(Name) menghentikan kegiatan menata buku saat ketukan brutal merambat dari pintu apato sederhananya. Gerutuan meluncur dan gadis itu melangkah untuk membuka pintu.
Saat kenop ditarik membuka, makian dan sumpah serapah siap ‘santap’ kembali ditelan tatkala kenali sang pengetuk.
KnB Fanfiction Indonesia
Sebuah cerita kolaborasi bersama member Kurobas_Is_Life
.
.
.Flag 2.7
Pelipur LaraAomine merasa de javu.
Keadaan sepi damai Perguruan Touou kelas 1-C menghujam ulu hati. Pemuda itu menghancurkan keheningan dengan bersin sedemikian kuatnya hingga ia merasa tubuhnya sedikit terhentak mundur.
Pandangan kembali diedarkan. Seratus persen tak dapati sosok lain di ruangan 9x7 m ini selain angin sepoi menjengkelkan.
Menyerah, Aomine memutuskan mendudukkan diri di bangku kesukaan dan menenggelamkan wajah dalam lipatan lengan.
Hening hingga akhirnya satu per satu temab sekelas tiba dan pelajaran dimulai tepat pukul 8 waktu setempat.
Di penghujung pelajaran ketiga, (Name) memgetuk pintu. Meminta ijin untuk mengikuti pelajaran dan bergabung bersama yang lain.
Aomine baru bisa menghampiri gadis itu saat istirahat makan siang tiba. Pemuda itu cepat-cepat menghampiri meja (Name).
“Dari mana?” tanya Aomine seraya menopang dagu.
Tak ada jawaban.
Pemuda itu mendengus. Menamatkan pandang ke arah si gadis rambut coklat. Pipi gadis itu memerah dengan hidung sedikit membengkak sama merahnya. Maniknya tak berekspresi, namun Aomine menangkap kilat kesedihan dari sana.
“Kau---”
Ucapan Aomine terhenti saat pintu kelas terbuka. Yoshio terlihat di ambang pintu tersebut, tersenyum pada mereka.
“(Surname)-san, ikut aku,” ajak gadis itu, tenang namun tegas.
***
Aomine menguap. Menatap dua gadis dari balik jendela pintu ruang OSIS yang buram. Sekuat apapun memasang telinga, ia tak dapat menangkap percakapan kedua gadis itu. Hanya gerak bibir dan gestur tangan.
Pemuda itu memilih menyandar pada sisi pintu ruang OSIS sembari mengadah, menatap langit-langit koridor.
Pikiran sederhana Aomine merangkai konklusi. Menebak-nebak berdasar pengamatan sekilas.
“Jangan-jangan dia baru saja memotong bawang?” gumam Aomine ngawur.
Pintu ruang OSIS di sisi dibuka dari dalam. Sosok Yoshio dan (Name) keluar dari sana, beriringan. (Name) tampak lebih baik walau maniknya sedikit lebih sembab.
“Sudah selesai, kalian bisa kembali melakukan kegiatan,” Yoshio berujar, tersenyum lembut.
Ia menepuk pundak (Name) sebelum mengunci pintu ruang OSIS dan melangkah menjauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story of Aomine Daiki [✓]
FanfictionSedikit cerita tentang kehidupan Aomine Daiki. Antara cinta, persahabatan dan persaingan. Seorang gadis pendiam yang menyimpan beribu cerita mengerikan. Naluri panther yang liar pun perlahan tertarik, secara naluriah hendak melindungi mangsa yang be...