36

831 106 29
                                    

Aku sedang ngga ada ide. Beneran. Pengen bikin tapi waktu senggang cuma sebentar-sebentar.. udah gitu inspirasinya timbul tenggelam ngga jelas.
Jadi, aku cuma akan bikin sedikit aja dulu

"P'sing!!?..."

Krist berjalan menghampiri para kru yang terlihat ada k'Guy juga diantara mereka

"Singto tidak ada disini, Krist.. kenapa mencarinya"

Krist memanyunkan bibirnya. Berhenti melangkahkan kaki untuk lebih dekat orang-orang itu..
Ia berbalik dua detik kemudian dan melenggang pergi tanpa menjawab pertanyaan yang sempat dilontarkan oleh k'Guy..
.
.

"P'siing!?"

Seru Krist lagi ketika ia mencoba memilih satu ruangan untuk menemukan Singto yang sejak beberapa saat lalu tak terlihat batang hidungnya, padahal..

"Tidak ada disini"

"Jangan bohong, phí"

Krist cemberut sedikit untuk merespon sahutan cepat k'Off yang acuh tak acuh

"Demi kepentingan apa aku berbohong"

Krist semakin cemberut.
Lalu beranjak keluar meninggalkan tempat dimana Fiat dan k'Off sedang memilih kostum.
.
.

"P'siiiinngg!!??"

Krist kembali menyerukan nama Singto, hampir frustasi.

"Nong?!"

Krist berhenti melangkah dan tampak olehnya k'Oleja yang melongokkan kepalanya dari salah satu ruangan yang tengah ia lalui koridornya

"Khrup, mae?"

"Phí-mu ada disini"

"Oh, khrup mae.."

Krist melanjutkan langkahnya segera menyongsong pintu ruangan dimana seseorang yang sedang ia cari-cari tengah berada

Singto terkejut dan hampir menjatuhkan ponsel di tangannya ketika tiba-tiba sebuah tangan menepuk pundaknya cukup keras.

Singto mendongak ke belakang dan mendapati wajah cemberut Krist yang secara perlahan menghapus raut kekesalan dari wajahnya yang sejenak tadi muncul karena kejutan yang baru saja ia alami.

Sempat mengira bahwa itu perbuatan salah satu si iseng, Nammon.

Singto menarik nafas singkat dan segera membuangnya sebelum memberi siraman rohani pada si pelaku.

"Apa aku tadi tidak bilang untuk tunggu aku?"

Sebelum Singto berhasil mengucapkan sepatah kata saja, Krist sudah terlebih dulu memulai komplainnya

Berakhirlah Singto dengan menutup mulutnya rapat dan menyerahkan ponsel dalam genggamannya pada sang pemilik, k'Tsa.
*jangan pernah berpikir Singto lah yang jadi pengendali diantara mereka berdua. Karena kenyataannya Krist lah sang pengendali yang sebenarnya.
😌

Seiring dengan itu, penataan gaya rambut Singto pun beres.
Bergantian dengan Nammon yang juga hampir beres dirias wajahnya.

"Sudah, jangan marah-marah terus. Nanti kau yang akan lebih dulu tua daripada Singto"

Krist tidak menggubris perkataan Nammon yang tengah beranjak dari sofa tempatnya duduk untuk dirias, dan pindah duduk ke kursi di depan cermin besar yang menempel di dinding, menggantikan Singto.

Suasana dalam ruangan itu untuk sejenak menjadi canggung secara otomatis.

K'Tsa yang sudah akan memulai menyisir rambut Nammon, menyempatkan menoleh ke k'Olleja yang bingung mau bagaimana..

Matahari & VenusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang