4. Asisten EXO

1.9K 160 12
                                    

Happy reading!

"Asisten?" Yoona berkata, mengulang apa yang baru saja Chanyeol katakan.

Ini sama saja penghinaan, dia ke sini untuk menemani Irene, bukan menjadi asisten.

"Tidak, asisten itu sama saja pembantu," lanjut Yoona dengan kesal.

Berbeda dengan teman-teman Chanyeol, yang masih bingung dengan apa yang dilakuan temannya.
Irene? Ya dia saat ini malah senang, ya bagaimana tidak, asisten EXO otomatis setiap hari bisa dekat dengan mereka.

"Oke, kita mau." Irene menjawab dengan tegas, membuat Yoona mengernyitkan dahinya.
Ia masih tidak mengerti dengan jalan pikir temannya ini.
Bagaimana bisa ia mau menjadi pembantu. Mengingat Irene adalah anak fakultas tata busana di salah satu universitas New York.

Irene sekali lagi memelototi Yoona, tanda isyarat setuju.
Yoona hanya memutar matanya dengan malas.

Chanyeol tersenyumlah tipis, yang berefek Irene mengedipkan matanya dengan lucu, geli, alay, jijik? Semuanya.
Lalu Irene dan Yoona berjalan mengikuti Chanyeol sampai di sebuah kamar.

"Malam ini, kalian tidur di sini, besok kita bicarakan lagi." Chanyeol berkata dengan memalingkan wajahnya, dan menaruh kedua tangannya di saku.

Sikap yang dingin, sombong. Itulah yang Yoona fikirkan tentang Chanyeol.
Sedangkan Irene, sikap dinginnya lah yang membuatnya jatuh cinta. Ia selalu bermimpi suatu saat dia berhasil yang mengubah sikap dinginnya menjadi hangat.

"Dada....Chanyeol!" Irene melambaikan tangannya, dengan memberi kiss manja-manja cantik.

Dengan malas, Yoona menarik tangan Irene menuju ke dalam kamar. Lalu matanya menyapu ke ruangan yang akan menjadi tempat istrahatnya di sini. Jika dilihat kamarnya ini jauh lebih besar dari kamar kontrakannya.

Irene melempar tubuhnya di atas kasur empuk itu, menghilangkan rasa lelah hati dan fisiknya. Sehariap penuh menguras tenaganya.
Walaupun ia tidak mendapatkan tiket keberuntungan itu, namun ia cukup senang bisa satu ruangan dengan EXO.

Jari jemari Yoona membuka jendala kamar, sehingga nampak pekarangan belakang, memang lokasi kamarnya berada di belakang dekat Taman.
Lalu menghirup udaranya, menurutnya di sini, jauh lebih nyaman daripada kotanya.
Ia rindu dengan nuansa seperti ini. Sudah bertahun-tahun ia tidak merasakan udara Seoul.

"Yoona!" panggil Irene yang saat ini menutup wajahnya dengan bantal.
Sedangkan Yoona masih terlelap dalam lamunannya.

"Ibu, Ayah, Yoona rindu kalian." Yoona memejamkan matanya, dan menghembuskan napas dalam-dalam.

***

Sedangkan disebuah ruangan, tepatnya di ruang kerja Minwoo.
Kini Chanyeol sedang disidang oleh semua orang.
Bagaimana bisa, ia mengambil keputusan tanpa berunding terlebih dahulu dengan yang lain.

"Prak Chanyeol!" panggil Minwoo dengan tegas.
Chanyeol hanya mengangkat dagunya, mengarahkan pandangannya menuju atasannya.

"Kau tahu apa kesalahanmu? Kau tahu apa yang kau lakukan itu akan merusak nama kita semua." Minwoo benar-benar marah, baru pertama kali Chanyeol mendengar Minwoo berkata keras dengannya.

"Apa yang kau inginkan menjadikan mereka asistenmu, bukankah sudah ada Tifanny   dan Yuri, sebagai asisten kalian," lanjut Minwoo dengan menggeleng kepalanya, ia tidak tahu harus berbuat bagaimana lagi.

"Memangnya, apa salahnya menambah asisten baru, bukankah itu akan membuat pekerjaan lebih mudah?" Semua mata menatap ke arah Chanyeol.

FANGIRL EXO✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang