1

4.1K 265 26
                                    

Baru sehari merasa happy.

Kemudian malah menyusul muncul keributan kecil.

Membuat sebagian dari kita agak kecewa.
Sebagian ada yang bisa menerima.
Sebagian yang lain hanya bisa diam saja.

It's ok, guys..
Ayo kita coba bawa santai

*
Singto baru sampai di kondonya ketika ponsel dalam tasnya memanggil untuk diambil,

Setalah terlebih dulu meletakkan peralatan yang ia bawa ke atas meja, Singto segera mengecek ponsel tersebut

Krist calling

"Iya, aku baru sampai"

"...."

"Hemm"

Setelah meletakkan ponselnya ke atas tempat tidur, Singto mulai membereskan barang-barangnya tadi.

Beberapa menit kemudian..

Ketika terdengar suara dari pintu keluar masuk, Singto segera beranjak kesana untuk membukakan pintu si tamu

"Masuklah"

Memberi jalan untuk anak muda yang tampak tidak ceria seperti biasanya,
Lalu menutup kembali pintu itu setelah si tamu akhirnya melangkahkan kakinya masuk.

"Kenapa murung?"

"Kelihatan ya phí?"

Singto tidak menjawab.
Tapi kembali ke kegiatannya sambil membatin 'bagamana mungkin tidak kelihatan.. wajahmu itu bisa mengatakan dengan sangat jujur tentang apa saja yang kamu rasakan'

"Aku hanya butuh waktu sedikit lagi untuk menyesuaikan diri, phí.."

Tamu Singto memulai untuk bicara.
Singto yang masih melakukan sesuatu dengan kamera dan bukunya diam-diam menyimak.

"Aku sedang agak banyak pikiran sekarang.."

Singto menoleh kepada si tamu yang sudah menggeleparkan tubuhnya ke atas tempat tidur dan menatap ke langit-langit.

"Ini bukan apa-apa, phí..
aku tidak perlu memohon untuk dipercaya kan?"

Singto masih diam menyimak.
Tapi atensinya sudah total berpindah kepada si tamu

Si tamu menghadap kepadanya dan menghela nafas.

"Aku hanya berpikir ini sudah pulih, jadi tidak masalah untuk kembali mengikuti.. bukan karena ada hal lain"

Singto memperhatikan. Menyediakan dirinya untuk jadi tempat berkeluh kesah si tamu yang sudah mulai menjadi kebiasaan ketika dirinya ada waktu untuk tamu tersebut.

Ia melihat si anak muda menghembuskan nafasnya agak berat lalu menutup kelopak matanya.

"Rasanya agak lelah.. Aku ingin tidur sebentar"

Singto masih tetap diam melihat anak itu mulai menyamankan diri untuk tidur seperti yang baru saja dia katakan.
Dari tempatnya duduk, Singto tampak menimbang-nimbang untuk melakukan sesuatu

Hingga beberapa saat kemudian, dia akhirnya bangun untuk mendekat ke tempat tidurnya..

Duduk di tepi ranjang dan mengulurkan tangannya ke kepala si tamu.

"Ada apa sebenarnya.."

Sambil mengusap pelan-pelan rambut nya..

"Aku mau dipeluk, phí"

"Aku banyak tugas yang harus kuurusi"

"Sebentar saja sampai aku pulas"

Singto berhenti menggerakkan jemarinya di rambut kepala anak laki-laki yang memanggil dirinya phí itu..
Diam mengamati wajahnya

"Apa yang terjadi"

"Aku butuh pelukan, phí"

Mulai merengek.
Biasanya dia akan merajuk jika keinginannya ditentang atau tidak diindahkan oleh Singto.

Tapi kali ini lain.
Dia hanya merengek.
Romannya benar-benar sedang serius butuh perhatian dan kasih sayang.

Alhasil Singto bersedia naik dan ikut merebahkan tubuhnya ke atas tempat tidur nya.
Bergabung dengan si tamu yang sudah meringkuk duluan, dengan perlahan Singto mulai memberinya back hug.

Namun ternyata itu tak memuaskan si tamu yang kemudian memutar tubuhnya dan melakukan pelukan ke tubuh Singto.
Menempelkan wajah.nya ke dada Singto.
Menambah dekapannya kian erat.

"Sebenarnya ada apa?"

"Tidak ada apa apa, hanya sedikit galau.. nanti juga reda"

Singto tidak mengucapkan apapun lagi.
Dia tahu itu.
Tamunya ini bukan tipikal yang rapuh.
Hanya sedikit melankolis.
Singto menepukkan telapak tanga nya ke punggung orang dalam pelukannya itu kecil-kecil.

"Aku hanya memfollow akun instagramnya lagi, phí.. hanya begitu"

"Instagram siapa?"

"Praewnun"

Singto kembali diam.

"Tidak ada motif apapun, phí.. sungguh"

"Kau sedang meyakinkan dirimu sendiri?"

Keduanya kembali tak bersuara sampai si pemilik tubuh yang Singto peluk dan memeluknya itu menggerakkan kepala sehingga ganti telinganya yang menempel di dada Singto.
Suara degupan jantung Singto yang setabil pun dapat dia dengar dengan jelas dan dia nikmati.

"Bukan itu yang aku galaukan.."

"Lalu apa? Pengikutmu?"

"Iya. Aku tidak bisa menganggapnya sepele. Tapi.. ini hanya hal kecil. Rasanya mereka... tapi.."

"Tapi cinta pertama memang sulit....."

"Bukan begitu, phí!!"

"Oh? ya sudah jangan dipusingkan. Tidur saja. Sama seperti yang kau bilang tadi... ini hanya butuh waktu untuk penyesuaian"

"Phí tidak terpengaruh?"

"Aku belum memikirkannya. Mungkin nanti setelah aku tidak banyak urusan lagi"

Apa?
Apa maksud dari 'belum memikirkannya' disini??
Nothing

CUT

Matahari & VenusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang