TM 22

5.7K 400 96
                                    

DERA POV

Aku masih terus memantau setiap kegiatan yang dilakukan bang dito.

Aku belum memberitahu tentang ini ke papa mama, bukan karena apa, aku hanya ingin memastikan bang dito benar-benar sudah berubah atau masih menyimpan dendam.

Ku kira dia hanya menggunakan sisa uang yang ada karena selama hampir sebulan aku mengawasi sudah 4 hari ini dia berjalan kaki untuk pergi kemanapun itu.

"Kenapa ngeliat lo kayak gini nyakitin banget sih, seharusnya kan gue seneng, hah", ucapku pelan.

Aku ngelihat dia makan nasi bungkus di teras rumah kontrakannya.

Sering kulihat dia melamun, entah apa yang dipikirkannya sampai membuat wajahnya berubah lesu, dan berkali kali dia membuang nafas dengan kasar.

Setelah memastikan bang dito masuk ke rumah itu, aku pun berjalan pergi ke arah mobilku yg kuparkir lumayan jauh dari sini.

.

"Bang, di daerah itu aman kan bang?", tanyaku ke bang codet.

"Aman der, santai aja. Orang sono tau gue semua, jadi gak bakal ada yang berani ganggu abang lo", jelas bang codet.

Aku memang meminta bantuan ke bang codet untuk mengawasi daerah dekat rumah kontrakan bang dito. Karena aku tau emosi dia belum stabil.

"Makasih bang",

.

"Gimana dek, udah ada kabar kakak mu?", tanya papa.

Aku yang tadi menghadap layar laptop langsung mengalihkan wajahku ke arah papa.

"Ada pa", ucapku.

Papa syok.

"Yaudah kita turun, aku jelasin sekalian ke mama, yuk", ajakku.

Papa mengikuti langkahku, mama juga aku susul ke kamar dan aku ajak ke ruang tamu di bawah.

Setelah mama papa duduk didepanku, aku mulai menjelaskan apa saja yang aku tau selama hampir sebulan ini.

Mama awalnya marah karna mereka telah susah payah mencari sedangkan aku yang sudah tau tapi tidak memberi tau mereka.

Namun papa memberi pengertian ke mama atas tindakanku, dan ternyata papa sepaham denganku.

Akhirnya mama menerima, namun dia kekeh akan menemui bang dito besok pagi.

.

Kami bertiga bersama-sama berangkat ke tempat bang dito.

Tapi mobil bang dito nggk ada didepan rumah kontrakannya. Mungkinkah dia sedang pergi.

Ternyata benar, cukup lama mama papa memanggil nama bang dito, namun yang dipanggil tak juga muncul.

Dengan berat hati mama papa meninggalkan rumah kontrakan itu.

Sebelumnya aku sudah bertanya ke salah satu tetangganya dan beliau mengatakan bahwa bang dito sudah keluar rumah saat subuh tadi.

.

"Gimana kabar bang dito?", tanya karin.

Aku main ke rumah karin, mumpung inget sama dia. Cuma ada mamanya sama karin dirumah.

"Baik", jawabku pendek.

"Trus kamu udah bilang ke mama papa?", tanyanya lagi sambil membuka lembaran majalah.

"Udah, kemaren juga udah ke kontrakannya bang dito, tapi sayangnya bang dito nggk ada", jawabku.

"Ohh gitu",

TRUST ME (hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang