Chapter 19

2K 116 9
                                    

This is Gravity or are We Falling in Love?
Chapter 19

Hari berganti hari, bulan berganti bulan, waktu memang bergulir begitu cepat. Tak terasa kini usia kandungan Luhan telah menginjak 7 bulan.

Setelah selesai sarapan pagi dan bersenda gurau bersama dengan diselingi godaan yang selalu Sehun lontarkan untuk sang istri, sehingga membuat Luhan harus mencubit tubuh Sehun berkali-kali.

Sehun pun bergegas dan bangun dari kursinya untuk berangkat ke kantor.

"Yuk aku anterin ke depan Hunnie" Sehun dan Luhan berjalan menuju garasi mobil sampai mereka berdiri tepat disamping mobil Sehun.

"Chagi, aku berangkat ke kantor dulu ya" ucap Sehun kemudian menundukkan wajahnya sejajar dengan perut Luhan yang membuncit "hay babynya appa jagain eomma cantiknya ya, appa berangkat ke kantor dulu" lanjut Sehun sambil mengelus perut buncit Luhan "muacchh" Sehun mencium perut buncit Luhan, Luhan hanya terkekeh mendengar ucapan sang suami kepada calon buah hatinya tersebut.

"Chagi hati-hati dirumah ya, jangan kecapekan, jangan lupa minum susu dan vitaminnya" ucap Sehun, sementara Luhan membenarkan dasi Sehun dan sedikit merapikan jas yang dikenakan sang suami.

"Siap Hunnie, jangan lama-lama di kantornya, kalau udah selesai langsung pulang dan jangan lupa makan ya Hunnie" ucap Luhan.

"Iya chagi, jangan lupa sama yang aku bilang tadi ya chagi, aku berangkat ya" jelas Sehun.

"Iya, hati-hati ya Hunnie" ucap Luhan yang dijawab anggukan kepala oleh Sehun.

Sehun mengecup lembut kening Luhan cukup lama lalu mengusap pipinya kemudian ia masuk kedalam mobil dan melaju menuju kantornya.

Setelah mengantarkan Sehun kedepan kini Luhan masuk kembali kedalam rumah membereskan sisa sarapannya tadi setelah itu ia bersantai di ruang tengah menonton acara TV.



Sehun masih sibuk dengan laptopnya, begitu banyak berkas dokumen yang harus ia periksa. Tangannya ia letakkan di atas keyboard laptop, mengetik beberapa hal yang dirasa penting.

Sehun tidak mau sampai lembur karena semenjak Luhan hamil Sehun tidak betah berlama-lama di kantor.

Tangannya sesekali memijat pelipisnya. "Hahh" ia menghela nafas pelan dengan kini ia mulai merubah posisi duduknya menjadi lebih santai.

Hari sudah beranjak sore, sinar matahari mulai pergi meninggalkan belahan bumi lain untuk menuju ke belahan bumi lainnya.

Sehun melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Tak terasa hari sudah menunjukkan waktu petang, 05.00 p.m. Sudah sejak siang ia mengecek ataupun menandatangani tumpukan dokumen yang ada diatas mejanya, dan akhirnya ia pun telah selesai memeriksa ataupun menandatangani dokumen-dokumen tersebut.

Sehun segera mematikan laptopnya dan membereskan berkas-berkas tersebut. Ia pun memutuskan untuk segera pulang, sesampainya di parkiran Sehun langsung melajukan mobilnya keluar dari bangunan megah tersebut dan menuju mansionnya.

.
.

Daun telinga Luhan bergerak sewaktu mendengarkan bunyi klakson mobil yang tak asing dari luar rumahnya. Berdiri dari duduknya seraya merenggangkan otot-ototnya, Luhan mengintip dari balik tirai jendela kamarnya. Ia tersenyum ketika melihat mobil sang suami telah sampai di depan mansion mewahnya tersebut.

Dengan penuh semangat Luhan berjalan keluar kamar untuk menyambut kedatangan sang suami tercinta.

Saat ia menuruni tangga dilihatnya Sehun yang berjalan semakin mendekat kearahnya. Sehun meletakkan jas dan tas hitam kantornya ke sofa depan ruang TV.

This is Gravity or are We Falling in Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang