Epilog

668 55 14
                                    

Aku menangkupkan kedua tangan setelah melemparkan 5 yen ke dalam sumur.

“Kuharap ia baik saja. Ah, Rin menjaganya dengan baik. Mereka pasti bahagia sampai nanti, segera berikan padaku keponakan yang lucu.”

.

Malam yang dingin itu tak bergeming. Sama seperti malam-malam lalu yang ia habiskan dalam sepi.

Hawa hangatnya mengisi relung yang kosong bertahun. Namun tak bertahan lama seiring angin yang menghempas keras, menampar dan menyadarkan pada kenyataan.

1 Februari hampir sepuluh tahun lalu, nyawa seorang Aomine Daiki diujung tanduk. Tapi itu semua tak berarti lagi, pria itu kini tengah berbahagia bersama keluarga kecilnya.

Saling menghangatkan dengan berbagi kecup atau sekedar mengisi ruang kosong antar jemari.

Ya, (Surname) (Name) tak meminta lebih. Ia sudah senang saat melihat tawa yang ingin ia lindungi. Tawa yang selalu ia rindu dan impikan.

Asal pria itu masih hidup, ia sudah bahagia.

Ya, akhirnya dari sebuah akhir, semua kembali seperti semula. Berjalan seperti yang seharusnya dan (Name) sudah puas mengukir senyum. Kendati kehadirannya tak diingat siapapun.

[Seorang pemuda ditemukan tak sadarkan diri di kawasan tepi sungai yx. Luka yang diderita cukup fatal, namun tak ada kerusakan serius pada organ luar. Diagnosa dokter membuktikan kemungkinan terburuk hanyalah amnesia dan beberapa efek lupa lainnya.]

***
!The Real End!

The Story of Aomine Daiki [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang