Bab 2 - Sekian Lama Tidak Bertemu Denganmu

1.7K 112 0
                                    

"Pertemuan adalah suatu ungkapan rindu menjadi kenangan yang dipertemukan kembali."


***


Hari demi hari telah tiba, kaki Fatimah yang pada saat itu di operasi kini sudah memulih. Walaupun masih terasa kaku saat berjalan. Sehingga, Fatimah berjalan menggunakan tongkat.


Sesampai dalam gedung kami bertiga melihat seisi ruangan yang penuh dengan ratusan penonton dengan banyaknya peserta membuat kami bertiga kebingungan untuk mencari tempat duduk. Pada akhirnya, kita mendapatkannya yaitu duduk paling depan yang letaknya tidak jauh dari kursi juri.


Aku melihat ada 2 orang motivator muslimah yang berada di depan kami bertiga. Tidak lama terdengar suara langkah kaki yang sedang menuju ke tempat duduk juri, dengan tidak sengaja aku melihat seorang pria shalih di sebelahku. Pria itu menatapku dan membuat jantungku berdebar kencang. Aku langsung memerhatikan pria itu dengan teliti, sepertinya aku pernah melihatnya, tapi entah tahu kapanku melihatnya. Fatimah dan Khadijah merasa heran apa yang sedang aku lihat.


"Dor..." dengan sengaja Fatimah langsung mengagetkanku dan membuat jantungku hampir copot.


"Astagfirullah Fat, nyebelin banget sih!!!" balasku dengan sewot.


"Lagian kamu daritadi kebanyakan melamun! Ngomong-ngomng apa yang sedang kamu lihat?" seru Fatimah sambil menahan tawa.


"Hemmm, aku kayaknya pernah melihat pria itu?" kataku dengan wajah mengkerut seakanku heran.


"Pria yang mana, Han?" tanya Fatimah padaku.


"Hemmm, pria yang ada di depanmu Fat!" jawabku sambil menunjukkan pandanganku kearah pria itu pada Fatimah.


"Oh yang itu. Memangnya kamu pernah bertemu dengan dia dimananya?" tanya


Fatimah balik.


"Hemmm, aku kurang tahu dimananya yang jelas aku pernah bertemu dengan dia di suatu tempat!"


Khadijah pun tiba-tiba menyamber omonganku dengan Fatimah dan berkata dengan lagak mengejek, "hemmm, kayaknya ada yang jatuh cinta nih, cie ... cie ..."


"Ya nih, ada yang jatuh cinta padangan pertama." lanjut Fatimah seperti sama seperti kembarannya.


Aku hanya bisa diam sambil tersenyum dan tidak membalas omongan mereka berdua.


Detik demi detik pun acara ini dimulai. Sebelum para peserta maju ke depan, acara ini di awali dengan pembukaan terlebih dahulu dipandu oleh moderator. Acara pertama ialah sambutan ketua acara dan para dewan juri. Selanjutnya pembacaan tilawahtul Qur'an yang di bacakan oleh pria itu. Suaranya begitu merdu dan sangat indah saat ia sedang membacakan isi ayat Al-Qur'an tersebut. Membuat seisi ruangan yang menghayatinya merasa tenang dan sejuk saat di dengarkan.


Saat selesai membacakan ayat suci Al-Qur'an, pria itu tidak sengaja melihatku yang sedang memandangnya dari sisi kejauhan.


Acara yang di tunggu-tunggu sudah tiba. Aku mendapat nomor urut pertama bertanda bahwa aku maju paling awal dan membuat hatiku berdebar kencang.


"Hana semangat dan semoga lancar ya." support mereka berdua padaku sambil menepuk bahuku dengan lirikan mata mereka yang berseri-seri membuatku tambah semangat untuk maju ke depan panggung.


"In Syaa Allah sahabatku mohon do'anya saja. Terima kasih atas dukungannya."


"Aamiin, iya sama-sama. Ya udah sana kamu maju dulu gih!"


"Iya, bismillah"


Perlahanku berjalan menuju ke atas panggung. Walau ada sedikit rasa gugup dalam hati ini. "Bismillahirrahmanirrahim", ucapku dalam hati sebelum memulainya.

Indahnya Persahabatan Menuju Cinta (SEDANG DI REVISI).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang