{16}Biola Hasna

3.2K 184 25
                                    

Tunggu Aba-aba dari author, baru boleh nyalain musik di atas. Anggap aja itu suara biola yang Hasna mainkan oke.

Malam sudah menunjukkan pukul 12 malam, Hasna masih sibuk dengan fikirannya. Hanya dirinya seorang diri yang masih membuka mata, disaat yang lain sudah terlelap nyenyak.

Tak ia sangka, Ummi akan kembali dalam hidupnya. Ia berjanji saat Ummi dan Abi menjenguknya ia akan meminta maaf kepada Ummi dan menyesali semua perbuatan yang dulu ia lakukan kepada sang Ummi.

Mengingat perkataan Syafiq membuat perkataan gadis tersebut menjadi tersentuh. Ia tersenyum merekah, memikirkan Syafiq, membuat jantungnya kembali berdebar kencang.

Apa Hasna jatuh cinta kepada Syafiq? Perkataan Reny juga tergiang dalam pikirannya. Apa benar Syafiq juga mencintai dirinya? Jika itu benar, mungkin dirinya akan merasa menjadi orang yang paling bahagia di dunia.

Menilik tentang seseorang cinta pertamanya, yakni Gus Raffi Faizurrahman, gadis itu tiba-tiba menyadari jika kini ia tak memiliki perasaan apa-apa lagi terhadap pria tersebut. Allah mudah membolak-balikan hati seorang hamba.

Ia tersenyum sembari menarik napas dan menghembuskan napasnya.

Cinta memang tak bisa ditebak. Boleh jadi hari ini kau mencintai dan memujanya, dan boleh jadi ke esokan harinya kau membencinya.

Oleh karena itu, cintailah seseorang seperlunya dan bencilah seseorang sewajarnya.

Hasna melirik jam yang menempel di dinding. Malam semakin larut, kantuk sama sekali tak ia rasakan. Ia beranjak dari kasurnya seraya mengambil biola kesayangannya di dalam lemari.

Santriwati tidak ada lagi yang berlalu lalang. Sudah Hasna pastikan jika organisasi keamanan tidak lagi mengontrol para santriwati. Ia membawa tas biola paket lengkap beserta bow biola menuju belakang halaman mesjid. Tempat itu adalah tempat favorit Hasna. Sedih, senang, Gadis itu selalu memilih tempat tersebut untuk dirinya menenangkan diri.

Gadis itu memilih duduk di kursi panjang, di mana pagi tadi Ia duduk bersama Syafiq. Ah, mengingat pria itu membuat Hasna kembali berdebar.
Memikirkannya saja sudah membuat jantung abnormal. Bagaimana jika bertemu?

🎼🎻boleh nyalakan Instrumen di atas. Anggap aja itu Hasna yang memainkannya. Resapi, biar bacanya enak. Hehe

Hasna meletakkan biolanya diantara bahu dan dagunya, dan memegang bow biola dengan lihai.

Biola ini adalah pemberian dari sang Abi sewaktu ia Ulang tahun ke 15. Hasna pernah memainkan Biola di hadapan santri dan santriwati saat Acara Pengukuhan kelas tiga ulya Pondok Pesantren Al-Ikhlas. Banyak yang kagum dan memberikan tepukan meriah kepada Hasna. Di situ, Hasna merasa bangga dengan permainannya.

Ia mulai memainkan biolanya dengan rentetan nada yang terdengar cepat dan sukar namun tetap membawa si pendengar dalam ketenangan. Jarinya lihai menekan sinar Biola yang menciptakan sebuah nada yang sesuai mengikuti alur musik.

Hatinya terbawa dan mulai bergerak menjelajah seolah mengetuk pintu kenangan bersama Syafiq yang tiba-tiba muncul dalam fikiran Hasna, namun sama sekali tidak merusak permainan biolanya. Justru semakin terdengar indah.

Senyum Syafiq seketika hadir dalam fikirannya.

Lengkungan indah yang tak semua orang dapat melihatnya, selalu menciptakan nuansa kebahagiaan bagi Hasna. Untuk siapapun tercipta senyum itu, jika pandangannya menangkap lengkuan tersebut, maka dadanya selalu bergetar.

Segenggam Harapan Cinta (Pesantren) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang