Bab 3

378 34 0
                                    

Memasuki kamarku, aku segera melangkah menuju ke ranjang tidur dan merebahkan diri dengan cepat. Kepalaku tiba-tiba terasa begitu pusing. Mungkin karena efek menangis semalaman. Dan sudah kuduga aku akan sangat menyesali perbuatanku karena menangisi pria brengsek yang sialannya pernah sangat aku cintai dan kurindukan.

Dan kali ini aku tidak akan menangis lagi karena air mataku telah habis. Semalam aku bahkan menangis hingga ketiduran dalam pelukan Chanyeol. Pria itu untungnya tidak protes terhadapku karena aku sudah membasahi kemejanya hingga kuyup. Dan mungkin saja pria itu segera mengangkatku untuk tidur di kamarnya. Kemudian-WHAT?!

Aku segera beranjak dari tidur setelah mengingat sesuatu.

Aku. Tidur. Di. Kamar. Seorang. Pria.

Aku menjambak rambutku keras merutuki kebodohanku. Mataku memandang ngeri ke arah cermin kamarku. Berbagai pertanyaan memutari otakku. Dan hanya satu pertanyaan hinggap begitu keras dalam pikiranku.

Apa yang terjadi saat aku tertidur?

"AAAA!" Aku menjerit sambil memeluk tubuhku sendiri.

Sialan. Pasti Chanyeol berbuat jahat padaku. Tanganku terkepal sangat erat hingga buku-buku jariku memutih. Selanjutnya, yang aku lakukan ialah melangkah dengan lebar menuju pintu apartemenku. Aku harus meminta penjelasan pada Chanyeol. Pria itu tidak boleh lolos begitu saja. Aku mengumpat berkali-kali dengan wajah memerah panas karena amarahku yang semakin meninggi.

CIIITTT!

Kakiku segera mengerem mendadak di depan pintuku yang belum terbuka. Aku menarik nafas sejenak untuk menenangkan diri. Lalu menggelengkan kepala. Aku baru menyadari keadaanku masih kacau. Tidak lucu jika aku marah kemudian Chanyeol akan mengungkit air liurku di tengah perkelahian kami. Benar-benar bukan situasi yang tepat.

Pada akhirnya, aku memutar balik menuju ke arah kamar mandi untuk membersihkan diri serta pikiran yang berkecamuk dalam otakku.

Namaku, Lee Hyo Ra. Gadis berumur 26 tahun yang tidak pernah beruntung dalam kisah romansa. Selalu berakhir menyedihkan dengan berbagai alasan. Yang entah itu dikarenakan oleh pihak laki-laki atau wanita, yang jelas aku selalu merasa tersakiti. Tidak seorang pun pernah menjadi juara di hatiku. Meski pada awalnya aku begitu sangat mencintai kekasihku, namun jika kami sudah putus aku benar-benar sudah membuang perasaan itu setelah menangis penuh. Dan selama 26 tahun aku tinggal di bumi ini, aku tidak pernah bertemu dengan pria baik sekalipun. Selalu berujung menyedihkan. Dan aku selalu bertanya-tanya, pria bentuk apa yang nantinya akan menjadi suamiku.

Dan, cinta pertama sekaligus Si Pematah Hati pertamaku ialah Park Chan Yeol. Pria yang selalu memberiku pundak saat aku sedang menangis. Pria yang memberiku pelukan menenangkan saat aku membutuhkan tempat untuk bersedih. Pria yang kadang bersikap aneh hingga meledakkan marahku namun aku tidak bisa begitu membenciku. Pria yang selalu berisik namun keberisikannya terasa sangat menemaniku.

Saat itu, kami masih berada di bangku SMA. Awalnya aku dengannya hanya sebatas teman. Aku bahkan tidak pernah berpikir untuk menyukainya. Namun, entah bagaimana awalnya aku tiba-tiba menyukainya seiring berjalannya waktu yang terus mempertemukan kami. Yang aku pikir hanya aku saja yang menyukainya, ternyata salah. Chanyeol berhasil merusak pemikiran burukku itu dengan kalimatnya yang terlontar secara tiba-tiba.

"Hyora-ya, aku menyukaimu." Singkat.

Dan yang membuatku tidak siap adalah saat itu sedang ada acara seni di sekolahku. Tepatnya, Chanyeol menjadi pengisi acara dan mengatakan itu secara lantang di depan umum. Bagaimana aku tidak terpanah dengan pria sinting itu? Kemudian, aku segera membalas perkataannya di balik panggung. Tidak mungkin aku ikut menjadi gila sepertinya.

Ex-BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang