Bab 5

320 27 0
                                    

Hari ini aku harus terlambat kerja karena semalam aku tidur terlalu larut. Apalagi yang aku lakukan selain menonton beberapa film hingga berakhir tidur pada dini hari. Pada akhirnya aku merasa menyesal setelah mengetahui betapa banyaknya waktu keterlambatanku.

Saat ini, aku sangat kalang kabut berbenah diri untuk bersiap berangkat kerja. Suara telepon dari Jongdae sejak tadi berisik mengganggu konsentrasiku, tetapi aku tidak cukup punya waktu untuk sekedar mengangkat telepon darinya. Benar-benar aku sudah terlihat sangat kacau pagi ini. Rambutku bahkan belum tersisir rapi namun aku tidak peduli lagi dengan penampilanku. Hanya memberi sedikit polesan bedak tipis serta lipstick di area bibirku.

Kakiku yang masih polos tanpa apa-apa segera aku kenakan heels setinggi 5 cm. Lalu, sambil menyambar tas jinjing, aku berlari sekuat tenaga menuju pintu. Membukanya lalu menutupnya secara kasar. Kembali melangkah aku menuju ke arah lift. Perasaaanku sudah sangat gusar membayangkan bagaimana amukan atasanku karena hari ini aku ingat ada janji meeting dengan klien di luar kantor. Sial, sial, sial. Aku sungguh benar-benar bingung saat ini.

Setelah pintu lift terbuka di lantai dasar, aku segera berlari kencang untuk keluar. Namun, aku segera mengerem kakiku saat melihat sosok tinggi tubuh Chanyeol yang mengarah ke arah parkiran dengan setelan jas rapinya. Sebuah ide kemudian merasuki otakku, yang membuat langkahku pada akhirnya mengarah ke arahnya dengan cepat lalu meraih tangannya.

"Hei, ada apa?!" tanyanya yang kurasa sangat terkejut akibat aksiku yang tiba-tiba.

Aku menoleh padanya dengan wajah penuh pertolongan. "Please," lirihku.

Aku masih terus menyeret tangannya hingga berada di area parkir. Kepalaku berputar untuk mencari tempat mobil Chanyeol berada. Namun, sebelum aku menemukannya, Chanyeol berganti menarik tanganku. Membawaku menuju ke tempat mobil hitamnya berada. Lalu membukakan pintu untukku dan ia segera berputar menuju ke kursi kemudi.

"Kau terlambat?" tanyanya yang menurutku sudah terjawab melalui ekspresi wajahku.

Aku mengangguk cepat. Tidak mau berdebat dengannya untuk saat ini.

"Pakai seatbelt-nya," ujarnya.

Karena pikiranku yang masih belum cukup fokus, aku menoleh padanya dengan bingung. "Apa?"

Chanyeol berdecak. Pria itu segera mendekat lalu memasang sabuk pengaman untukku. Aroma mint darinya sedikit membuatku merasa begitu tenang. Aku merasa begitu lega setelah ia menjauh dariku. Entah mengapa posisinya yang tadi begitu dekat denganku membuatku merasa sedikit sesak nafas. Namun tidak mengurangi rasa tenang setelah mencium aroma menyegarkannya.

Kemudian, mobil Chanyeol segera melaju membelah jalanan. Wajahnya saat ini terpasang serius, tidak seperti Chanyeol yang menyebalkan. Dulu, saat aku dengannya masih berpacaran. Aku sangat menyukai ekspresi seriusnya saat memecahkan soal matematika. Aku rasa sisi menggemaskan Chanyeol adalah ketika ia sedang serius menekuni sesuatu. Karena jika sudah begitu, aku tidak bisa mengingat bagaimana menyebalkannya dia. Dan bodohnya aku, disaat sedang dalam keadaan tegang harus memikirkan hal itu.

Aku segera fokus menatap jalanan yang sedikit padat. Tetapi, Chanyeol berhasil menyalip beberapa mobil dengan kecepatan yang cukup cepat. Beberapa kali aku melihat seberapa tipisnya jarak mobil depan dengan mobil Chanyeol. Namun Chanyeol dengan cepat membelokkan roda mobilnya untuk berbelok dan membalap habis beberapa mobil di depanku. Ini terasa mengerikan. Aku seperti berada di sebuah film bergenre action. Ah, bisa bayangkan betapa kerennya Chanyeol saat ini?

Tanganku tergerak, menyentuh lengan Chanyeol lalu mencengkram pelan sebagai pelampiasan rasa takutku. "Chanyeol-ah, bisa pelan saja?" tanyaku.

Ex-BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang