6

1.9K 189 10
                                    

Selalu saja ada orang-orang yang mengkhawatirkan kita.

Khawatir yang positif dan khawatir yang negatif.

Salah satunya adalah kakak satu ini.

Sebenarnya dikhawatirkan itu bagus.
Tapi kurang menyenangkan ketika itu menjadi sedikit berlebihan.

*
Sekitar satu jam yang lalu wanita ini, manager nya Krist, yang biasa dipanggil p'Yui membuat panggilan ke nomor Singto yang dijawab oleh Krist dan pada akhirnya muncul disini, di kondo-nya Singto untuk mengomeli dia panjang lebar.
Merusak mood nya tiba-tiba.

Satu jam yang lalu Singto masih tidur dan masih belum terbangun sampai beberapa menit kemudian terdengar suara berisik yang semakin mengganggu sehingga dengan berat hati tubuh Singto bergerak bangun.

"Phí disini?"

Benar-benar tidak tahu sedang terjadi 'perang' mulut antara Krist dan wanita yang dia panggil "phí" itu, Singto yang selalu dan terlalu sopan kepada siapapun, kapanpun dan dimanapun ini malah menyapa nya setelah berhasil duduk.

Wanita itu hanya menoleh dan menatap Singto sejenak sebelum kembali bicara pada Krist dengan sangat jelas menekan emosi nya.

"Aku tunggu di luar.. sebelum semakin malam....

"Aku menginap disini"

Krist dengan sangat cepat dan dingin menyahut.
Dia tampaknya sudah tersulut emosi.
Jika itu sudah terjadi maka siapa yang bisa memadamkan?
Tidak ada kecuali dirinya sendiri.

Wanita yang baru saja akan beranjak dari kamar itu berhenti bergerak.
Diam sekitar 3 detik sebelum menoleh

"Krist.."

Dia mencoba bicara tanpa provokasi meskipun itu terlihat tak berhasil.
Dan Krist segera menyela
Lagi

"Aku tidak bisa marah pada mae.. tapi kata-kata mae tadi benar-benar menyinggung aku.
Aku sudah tahu batas yang harus ku jaga.
Mae harusnya sudah mengerti aku bukan anak remaja lagi.. tapi mae masih saja seperti ini"

Krist menghela nafas lalu kembali melanjutkan

"Kita hanya akan bertemu besok di bandara"

Suara dingin sebenarnya hampir tidak pernah keluar melalui mulut seorang Krist perawat selama orang-orang yang ada di kamar itu mengenal pribadi nya.

Singto mendongak ke kiri atas demi melihat wajah seseorang yang baru saja berujar dingin itu lalu beralih ke wanita yang masih mematung tidak jauh dari posisi mereka.

Hati-hati Singto menyentuh jari-jari Krist dan berhasil membuat si pemilik menundukkan kepala dan melihat kepada nya.

"Apa yang terjadi?"

Singto bertanya dengan suara pelan. Dia bingung.. dan juga khawatir.

Krist diam tidak menjawab.
Merasa tidak perlu mengatakan pada Singto jika memang lelaki itu sungguh tidak tahu apa yang sudah terjadi sebelum dia bangun.

"Kenapa mae masih disana?"

Krist bicara lagi dengan nada yang sama pada wanita yang tadi mengajak dirinya pulang itu.

P'jane yang rupanya tengah berada di dekat pintu kamar, berjalan masuk setelah kata-kata terakhir Krist terucap

"Ayo"

Menghampiri dan membawa wanita yang berdebat dengan Krist beberapa saat lalu itu menuju pintu kamar untuk keluar.

"Ada apa, Kit?
Kenapa dengan kau dan p'Yui?"

Matahari & VenusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang