Saat aku bersiap untuk ke pulau kapuk, maksudnya tempat tidurku. Aku mendengar handphoneku berbunyi. Aku sempat berpikir itu Danang, tapi ia selalu tepat menelepon jam 11 malam, sedangkan sekarang masih pukul 10 malam. Kulihat dari nomor tidak dikenal. Ragu- ragu aku mangangkat telepon itu.“ Hai Embun.. emh ini aku Rizky, maaf kalau ganggu.” Terdengar nada ragu juga dari si penelepon. Ternyata itu telepon dari Rizky. Mau apa dia meneleponku malam- malam begini. Okey, Embun kamu harus menenangkan dirimu dulu. Berbicara lah senormal mungkin, jangan ada rasa takut yang terdengar dari nada suaramu. Dia hanya teman sekelasmu, dia baik kok.
Setelah ku yakinkan diriku aku akan baik- baik saja, aku mulai melanjutkan pembicaraan dengannya. “ Iya, ada apa Riz?” tanyaku di awal seakan lupa kejadian tadi pagi dengannya. “ Gak papa kok, sebenarnya aku cuma pengen mastiin bahwa kamu gak kenapa- napa Embun, ehm.. kamu lagi apa sekarang?” Terdengar nada suara Rizky seperti salah tingkah. Kupikir ia akan langsung marah- marah kepadaku mengenai kejadian tadi, tapi tanpa di duga dia berkata sangat sopan dan lembut padaku juga dari pembicaraannya yang terdengar begitu perhatian.
“ Lagi teleponan sama kamu.” Jawabku jujur. “ ya, maksud aku tadinya sedang apa saat aku belum nelepon dan sekarang sedang apa sembari teleponan sama aku?” lagi- lagi dia tidak marah mendengar jawabanku dan malah bertanya dengan nada yang lebih lembut lagi. “ Sebenarnya, aku sudah bersiap untuk tidur saat kamu meneleponku.” Lagi- lagi aku menjawab apa adanya. Kalau dari telepon dan hanya sekedar mendengar suara laki- laki, aku tidak akan mengalami sesak jantung.Selagi semua pikiranku bisa kukontrol, aku aman berbicara dengan Rizky untuk beberapa saat. “ Ya udah, aku cuma pengen mastiin keadaan kamu kok Embun dan sekalian, nomor yang kamu kasih bener atau enggak. Karena aku ganggu, udah dulu ya,selamat tidur .” Ucap Rizky dengan nada sedikit kecewa, sejauh yang bisa kurasakan. “ Enggak papa kok, kamu gak ganggu. Lagian aku merasa ada teman ngobrol.” Ucapku spontan, saat aku sadar apa yang baru saja aku katakan, aku menjebak diriku dalam rasa gugup dan kegelisahan.
Kalau lebih lama lagi menelepon, keringatku bisa membasahi semua pakaianku.” Oh, kalau gitu kita besok, di sekolah bisa ngobrol kan? Sekarang udah malam, waktunya untuk tidur.” Saat Rizky hendak menutup teleponnya dan menyudahi pembicaraan, “ Tunggu Riz, bisa gak kita ngobrol lewat telepon seperti ini aja, terserah deh mau tiap hari kamu ngobrol sama aku. Asal jangan ngobrol langsung ya..” Balasku segera setelah aku sadar tidak bisa berhadapan langsung dengannya.
“ Aku tahu akan seperti ini, okey gak papa kok, tapi boleh dong aku nelepon tiap hari. Untuk nanya tugas kok gak lebih.” Ucapnya dengan nada yang terasa sedikit disembunyikan. “ Asal gak ada udang dibalik batu aku siap kok ngasih tau kalau ada tugas. Tapi ingat kita tetap rival.” Balasku dengan pasti. “ okey, my rival, good night.” “ Good night too.”Kejadian tadi terasa begitu cepat, aku langsung melihat nomornya dan menyimpannya di kontak hp ku, ku beri nama my first friend. Yang maksudnya teman pertamaku yang laki- laki setelah lama aku menutup diri untuk kaum Adam.
Tapi jujur, aku merasa dia akan menjadi teman yang baik bagiku. Aku tidak sabar menunggu esok tiba. Aku langsung menghubungi Thefani dan bercerita tentang Rizky padanya. “ Fan, aku gak tau aja sih kenapa tiba- tiba Rizky jadi baik samaku.” Ucapku pada Thefani. “ Wajar ajalah Cass, dia kan suka sama lo.” Ucap Thefani dengan enteng. Oh iya, kalau Thefani lebih sering memanggilku dengan sebutan Cass singkatan dari Cassandra.
“ Gila kamu Fan, mana mungkin seorang Rizky Muhadi jatuh cinta sama cewek kutu buku kaya aku, ditambah lagi dia adalah rivalku di sekolah, ngco kamu.”ucapku dengan nada terkejut, seakan tidak menerima omongan sahabatku sendiri.” Kalau kamu gak percaya, kita lihat aja nanti apa yang akan terjadi pada akhirnya, kamu memang gak peka ya Cass.” Jawab Thefani dengan nada yang sangat yakin sekaligus terkesan jengkel menghadapi sahabatnya ini, yang memang gak pernah tahu karakter cowok.
“ Dasar sok tau, kalau gak ada bukti aku gak akan percaya. Sains aja tunggu ada penelitian baru bisa diterima.” Ungkapku dengan nada masih tidak percaya.” Iya deh, teman gue yang pinter. Bisa gak satu hari aja gak usah menyangkutkan kehidupan sama sains segala, bosen tau.” Ucap Thefani setengah kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gugur
RandomTrauma yang berujung pada penyakit mental dan fisik yang dialami seorang gadis tak berdosa. ☆☆☆☆▪▪▪▪▪♡♡♡♡ Hujan turun deras seakan menyapu seisi bumi tanpa ampun... Kepingan masa lalu terus menghantui diriku.Semua orang yang kusayangi pergi jauh ta...