Epilog (completed)

15 1 0
                                    



Aku sudah selesai menulis berkas hukum untuk melakukan PK (peninjauan kembali) ke pengadilan. Sudah delapan tahun semenjak kejadian itu berlalau. Berarti sudah delapan tahun dokter Danang menderita di penjara. Tidak seharusnya dia mendapat hukuman itu.

Aku sudah berhasil bertemu dan membujuknya untuk melakukan ini, aku sekarang menjadi kuasa hukumnya yang berhak untuk memberikan akta peninjauan kembali ini pada panitera pengadilan negeri. Aku juga sekaligus merangkap menjadi saksi mata dari kejadian itu.
Hari ini aku mengirim berkasnya, dan mencoba kembali.

Dulu PK itu sempat ditolak tiga bulan setelah aku sembuh dari koma, mereka berkata saksinya seorang anak remaja yang masih labil.

Sekarang aku sudah punya kedudukan kuat di dalam hukum.
Setelah panitia PK dibentuk dan PK diajukan pada MA ( mahkamah agung), mereka pasti akan membebaskan dokter Danang, setidaknya meringankan hukumannya tersebut. Aku harus bisa meyakinkan dengan bukti- bukti yang kutulis ini.

Di umurku yang 25 tahun ini, aku sudah belajar banyak hal tentang hukum. Ia sudah berumur 35 tahun, setiap hari aku dan Ms. Dian masih mengunjunginya, sekarang saatnya dia menerima kebebasan atas dirinya.

Sesuai perkiraanku, satu bulan setelah pengajuan PK, MA memutuskan dokter Danang berhak mendapatkan kebebasan. Hal itu tidak mudah, banyak pro dan kontra yang ku alami dengan penegak hukum. Kami membuka berbagai ketentuan pasal dan kasus yang terjadi beberapa tahun silam, akhirnya aku memenangkan kasus ini.

Banyak pujian datang padaku, mereka mengakuiku sebagai pengacara handal. Aku tidak peduli dengan hal itu, aku senang dapat membebaskan dokter Danang. Dia bisa berkumpul dengan istrinya kembali, yaitu Ms. Dian.

Tentang Thefani, ia sepertinya berhasil sembuh dari trumanya, juga sifat penyuka sesama jenisnya. Adit menepati perkataannya, ia menjumpai Thefani dan menjaga Thefani bersamanya, mungkin sebentar lagi aku akan mendapat undangan pernikahan dari mereka.

Dan bagaimana denganku? Tak lama berselang sekitar dua minggu, aku bertemu dengan seorang dokter muda. Ia berasal dari Malaysia. Ia menghampiriku dan menawarkan diri untuk menyembuhkan arrhen phobiaku. Dia adalah Rizky…Rizky Muhadi, temanku sewaktu SMP. Ia menepati janjinya.

Ia datang menemuiku dan menawarkan diri untuk menyembuhkan phobia ini. Entahlah, apa yang akan terjadi kedepannya dengan hidupku. Yang kutahu pasti, aku akan menghadapinya…semua tantangan hidup yang menungguku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 10, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GugurTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang