Hari ini aku hanya diantarkan Thefani ke bandara. Orang tuaku sudah mulai sibuk dengan pekerjaannya lagi. Mereka tidak perlu mengkhawatirkanku, aku sudah lebih baik sekarang. Thefani memanglah sahabat terbaikku. Ia selalu ada dan menemaniku melewati masa suka dan dukaku.
“ Embun, save flight ya. Jaga kesehatan, berjuang untuk olimpiadenya.” Thefani memberi semangat padaku. Sekarang Thefani juga sudah tahu tentang phobiaku ini. Aku sudah memberitahukan semuanya pada Thefani. Tidak akan ada hal yang disembunyikan diantara kami.
“ Iya Fan, makasih banyak ya udah terus ada buatku.” Aku memeluknya erat, ia terasa hangat. “ Aku sangat menyayangimu Fan, sangat. Aku akan melakukan apa saja untuk selalu bersamamu.” Ungkapku pada sahabat terbaikku ini.
“ Yakin, apa saja? “ Tanya Thefani meledekku. “ Iyalah, apa saja untuk sahabatku yang satu ini.” Aku merangkulnya dan mencubit sebelah pipinya. Kami tertawa bersama. Rasa sedihku sedikit berkurang sekarang. Aku akan memulai hidup yang baru lagi, tanpa kehadiran dokter Danang. Aku akan melepas hubunganku dengannya. Tidak ada lagi adik kecil dimatanya. Aku ingin dia tahu bahwa aku ini bisa dipandang sebagai wanita dewasa, bukan adik kecilnya.
“ Fan, kamu gak kasih tau dokter Danag tentang kepergianku ini kan? “ Aku memastikan pada Thefani.
“ Tenang San, aku gak akan ngasih tau. Kamu lebay amat. Cuma pergi seminggu udah kaya mau pergi selamanya.” Thefani meledekku lagi. Aku memang orang yang sangat baper. Seminggu itu kurasa sudah setahun.
Setidaknya aku bisa menghilang dari Jakarta untuk beberapa hari ini. Aku bisa menghilangkan semua hal yang berhubungan dengan dokter Danang. Waktu olimpiade ini cukup lama karena ini ajang olimpiade besar. Olimpiade ini tidak hanya kimia saja. Semua bidang pelajaran di lombakan dalam acara ini. Sains, bahasa , sosial sudah ada lombanya masing- masing.
Lombaku sendiri hanya berlangsung tiga hari. Ujian tulis, babak semi final dan ujian praktik lab di babak final. Tiga peserta terbaik akan membawa pulang piala kemenangan. Sekolah kami mengirimkan sekitar 20 orang siswa untuk mengikuti lomba. Siswa menaggung biayanya sebagian dari total biaya. Tidak diwajibkan bagi siswa tinggal selama seminggu. Jika lombanya sudah selesai, boleh langsung pulang.
Tapi aku lebih memilih untuk tinggal sampai acara lomba selesai semua. Aku bisa mengikuti seminar dan mendukung temanku yang lain. Thefani sendiri akan mengikuti lomba speech di Yogyakarta. Lomba itu sekitar seminggu lagi. Saat aku kembali Thefani berangkat.
“ Cass, sebenarnya ada satu rahasiaku yang belum pernah aku ceritakan pada siapapun. Hal ini sangat memalukan bagiku, disatu sisi aku sulit untuk mengontrol hal ini.” Raut wajah thefani berubah menjadi serius. Ia menarikku sebentar dari rombongan teman- temanku.
“ Tidak apa Fan, ceritakan saja padaku. Jadwal keberangkatan pesawat masih dua jam lagi. Aku masih punya banyak waktu untuk mendengar ceritamu.” Aku mencoba membuat Thefani mau menceritakan masalahnya padaku. Setahuku Thefani orang yang sangat naif, bagaimana mungkin ia menyimpan rahasia padaku. Ini pasti hal yag baru.
“ Awal aku mengenalmu Cass, aku rasa kita mempunyai ketertarikan yang sama. Kau sangat benci dengan pria, aku sudah bisa melihat itu. Aku awalanya berteman denganmu karena tertarik padamu, aku suka padamu Cass.”
“ Aku juga suka padamu Fan, kau sahabat terbaikku. Aku sangat sayang padamu.” Aku langsung menimpali perkataan Thefani agar ia tidak merasa kalau hanya ia yang sayang padaku. “ Bukan itu maksudku Cass, kau tidak mengerti yang kumaksud. “
“ Apa yang tidak kumengerti Fan?”
“ Cass, dengarkan aku dulu.” Thefani berkata sambil mencium pipiku. Aku terkejut dengan apa yang ia lakukan. Tapi, mungkin itu tanda kasih sayang persahabatan darinya.“ Aku sudah mencoba menghilangkan perasaan ini Cass, namun aku gagal. Perasaan ini hal yang tidak wajar. Sama sepertimu yang mencintai daokter Danang, itu tidak wajar.” Thefani membawa – bawa dokter Danang, aku tidak mengerti dengan yang ia maksud. Aku diam menunggunya melanjutkan pembicaraan.
“ Aku…penyuka sesama jenis Cass, dan aku menyukaimu. Aku sangat cinta padamu. Aku selalu merasakan sakit, saat kau bersama dengan lelaki lain. Termasuk saat kau dengan dokter Danang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gugur
RandomTrauma yang berujung pada penyakit mental dan fisik yang dialami seorang gadis tak berdosa. ☆☆☆☆▪▪▪▪▪♡♡♡♡ Hujan turun deras seakan menyapu seisi bumi tanpa ampun... Kepingan masa lalu terus menghantui diriku.Semua orang yang kusayangi pergi jauh ta...