16. Stronger

102 19 6
                                    

*

"Jangan menyalahkan orang lain hanya karena kau terlalu lemah untuk menyalahkan diri sendiri. Itu memuakkan."

-

"Kenapa?"

"Jangan menyalahkan orang lain,"

"Apa kau takut aku memarahimu?"

"Berhentilah beralasan ini dan itu kalau itu memang salahmu, Ah-ya."

"Aku tahu kau tidak lemah. Tapi jangan kau salahkan orang lain dan membuatmu terlihat lemah di matau."

"Itu memuakkan,"

Min Ah menghela nafas sambil memandangi Yoongi yang masih setia memejamkan mata. Dia terlambat datang kemari tadi. Sangat terlambat, hampir sekitar dua jam. Tapi tidak ada sahutan atau ucapan yang sama seperti dulu. Bahkan ia lupa kapan terakhir Yoongi mengucapkan serentetan kata yang selalu bisa menyangkal ucapannya.

Dulu, pernah beberapa kali, Min Ah melakukan kesalahan. Setiap ia meluncurkan alasan yang 70% ia ada-ada, Yoongi selalu marah dan berucap dingin. Selalu berucap agar tidak menyalahkan orang lain.

Dan mungkin, kalau Yoongi tahu ia telat datang, mungkin alasan Min Ah karena tertinggal kereta akan ditolak mentah-mentah oleh Yoongi. beruntung lelaki itu sedang iastirahat.

Gadis itu berpindah mendekati jendela yang tidak terlalu besar. Dia bertumpu siku untuk menopang dagunya dengan tangan. Memandang secara acak. Rumput, langut, serangga, bunga, bahkan orang-orang yang bekerja atau menginap disini. Rumah sakit benar-benar tenang. Itu yang ada di pikiran Min Ah.

Hanya beberapa menit gadis itu bertahan sampai pintu terbuka dan suara lain datang bersahutan. Min Ah menoleh dan menatap siapa yang datang. Keenam lelaki datang bersamaan dan mengucapkan selamat pagi. Min Ah tersenyum kala keenamnya tersenyum kearahnya silih berganti.

"Bagaimana Yoongi?"

"Ya, seperti itu," Min Ah bergabung dengan teman-teman Yoongi.

"Dia bodoh karena terlalu menyombongkan kepintarannya." Komentar salah satu teman Yoongi yang ia kenal sebagain Hoseok. Min Ah terkekeh.

"Coba saja malam itu dia tidak bertemu denganku dan Hoseok." Namjoon berimbuh.

"Sudahlah, semua sudah tejadi," Jimin menengahi sambil memainkan ponselnya.

"Ya, tapi aku masih belum berhenti menyalahkan diriku sendiri sampai saat ini." Hoseok berucap sambil meraih makanan yang ada di atas meja kecil. Terlalu banyak makanan di ruang rawat Yoongi.

"Tidak apa. Yoongi tidak pernah menyesalinya dengan menyalahkan orang lain. Dia sedang marah dengan dirinya sendiri akhir-akhir ini." Ucap Min Ah sambil terulur membantu Jungkook yang mencoba membuka tutup toples.

"Bagaimana kau tahu?" tanya Seokjin.

"Dia yang mengajarkannya padaku. Menyenangkan rasanya saat diajarkan Yoongi agar tidak menyalahkan orang lain."

"Yoongi berpengaruh baik untukmu." Namjoon tersenyum dan segera di balas oleh Min Ah.

"Aish! Kalian berisik."

Semuanya menoleh pada sumber suara. Yoongi sedang berusaha beranjak duduk dengan wajah tertekuknya. Lelaki itu terlihat lucu saat cemberut dengan selang yang menyalur ke hidungnya. Saluran yang berisi oksigen bersih untuk membantu Yoongi bernapas normal mengingat Yoongi tiga bulan terakhir mengeluh dadanya sesak dan susah berucap.

"Kau yang berisik, hyung." Jungkook menanggap tanpa mengalihkan tatapannya pada ponselnya yang berletak landscape. Dia sedang memainkan game onlinenya.

Min Ah beranjak dan membantu Yoongi. tapi selang Yoongi malah menyeggol gelas plastik berisi kopi susu. Lelaki itu bedecak dan memandang kesal air yang menggenang di lantai.

"Karenamu," Yoongi berdesis sambil melirik Min Ah.

"Kau menyalahkanku?" Min Ah mengucapkan dengan nada tidak percaya.

"Ya,"

"Kau memuakkan!"

"Ya!"

"Apa? kau juga mengucapkan itu padaku, kan?" Min Ah bersidekap.

"Kau yang menarik selang oksigenku."

"Kau yang menggerakannya."

"Tapi kau menarikku."

"Kau akan seperti kura-kura terbalik kalau aku tidak membantumu."

"Kau menyebalkan."

22 Agustus 2023
-

Ini part ter maksa prompt:"
Jangan bosen-bosen yaaa... Karena ada rencana 7-8 prompt terakhir akan aku jadikan istimewa:))


Love youuu

Saranghae,

52

Challenge: 25 Days of Flash Fiction - MygWhere stories live. Discover now