11

1K 134 5
                                    

P'Jane pov 

Aku Jane.
Manajer personalnya Singto.
Aku ingin sedikit.... sharing.. Oh, biar kupakai kata "cerita" saja ya? Atau curhat?
Ah, apapun itulah..
Ayo kita coba mulai..

Akhir-akhir ini aku jadi lebih sibuk. Sangat-sangat sibuk. Lebih sibuk dan semakin sibuk daripada biasanya sehingga saat aku mendapat sedikit waktu luang, aku akan manfaatkan itu dengan sangat baik.

Untuk tidur dan relaksasi misalnya.

Benar.
Selain sibuk mengurusi Singto, aku juga sibuk mengurus hal yang lain.

Tentu, Singto masih tetap diprioritaskan.
Bahkan mengenai beberapa hal sekecil apapun soal Singto, aku masih harus andil.
Masih harus ada aku untuk membantu. Kadang-kadang.. ini hanya kadang-kadang ya.. Singto itu kadang-kadang masih seperti bayi.
Tidak bisa dipercaya untuk menghandle banyak hal.
Percayalah padaku
Dia kalau sudah fokus atau memikirkan suatu hal, hal yang lain pasti terabaikan.
Kecuali jika sudah di-organisir sebelumnya.

Atau jika sudah terlalu banyak hal yang masuk list project-nya, dia malah akan menjadi blank. Sistem dalam kepalanya yang bertugas mengatur hal-hal untuk disimpan dan tetap diingat mengalami error. Hang.

🔙
Akhir-akhir ini 'tugasku' tidak lagi sama seperti saat sotus masih baru dipromosikan. Saat Singto masih terbilang baru masuk ke 'dunia ini'

Dulu saat masih baru, aku sangat menyukai tugasku.
Sekarang aku harus kuat mengemban tugas yang baru. Yang lain. Tugas tambahan.
Ini bukan berarti aku tidak menyukai tugasku yang sekarang loh..
Aku masih suka.
Tetapi sekarang ini aku harus lebih fokus daripada yang dulu-dulu.

Jika dulu bagi dua anak ini, kencan adalah hal yang harus mereka lakukan untuk promosi, sekarang sudah tak bisa lagi.

Kalau sekarang kencan tanpa menghasilkan uang adalah dosa bagi mereka.
Tidak percaya?
Aku serius.

Tidak berat sih mengontrol dua anak ini, tapi ujung-ujungnya malah jadi kasihan.
Kalau dulu untuk pendekatan mereka masih disuruh, sekarang mereka harus diintai ekstra ketat.
Kita jadi harus sangat waspada.
Waspada selayaknya pengasuh yang merangkap-rangkap dalam bertugas.
Kalau dulu hal semacam 'flirting', teasing, touching harus di ekspos, sekarang sudah tidak boleh.
Sekarang kalau mau begitu-begitu harus memastikan dulu semuanya aman dari bidikan.

----
----
Singto itu tenang jika tidak diusik.
Predikat singa memang cukup cocok untuk dia.
Sayangnya,
Sekarang Singto 'tidak sendiri lagi'
Kalau dulu singa ini memiliki sendirian daerah teritori-nya, sekarang sudah berbeda.
Singa muda ini sudah harus mau berbagi 'tempatnya' dengan yang lain.
Nah, dari sana jugalah singa muda ini harus mulai dewasa.
Atau harus menanggung akibat dari ketidak sendiriannya lagi itu.

Aku tidak begitu yakin contoh makhluk apa yang bisa kugunakan untuk mewakili karakter 'teman baru' si singa ini..
Walaupun si singa, aka Singto keukeuh menganggap teman barunya itu seperti seekor kura-kura.
Aku tidak mengerti alasannya atau sebab atau alasan Singto beranggapan seperti itu.
Jadi aku tidak yakin akan setuju untuk menggunakannya juga.

Krist dan kura-kura 😟
Apa persamaannya aku belum tertarik untuk mempelajari.
Mungkin suatu saat nanti jika aku dapat pencerahan.

Tanyakan pada Singto jika ada yang ingin tahu soal julukan itu.
Otak anak itu sepertinya unik karena bisa menemukan sesuatu yang bahkan tidak terpikir oleh orang lain.

Kembali ke topik mengenai 'pengontrolan' pada Singto.
Akhir-akhir ini Singto harus benar-benar dikontrol. Atau diawasi.
Karena keadaan sudah berubah tapi peraturan-peraturan tempat mereka tinggal tidak bisa dirubah.

