Epilog: Mulai lagi

165 3 7
                                    

Saat celah daun memberi ruang untuk cahaya,
Mataku terpaku pada keindahan yang dimainkan oleh daun bersama angin.

Saat air mengaliri bebatuan tanpa lelah,
Diriku kagum pada permainan yang tak menjemukan.

Begitu pula saat ini,
Saat diriku melepaskan diri, berlari menjauh pada kenangan menyakitkan,
Memberikan ruang pada jiwa yang lebih berharga,

Saat ini, meski sedikit hampa tapi menenangkan
Meski merindukan cinta yang tak tersampaikan,
Tapi perasaan itu perlahan memudar, berganti dengan ucapan terimakasih yang mendalam pada pemberi kenangan

Kenangan, terima kasih.
Saat ini, berjalanlah bersama.
Masa depan, sambutku dengan senyummu.

Penuh cinta,

Banjarbaru, 22 Januari 2018

R.f.m

Lantunan SyairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang