Daiki menguap. Sereal di hadapan dibiarkan teronggok begitu saja sementara diri sibuk mengatur intensitas cahaya yang menyeruak di ruang makan.
“Tak biasanya kau bangun pagi,” Nyonya Aomine berujar sembari meletakkan kopi pahit bagi sang suami.
Aomine mengulas senyum seadanya, “Hanya ingin berangkat lebih pagi.”
Satu-satunya wanita di keluarga tersebut memekik, “Oho, sepertinya Daiki sudah dewasa, Sayang,” ujarnya pada sang suami yang menyeruput kopi paginya dengan syahdu.
Dan Aomine hanya mampu tersenyum sok polos.
.
Kuroko no Basket Fanfiction Indonesia
The Story of Aomine Daiki
Oleh AomineRin1410Kuroko no Basket milik Fujimaki Tadatoshi
Sebuah cerita kolaborasi bersama member Kurobas_Is_Life
.
Flag 2.2
Dandelion yang Layu“Bagaimana keadaanmu?”
(Name) terlonjak setelah menginjakkan langkah pertamanya ke kelas. Ia menoleh pada Aomine yang bersandar di sisi pintu kelas dengan pandangan sebal. Mulutnya mencebik dan gadis itu segera melangkah menuju bangkunya. Mencoba untuk mengabaikan sosok berkulit gelap yang bagaikan penunggu pintu neraka.
“Kau mengabaikanku?” Aomine berujar skeptis.
(Name) mendengus malas, “Apa kau Ibuku?” tanya gadis itu sarkas.
Aomine mengernyit.
“Jadi jangan harap aku mau mendengarkanmu,” ujarnya tajam.
(Name) mengeluarkan buku novel dari tas. Mulai membukanya dan perlahan tenggelam dalam untaian kata.
Merasa diabaikan Aomine mendecih. Akhirnya melangkah ke bangku di samping (Name). Mendudukkan diri di sana dan mengeluarkan majalah Mai-chan edisi terbaru, asyik dengan dunianya sendiri.
Keduanya terus diam hingga pintu kelas digeser dan satu per satu teman sekelas mereka datang.
***
Suara pantulan bola basket terdengar menggema di lapangan itu. Angin berembus pelan. Menerbangkan dedaunan layu yang tak kuat berpegang pada ranting.
Aomine Daiki mendribble bola basket dengan malas. Ini sudah dua kali dia datang ke taman ini, sendirian. Singlet putihnya membuat kulit tan itu kelihatan lebih gelap. Mencetak jelas otot bisep yang terbentuk berkat latihannya selama ini.
(Name) duduk di kursi pinggir lapangan. Sibuk dengan novel romansa bersampul coklat miliknya.
Angin menerbangkan hening.
Bersamaan dengan Aomine yang malas-malasan melemparkan bola basket di tangan.
[Bugh!]
Bola itu telak masuk ke ring. Memantul dua kali sebelum Aomine dengan malas mengambil bola oranye itu kembali dan mengulangi hal yang sama dribble-lempar-ambil.
(Name) tak tertarik sama sekali. Ia lebih memilih menenggelamkan diri dalam bacaannya.
Aomine mendecih saat bola basketnya menggelinding jauh keluar lapangan. Berhenti tepat di dekat kaki (Name).
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story of Aomine Daiki [✓]
FanfictionSedikit cerita tentang kehidupan Aomine Daiki. Antara cinta, persahabatan dan persaingan. Seorang gadis pendiam yang menyimpan beribu cerita mengerikan. Naluri panther yang liar pun perlahan tertarik, secara naluriah hendak melindungi mangsa yang be...