"Aku kan sudah sering bilang, phí. Kontrol phí kontrol.
Masalahnya bukan hanya aku yang akan kena imbasnya, kamu juga"

Suara itu berasal dari kamar Singto.
Aku hanya bisa diam di tempatku menyimak dengan setatus siaga satu.
Yah jaga-jaga, siapa tahu bakal ada pertumpahan darah, kan?
haha.. walaupun sudah pasti itu tidak mungkin terjadi, kita harus tetap siaga.

Omong-omong itu suara Krist yang sedang mengomeli 'suaminya'.
Suaranya selalu naik beroktaf-oktaf kalau toleransi-nya pada Singto sudah terkikis sedikit demi sedikit.

Aku sebenarnya cukup salut pada dua anak ini.
Mereka masih bisa diandalkan untuk mengatasi sendiri beberapa masalah intern pada hubungan mereka.

Misalnya Krist..

Sering kali Krist bisa cukup fleksibel dan mengerti bagaimana menyikapi Singto yang kadang tidak cepat tanggap pada beberapa hal.

Krist bisa diandalkan maju duluan ketika Singto bahkan masih butuh waktu untuk memulai.

Krist bersedia tanpa arahan mengambil inisiatif ketika Singto kadang menjadi begitu pasif.

Aku kadang kasihan pada anak itu ketika melihat dia yang selalu tampak minta perhatian Singto dan Singto sendiri malah tetap anteng seolah tidak mengerti apapun. Tidak perlu melakukan apapun.

Namun, ketika Krist sudah mulai mencapai batas limit toleransi-nya, Singto bisa menjadi begitu manis dengan menunduk diam mendengarkan apa saja yang sedang dimuntahkan oleh Krist karena marah.. atau akan menuruti apa saja yang Krist inginkan.. atau akan membuang harga dirinya yang setinggi langit itu ke bawah tempat tidur demi untuk membujuk 'istri'nya.
Ini hanya sebagian hal sebagai misal.

Atau bisa menjadi sangat bijak dengan bersikap tenang dan tersenyum pada setiap makian yang Krist lontarkan untuk memberi tahu dirinya bahwa 'sang istri' tengah mengajukan tuntutan untuk dipahami. dimengerti.

Dan disaat itulah sebenarnya Singto sudah siap untuk beraksi.
Dia sudah mempelajari dan memahami. Dia juga sudah mengemas kasus untuk kemudian ditindak lanjuti.

Maka alarm hati-hati disini sudah harus diaktifkan juga.
Aku juga harus siaga satu.

Krist juga ikut bertindak ekstra waspada.

Singto kalau sudah mulai bertindak kadang sering 'melebihi target'

Misalnya ketika dia sudah on dan Krist secara natural atau dengan sengaja memancing dia, maka tak perlu menunggu.

Singto dengan sangat jelas merespon aksi itu sampai membuat si pemancing overwhelmed.


"Hati-hati ya Sing.. ingat kontrol"

Dulu dia masih cukup kaku dalam bersikap karena harus menyesuaikan antara karakter dasar dan mengontrol perilaku di publik, khususnya media dan fans.

Tetapi sekarang Singto sudah sangat siap untuk terbang. Dia sudah lulus dalam mempelajari dan siap menguasai kasus.

Aku patut tenang selama dia tidak lepas kendali.
Aku yakin dia tidak akan mulai sekarang.
Karena Singto kini sudah semakin matang.
Dia mengerti apa yang harus dan tidak boleh dia lakukan diluar kamar.


----
----
----
----

"Ke kondo Kit ya phí"
Waktunya untuk pulang setelah menjalani proses syuting series baru.

"Ao?"

Dia tidak memberi tanggapan lagi.
Tampangnya datar sulit dibaca..

"Krist merajuk lagi?"

"Tidak"

"Lalu?"

"Entahlah"

"Ya sudah, terserah kau saja.. tapi ingat, hati-hati"
Maksud dari hati-hati disini adalah : jangan sampai tertangkap kamera. Demi masa depan karir mereka berdua, sikap hati-hati ini sangat penting meskipun kelak akan tertangkap kamera dan mereka bisa menyangkal dengan alibi-alibi, tetap saja hati-hati untuk pasangan ini sangat penting. Sangat-sangat penting.

"Aku mengerti"


















Aku memaksa mengeluarkan bagian ini walau aku tidak merasa puas.
(Kayak yang lain memuaskan aja.. huh, enggak tauk)
Ini sudah mangkrak saaaangat sangat lama.
Aku bosan melihatnya di list.
Aku ingin segera membuangnya keluar.


Selamat malam
C.U babay

Matahari & VenusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang