Selamat pagi dunia, hal itu selalu aku katakan saat aku sampai di sekolah. Berharap sepanjang hari dunia akan memberikan sedikit rasa nyaman dan kebahagiaannya kepadaku. Aku dan adikku baru saja turun dari mobil ayah. Kami melambaikan tangan pada ayah yang langsung memacu mobilnya menuju kantor.“Kakak mau Ali antar sampai kelas?” Ucap Ali, adik kecilku yang bersikap lebih dewasa daripada kakaknya sendiri. Adikku yang satu ini, memang kebanggaan keluarga. Tidak hanya pintar, ia juga multi talent. Dia bisa semua, mulai dari musik, olah raga, bahkan menjadi pimpinan pramuka. Terlalu sempurna untuk ukuran anak sekolah dasar.
“Tidak usah Ali, kakak sudah besar loh! Gak perlu dianterin segala”. Ucapku segera, seakan tak ingin diperlakukan seperti anak-anak. “Oke, kalau gitu Ali duluan ya kak!”. Ia bergegas melangkah menuju kelasnya. AKu memperhatikan gaya berjalannya, mulai dari tatanan rambutnya yang selalu terlihat rapi, bajunya yang bersih dan beraroma harum bahkan saat ia pergi masih meninggalkan aroma harumnya. Adikku yang gagah.
Sekarang, aku akan memulai kegiatanku di sekolah. Aku berharap hari ini benar-benar berjalan baik tanpa hambatan. Setelahnya aku dapat bertemu dan berbincang dengan dia. “Embun, ayo barengan ke kelas!” suara Thefani memanggilku dari belakang. Aku lantas menoleh untuk melihatnya. Baru saja aku memalingkan wajahku ke belakang, yang kujumpai adalah dada bidang yang keras bertubrukan dengan wajahku. Kepalaku terbenam diatas dada seorang pria?Aku gelisah, kurasakan peluh mulai membasahi tubuhku, degup jantungku berdebar hebat. Perlahan aku mengangkat wajahku dari dada bidang itu. Dan benar, itu adalah Rizky Muhadi, cowok paling populer di sekolah. Selain pintar ia juga jago main basket. Aku menganggapnya sebagai rival belajarku. Melihat itu, sontak saja aku sangat terkejut, segara aku meminta maaf dan bergegas pergi menjauh darinya sebelum aku benar-benar pingsan.
Aku terus berjalan menjauhinya untuk menghampiri Thefani, sahabatku. Tapi, degup jantungku masih saja berdebar sangat hebat. Aku tidak tahan lagi, badanku sangat lemas. Dari belakang ia terus memanggil namaku, mungkin ia juga terkejut, terlebih melihat ekspresi wajahku yang seperti melihat hantu di pagi hari. What ever, apapun yang ia pikirkan tentangku.
Kuhampiri Thefani, dan kupeluk erat tubuhnya yang ideal. Aroma parfum yang ia pakai menenangkan ku sejenak. Saat aku melepas pelukanku darinya, aku tersadar telah meninggalkan gurat kekhawatiran di wajahnya. “Kamu kenapa Embun? Ini masih pagi loh…kok udah keringetan gini sih” Ucap Thefani dengan raut wajah yang sangat khawatir.“Tidak apa-apa kok, aku hanya….sedikit lelah.” Ungkapku yang langsung menarik tangannya sembari melangkahkan kaki menuju ruang kelas. Aku meninggalkan kebingungan pada Rizky dan Thefani di permulaan hari. God, plesae help me for to day.
Sesampainya di kelas, aku bergegas menuju bangku ku dan menyusun buku di atas meja. Thefani selalu tahu kebiasaanku ini. Ia pun menuju bangkunya yang terletak di baris kedua dari depan ujung kanan, persis di belakang mejaku. Aku suka duduk di depan karena bisa mendengarkan dan mendapat informasi lebih banyak saat guru menerangkan.
Ini baru permulaan hari, tapi aku sudah mendapatkan hal yang tidak terduga. Untung tadi aku kuat, kalau tidak aku bisa pingsan dan menghebohkan satu sekolah. Kenapa sih, cowok itu ada di belakangku segala? Benar-benar mengagetkanku.
Pikiranku melayang, memikirkan kejadian apa yang akan ku alami satu hari ini? Kenapa aku harus selalu merasa takut menghadapi hari? Takut akan bertemu dengan teman-teman yang notabennya adalah lelaki, takut mendapat teman kerja kelompok laki-laki.
Bahkan gelisah saat guru yang mengajar adalah seorang laki-laki. Kalau bukan karena dia aku mungkin tidak akan bertahan sampai sejauh ini, sampai tahap ini.
***
Ring….Ring…..bel sekolah berbunyi, menandakan seluruh siswa harus turun dan berbaris di lapangan untuk apel pagi. Untung untuk urusan yang satu ini, aku tidak perlu ikut. Ayah telah memberi tahu pada pihak sekolah kalau aku tidak tahan baris di lapangan. Jadi, aku free dari kegiatan ini dan juga kegiatan olah raga. Yang pastinya segala kegiatan yang di ikuti khalayak ramai. Tentunya karena alasan daya tahan tubuh kurang. Padahal, sebenarnya ada penyakit yang lebih serius dari itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gugur
RandomTrauma yang berujung pada penyakit mental dan fisik yang dialami seorang gadis tak berdosa. ☆☆☆☆▪▪▪▪▪♡♡♡♡ Hujan turun deras seakan menyapu seisi bumi tanpa ampun... Kepingan masa lalu terus menghantui diriku.Semua orang yang kusayangi pergi jauh ta...