{23.}🌺Heran

2.4K 121 22
                                    

Keadaan suasana menjadi hening. Hasna hanya bisa menepis rasa malunya dengan pamit izin ke taman belakang, tentu dengan izin ummi. Ah, Hasna sudah merasa menjadi wanita paling bodoh. Siapa yang mengatakan ingin lamaran? Hasna terus menggerutuki dirinya tanpa henti.

Rasa ingin menghilang ke planet mars adalah cita-citanya saat ini. Berjalan mondar-mandir mengulang terus menerus rekaman apa yang ia ucapkan beberapa menit yang lalu. Hasna pun menutup wajahnya malu, dan mengistirahatkan dirinya untuk duduk di pondokan taman belakang sambil menyumpah serapah untuk dirinya sendiri.

"Na? Sadar dong! Siapa yang mau lamaran?"

"Ya ampun Hasnaaaaa...aaaa..yawdahlah pengen mati aja guaa ihhh! Maluuu"

Cibirnya sendiri tanpa henti.

"Sudah, gak usah malu gitu." Suara bariton tiba-tiba menghentikan rekaman beberapa saat lalu yang terlintas di dalam fikiran Hasna. Hasna mengintip sekilas melalui celah jari yang dimana telapak tangannya masih menutupi wajah cantiknya.

Damn! Bukannya tenang, gadis itu malah semakin tak karuan rasa. Hasna membalikkan badannya malu menghadap pria yang lumayan jauh berdiri dari hadapannya. Pria itu tak lepas mengamati Hasna, ia pun terkekeh pelan.

"Walaupun tujuannya ke sini bukan buat lamara—"

"Ustaz! Stopp!! Hasna malu! Sumpah!" Gadis itu memotong pembicaraan Syafiq.

Syafiq kembali tertawa renyah. Ia pun sedikit mendekat ke arah Hasna namun masih dengan jarak yang jauh. Walau bagaimana pun ia tau tentang batasan seorang wanita dan pria yang bukan mahrom. Berdiri Syafiq di sini saja menurutnya sudah tidak pantas, dengan berdua-duan. Namun tak jauh mata memandang, Syafiq meminta bantuan Pak Ujang—pembantu Hasna untuk mengawasi dari kejauhan. Syafiq bukan segila itu melakukan hal yang tidak pantas. Namun takut terjadi fitnah, Syafiq pun berinisiatif meminta bantuan Pak Ujang pun atas saran Abinya Hasna.

"MasyaAllah, sekarang malu nih? Tadi di ruang tamu kok tegas banget jawab siap untuk nikah sama saya?" ujarnya lembut.

"Ustazzz...!!!" Pekik Hasna sekali lagi.

Tak perlu dibohongi, sama halnya dengan Hasna jantung Syafiq pun berdebar luar biasa. Hanya memandang Hasna dari belakang saja sudah membuat dirinya hampir limbung.

"Hasna," panggil Syafiq lembut.

Hasna pun memberanikan diri untuk membalikkan badannya menghadap Syafiq. Dengan wajah yang menunduk, tak hayal pipinya ikut merah merona. Darah keduanya sama-sama berdersir lembut.

"Saya minta maaf atas kejadian kemarin. Kamu maukan maafin saya?"

Hasna diam. Jujur awalnya ia tak mau memaafkan. Namun perkataan Ummi malam tadi membuat dirinya terngiang terus untuk memaafkan kesalahan Syafiq. Setelah dicerna, tak ada salahnya untuk menerima dan memaafkan Syafiq. Toh, ini hanya sebuah kesalah pahaman.

"Berat ya, buat kamu untuk maafin saya? Saya tau Hasna, maafkan saya. Saya menyesal." Syafiq menghela nafas pasrah dan menunduk menunggu jawaban Hasna.

Mungkin jika ia berada di posisi Hasna pun bisa jadi ia akan melakukan hal yang sama. Direndahkan oleh orang yang dicinta, bukanlah perkara biasa. Membuat rasa percaya diri menghilang, membuat rasa respect berkurang. Yap, Syafiq tau rasa-rasa seperti itu. Namun sungguh, kali ini ia benar-benar menyesal atas perbuatannya itu.

"Hasna udah maafin kok ustaz. Jujur, rasa sakitnya belum ilang. Tapi Hasna berusaha buat ilangin." Ucapnya pelan tapi pasti.

Syafiq menatap Hasna sekilas dengan perasaan senang. Deg, wajah cantik itu, kembali membuatnya ingin melayang. Tak bisa dipungkiri, memandang wajah Hasna bukanlah sesuatu yang membosankan. Semakin dipandang, semakin timbul rasa cinta, mungkin seperti itu pribahasanya. Memandang sekilas tak sampai semenit pun, rasa cinta Syafiq semakin bergejolak. Tapi ia pun lekas beristighfar, takut apa yang ia rasakan ternyata syahwat yang timbul dari Syaiton.

Syafiq pun menjadi teringat akan sebuah hadits yang makna dan pahaman bunyinya kurang lebih seperti ini: "Ketika wanita menghadap ke depan (datang) maka setan duduk di atas kepalanya lalu menghiasinya untuk orang yang melihatnya dan ketika wanita itu menghadap ke belakang (pergi), setan duduk di atas bagian belakangnya lalu ia memperindahnya untuk orang yang melihatnya" (Al-Jami li Ahkam Al-Qur'an karya Al Qurthubi, juz 12/227).
Bagaimanapun, Syafiq juga seorang pria yang biasa. Masih sering terjadi khilaf dalam dirinya. Ia pun bergegas menundukkan pandangannya kembali.

"MasyaAllah, makasih Hasna. Saya pamit dulu ke ruang tamu, Assalamualaikum."

"Waalaikumsallam," jawab Hasna lirih.

Canggung, aneh, adalah perasaan yang Hasna rasakan saat ini. Sepertinya meminta maaf lalu mengungkapkan perasaan itu hanyalah kehaluan Hasna. Kenyataan memang tak seindah realita. Kecewa, tentu Hasna rasakan. Lucu, juga ia rasakan. Fikirnya, seusai Syafiq meminta maaf lalu pria itu akan menghampirinya dengan membawa kotak merah yang berisikan cincin, lalu berlutut di hadapan Hasna dan meminangnya untuk menjadi istri sahnya. Ahh, haluu... Hasna berdecak malu.

Hasna pun memutuskan untuk masuk kembali bergabung di ruang tamu, atas titah ummi tentunya. Walau rasa malu memang masih terasa merayapi dirinya. Ia pun hanya diam menunduk tanpa sepatah kata.

"Jadi, gimana Hasna? Habis lulus pondok langsung tancap buat nikah kan?" Suara bariton tersebut memecahkan lamunan Hasna.
Hasna melirik ke arah suara tadi.

Ustaz Hafiz? Sejak kapan pria itu ada di sini?

Hasna pun ikut menyeret bola matanya ke arah ustazah Maryam.
Nindy, Ustadzah Aisya dan dua khodimah Ustazah Maryam, dan lebih mengejutkan lagi Raffi yang berada disamping ustaz Hafiz. Hasna memandang heran, bertanya dalam hati sejak kapan mereka ada di sini?

"Ciyee, yang udah dilamar," celetuk Ustazah Aisya sepupu Syafiq.

Hasna diam seribu bahasa. Menghilang beberapa menit pamit ke taman belakang sudah membuat dirinya banyak tertinggal berita. Bukankah tadi sebelumnya Buya Yusuf mengatakan kedatangan mereka hanya untuk meminta maaf dan mematahkan perkataan Hasna yang siap untuk menikah bersama Syafiq.

Lalu siapa yang lamaran? Ah plot twist yang memang sulit Hasna tebak.

Bersambung!!
Maaf baru update! Semoga suka💞
Maaf feelnya kurang dapet hihi.

12-11-2020
Salam manis
Afifahhanafi💞💝

Segenggam Harapan Cinta (Pesantren) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang