajahnya memerah.
Coret kata tidak dari ucapan (Name) sebelumnya, karena dia sangat lapar.
“Kau lapar, makan saja,” ujar Aomine seenaknya. Tangannya membuka kotak bekal di gadapan kemudian menyiakan sumpit, “Duduk,” perintahnya dengan tangan sibuk menyumpit telur gulung dari kotak makan (Name).
“Ha?! Mema---hmph!” ucapan gadis itu lagi-lagi harus terpotong karena Aomine menjejalkan dengan lembut telur dadar gulung lewat bantuan sumpit ke mulut (Name).
“Kau harus makan biar cepat besar,” Aomine sok menasehati dengan ujaran ambigu.
Susah payah (Name) mengunyah dan menelan makanan di mulut, gadis itu membuka mulut untuk menyanggah namun Aomine buru-buru menyuapkan sepotong sosis goreng pada si gadis.
“Ibuku bilang gadis itu harus banyak makan sayur,” Aomine menyuapkan sawi rebus pada (Name) lalu melanjutkan, “Agar saat melahirkan nanti tidak kekurangan darah!”
Diam-diam (Name) tersenyum di sela kunyahan. Menyumpah Aomine dalam embus napas bernilai terima kasih pada pemuda kekar berkulit matang itu.
***
!bersambung!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story of Aomine Daiki [✓]
FanfictionSedikit cerita tentang kehidupan Aomine Daiki. Antara cinta, persahabatan dan persaingan. Seorang gadis pendiam yang menyimpan beribu cerita mengerikan. Naluri panther yang liar pun perlahan tertarik, secara naluriah hendak melindungi mangsa yang be...