3. Penipuan Berujung Kenikmatan

2K 154 1
                                    

Happy reading!

"IRENE!" teriak Yoona dengan kesal. Sudah satu jam mereka mencari orang yang memberikan Irene tiket.
Sebelum Irene bertemu dengan EXO, orang yang memberikan tiket tersebut mengatakan, jika dia akan menemui Irene terlebih dahulu, lalu mengantarkannya.
Namun Irene sudah berdiri menunggu di tempat janjian, orang itu tak kunjung datang.

"Itu tiket bener nggak sih? Mana orangnya?" Yoona menatap tajam Irene yang kini juga terlihat sangat cemas.

Irene juga takut dirinya ditipu, lalu menunduk, mungkin ia harus jujur dengan Yoona tentang tiket ini.

"Sebenarnya, aku mendapatkan tiket ini dari membelinya, tidak ada tiket gratis." Irene berkata dengan sangat pelan.

Yoona membelalakkan matanya, telinganya masih bekerja dengan normal, sehingga ia masih jelas mendengarnya.
"Beli? Jadi kau membeli tiket ini?"

Irene sekali lagi mengangguk, lalu kembali menatap Yoona dengan lekat. "Tapi dia bilang ini asli dari S.M, dan jarang ada kesempatan emas seperti ini."

Yoona menghela napas, ia tidak mengerti jalan fikir temannya ini, bagaimana ia berfikir sempit seperti itu, dan apa dia buta dan tuli melihat akhir-akhir ini banyak penipuan.
Dan mungkin Irene saat ini menjadi korbannya.

Irene menatap sekeliling yang sangat sepi, lalu menarik-narik lengan Yoona. Kali ini ia yang merasa takut, mengingat ia mengeluarkan semua tabungannya untuk membeli dua tiket itu.

"Gimana dong, aku takut ni," kata Irene dengan sangat ketakutan, sangat terlihat jelas dari raut wajahnya.

Yoona menaikan sedikit bibirnya, lalu menepis tangan Irene. "Ya, mau bagaimana mana lagi? Pulang lah ke New York."

Irene semakin kesal, bukannya memberi saran, namun Yoona semakin membuat gerah hatinya.

"Pulang? Mana ada uang aku, semua habis beli tiket undian itu." Irene membelalakan matanya dan berjalan menuju Yoona yang memalingkan wajah darinya.

"Yoona, bantu aku," lanjut Irene dengan memelas.

Yoona membalikan badannya dan acuh dengan Irene, ia juga tidak tahu harus bagaimana.
"Mana aku tahu, lagian kau jadi orang labil banget."

Yoona mendengus, lalu berjalan menuju Irene yang kini duduk tak berdaya.
"Kita ke tempatnya saja."

"Siapa?" tanya Irene dengan lemas dan lesu.

"EXO lah,"

Irene berdiri dan menatap Yoona takut. "Nggak tahu alamatnya," jawab Irene dengan menyengir.

Baru Yoona ingin marah, terhenti saat ia ingat sesuatu,
lalu membuka kopernya.
Matanya terbelalak saat koper di depannya bukan miliknya, melainkan koper milik pria.

"Koperku." Irene mengalihkan pandangannya menuju suara Yoona, dan mendekat ke arahnya. Matanya membelalak saat melihat foto Chanyeol berada di dalam koper itu.
Irene mengambil foto tersebut dan dompet yang berada di sampingnya.

"Ini, mi__lik Chanyeol." Irene berkata dengan gemetar, tangannya gemetar menegang dompet itu.

"Bagaimana bisa?" lanjut Irene dengan menatap serius Yoona.

Yoona menyengir, dan megambil kembali dompet itu, lalu membukanya berharap ada sesuatu informasi tentang Chanyeol.

"Ada alamatnya, kita akan membalikannya, dan menanyakan soal tiket itu." Yoona berkata setelah membaca kartu identitas Chanyeol.
Lalu kembali menaruh dompet itu, dan menarik koper tersebut.

Irene meresa lega, setidaknya ia masih mempunyai kesempatan, walaupun itu cuma kecil.
Dan dia berharap tidak akan menjadi gembel di negara orang.

FANGIRL EXO✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang