"Ayo pulang!" Taeyong langsung menarik tangan Ten yang tampaknya masih tidak terima. Bagaimana tidak? Ten saja sangat membenci Taeyong, tapi agak lain dengan Taeyong. Ia tidak membencinya, hanya saja agak sebal.
⭕⭕⭕
Gelap. Pengap. Itulah yang dirasakan oleh Ten. Baru pertama kali ini dia menginjakkan kaki di kerajaan iblis. Ingin muntah rasanya, disini sangat menjijikan. Andai jika Raja Jaehyun tidak langsung menyetujuinya, pasti tidak akan seperti ini.
"Omo!" Ten kaget saat melihat penjaga istana yang buruk rupa. Matanya hanya satu, mulutnya robek berdarah dan belatung disekujur wajahnya. Kali ini Ten benar - benar ingin muntah.
"Aku mau pulang!" bentak Ten kasar dengan nada memaksa.
"Tidak bisa, sebelum kau bisa sopan malaikat!" tentu saja Taeyong tetap melarangnya.
"Bisa mati aku disini!" tambahnya.
"Memangnya kau bisa mati?" skak Taeyong.
Ten agak berpikir, lalu ia buka suara lagi.
"Tentu, aku akan mati jika di tempat menjijikan seperti ini,"
"Nanti kau akan terbiasa,"
"Cih, pokoknya aku ingin pulang!" rengeknya.
"No no, my Tenniels," rasanya Ten ingin muntah besar - besaran saat perkataan itu terlontar dari mulut Taeyong.
"Iiihhhhh," Ten menggeram sebal.
Mereka tetap berjalan, Ten tidak tahu tujuannya. Ia hanya mengikut pada Taeyong saja. Hingga sampailah mereka di depan pintu besar tua dengan gantungan kepala siluman.
"Ini kamarmu, kau bisa istirahat sekarang," persilah Taeyong tapi Ten tetap cemberut dan tak mau masuk.
"Kenapa? Kau pasti takut jika isinya gelap dan baukan? Lihat saja dulu," lalu Taeyong membukannya.
Betapa terkejutnya Ten saat mendapati isinya yang begitu bersih dan berwarna putih. Tak seperti luarnya.
"Wah, bagus," puji Ten.
"Tentu kau akan suka, aku sudah mempersiapkannya saat pertama kali aku melihatmu,"
"Maksudmu?" tanya Ten bingung.
"Tidak - tidak," jawab Taeyong gelagapan yang membuat Ten menjadi curiga.
"Jadi kau sudah berniat mengurungku disini?!"
"Tidak, maksudku ini memang kamar yang kusediakan bagi malaikat yang tak tahu sopan santun sepertimu ini," Ten langsung percaya, nelihat sikap jeleknya yang seperti ini.
"O," Ten ber - O dingin.
"Mau aku temani?" tawar Taeyong.
"Tidak terimakasih, aku bisa sendiri–tuu–aann," nampaknya Ten berpikir ia harus lebih sipan agar segera ia bisa meninggalkan tempat terkutuk ini, meskipun ruangannya ini terbilang bagus dan nyaman.
"Tuan? Hahah, kau lucu. Nampaknya kau ingin cepat - cepat pulang ya?" kekeh Taeyong.
"TENTU SAJA, BODOH! ups maksudku ehm–tentu saja, aku tidak ingin merepotkanmu," Ten keceplosan berkata kasar dan langsung memperbaikinya.
"Hehe, tapi kau belum lulus," ujar Taeyong lalu segera meninggalkan ruangan ini.
Sepeninggal Taeyong, Ten langsung berguling - guling di kasur empuknya. Walaupun ia merasa nyaman di tempat ini, namun ia harus menahan mual di perutnya saat melihat pengawal atau penjaga Taeyong. Sungguh, mereka sangat mengerikan.
