Part 9 - Rehearsal that brings into unwanted meeting

37.5K 2.8K 122
                                    

"Wait, what? Lu ngedate sama Nathan Sabtu kemarin? What the fuck!" pekik Julia kaget.

Lea langsung membekap mulut Julia sambil mendesis tajam, karena suaranya begitu keras, sehingga beberapa orang yang berada di sekitarnya menoleh dengan tatapan ingin tahu.

"Kecilin dikit bacot lu bisa gak, sih?" tegur Lea sambil melotot tajam.

Julia melebarkan matanya sambil mengangguk, dan Lea pun langsung melepas bekapannya.

"I mean, hey! This is Nathan who we talked about, right? Cowok kampret yang jadi cinta monyet plus cinta pertama, terus yang udah nolak dan lu sampe jadi jomblo sepanjang masa! Am I correct?" tanya Julia dengan suara berbisik, tapi penuh penekanan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"I mean, hey! This is Nathan who we talked about, right? Cowok kampret yang jadi cinta monyet plus cinta pertama, terus yang udah nolak dan lu sampe jadi jomblo sepanjang masa! Am I correct?" tanya Julia dengan suara berbisik, tapi penuh penekanan.

Lea menghembuskan napasnya dengan kasar sambil memejamkan matanya. Sepertinya dia sudah salah dalam memberikan inputan terbaru kepada Julia, yang obviously bermulut besar itu.

"Gue ngedate sama dia, bukan tanpa alasan," ucap Lea kemudian.

Lea mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya, dan mengetik pesan singkat pada Wayne, agar kakaknya itu menjemputnya. Sepertinya hari ini, dia akan pulang sedikit terlambat dari biasanya. Sementara supir pribadinya kembali ijin karena ada keperluan pribadi, alhasil Julia menjemputnya untuk datang kemari.

Alis Julia berkerut bingung. "Bukan tanpa alasan gimana maksudnya?"

"Dia adalah dating mentor yang kasih tutorial soal pacaran, biar gue nggak jomblo." Lea menjelaskan.

Julia mengerjap sambil menatap Lea. Sedetik. Dua detik. Tiga detik. Lalu Julia melebarkan matanya sambil membekap mulutnya sendiri, menatap Lea dengan tatapan tidak percaya.

"Is that a joke?! Nathan jadi dating mentor? Heck! Lu yang minta, atau dia yang nawarin diri?" tanya Julia dengan ekspresi kagetnya.

"Gue," jawab Lea langsung.

"Lu gila yah?!" seru Julia dengan mata melebar kaget dan suara yang lebih keras dari sebelumnya.

Alhasil, semua yang ada di sekeliling mereka menoleh kearahnya. Shit! Lea hanya mendengus sambil melotot tajam ke arah Julia yang terlihat menyesal, lalu melirik ke kanan kirinya sembari meminta maaf.

"Thanks to you, Jul," celetuk Lea dengan sindiran tajam.

"Sorry, gue kaget. I mean, gue beneran kaget kalo ternyata temen gue itu bego banget!" ucap Julia tanpa beban.

Lea merengut. "Gue merasa dengan meminta Nathan jadi dating mentor, otomatis trauma karena pernah ditolak bakalan hilang! Lagian, gue kudu pacaran biar bisa lupain dia."

"Since when you're being that eager about dating someone, Lea? Don't give me that bullshit!" sahut Julia ketus.

"Gue juga gugup, okay? Kalo nggak karena Wayne minta dia jadi safeguard selama gue magang, gue juga nggak bakalan nekat kayak gini," balas Lea dengan nada frustrasi.

UNSPOKEN LOVE (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang