Rintik hujan menjebakku,
Menutup sekat antara bahagia dan kesedihan
Aku terkurung dalam ruangan hampa tanpa air mata dan tawa
Tetesan airnya pun tak lagi membuatku rinduAh iya, aku baru tersadar bukanlah hujan biasa
Hanya lemparan angin dan air yang jatuh
Merelakan diri menjalani takdirAh iya, ternyata akhirnya akulah yang sepertimu
Akulah sepertimu yang menjalani semua tanpa rasa
Maafkan harapan tinggiku mengharapkan cinta darimu
Aku baru tau dirimu yang tak mengenalku lebih menyakitkanAtau bisakah sekarang aku berharap kau membenciku?
Agar terpatri gambaran jelasku padamuKembalilah wahai rinduku..
Banjarmasin, 6 Jan 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Lantunan Syair
Poetry#4 Highest Rank in Reflection (03052019) Menuangkan yang terlintas.. Melalui kata-kata yang dibuat indah dan puitis dalam sajak-sajak sebagai hasil cinta dan kasih dalam kesunyian diri