"Nyaman sih nyaman, tapi penghuninya saja ingin membuatku muntah," Ten bermonolog dan tak sadar ia tertidur pulas.
⭕⭕⭕
"Aaaaaa......." Ten berteriak hebat saat ia membuka matanya mendapati sesosok siluman mengerikan berada dalam kamarnya.
"Maaf, tapi ini perintah raja untuk membawakanmu makanan," ucap siluman itu.
"Hei, memangnya aku seperti kalian? Aku ini malaikat, tidak mempunyai nafsu makan,"
"Ohh, kalau begitu aku kembali saja,"
Siluman itu segera pergi membawa beberapa makanan yang sempat ia bawa untuk diberikan kepada Ten.
"Bodoh apa, sudah tahu aku ini malaikat malah diberi makan. Dasar iblis bodoh yang menjijikan," umpatnya kesal.
Ten beranjak dari ranjangnya dan berjalan menuju sebuah rak buku besar. Ia menjelajahi setiap sudut rak, hingga matanya jatuh pada satu buku tua berjudul "Bisakah Malaikat dan Iblis Bersatu?"
⭕⭕⭕
Disisi lain, siluman tadi kembali ke dapur dan segera melapor ke rajanya itu.
"Ampun raja, Ten - ssi menolak makanan yang raja beri,"
"Bagaimana bisa?! Memangnya kurang enak ya?!" Taeyong agak marah saat itu.
"Maaf raja, tapi ia berkata jika malaikat itu tidak makan dan tidak memiliki nafsu makan," jelasnya agar tak mendapat cacian dari Taeyong.
"Oh, begitu ya? Ya sudah, kau boleh pergi sana!"
Taeyong merasa sangat bodoh sekali, bagaimana ia bisa tidak tahu tentang ini. Sungguh.
⭕⭕⭕
Ceklek!
Ten terlonjak kaget saat ada seseorang yang membuka pintu kamarnya itu. Ternyata itu Taeyong, cepat - cepat ia menyembunyikan buku yang sedang ia baca.
"Sedang apa, Ten?" tanya Taeyong lembut.
"Oh–eh, aku cuma duduk saja," jawab Ten agak gugup.
"Itu apa yang sedang kau sembunyikan?" sial, ternyata Taeyong mengetahuinya.
"Tidak, hanya buku kok,"
"Buku apa? Coba kulihat,"
Ten hanya menggeleng kepala, pertanda ia melarang Taeyong untuk melihat buku apa yang sedang ia baca.
"Cepat berikan, Ten!" paksa Taeyong.
Lagi - lagi Ten hanya menggelengkan kepalanya dan mencoba untuk melindungi buku itu.
"Atau tidak akan kukembalikan dirimu," perkataan ini sungguh melemahkan Ten dan akhitnya terpaksa ia menyerahkan buku itu.
Taeyong membulatkan matanya saat melihat apa yang sedang dibaca Ten.
"Kau mau menikah dengan iblis hah?"
"Heh, mana sudi aku! Lagipula belum ada perbolehan dan pelarangan,"
"Hhh, aku tahu pasti kau ingin menikahiku kan?" Taeyong melempar tatapan nakal.
"Iuhhh, jijik! Aku hanya mencintai Bambam saja, malaikat terindahku!"
Taeyong terdiam. Seperti terdengar hati retak didalam. Entah mengapa dadanya sesak saat Ten mengatakan bahwa ia sudah mencintai yang lain, tentu saja sama - sama malaikat. Apa yang sebenarnya terjadi pada Taeyong?
TBC!
Vomentnya ya ching!😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Devil🔱 •TAETEN•
FantasyBagaimana jika pemimpin klan iblis sekejam Taeyong bisa jatuh cinta kepada malaikat selembut Ten, akankah cinta mereka bisa terwujud? Atau harus kandas karena mereka suatu yang berlawanan. Namun kekuatan cinta itu benar adanya. «Start from 16일 1월 20...